Tidak ingin mereka terganggu dengan (M/N) yang berdiri menatap tanpa mengeluarkan suara, (M/N) sontak tersenyum tipis dan menyapa dengan formal.
Yang tentunya, di balas baik oleh mereka terutama si gadis paling kecil juga paling termuda atau Lucy Pevensie.
Sangat berbanding balik dengan para ketiga saudaranya yang masih canggung.
Tapi (M/N) tak memikirkannya atau tersinggung, hal lumrah jika kalian melihat wujud palsu (M/N) ini. Dengan surai grey ash seleher yang sengaja di kuncir kuda rendah, tubuh sedikit kekar juga tegap dan tambahan telinga elf palsu.
Apalagi visual yang mendukung membuat mereka mengira bahwa (M/N) benar-benar sosok elf.
Sekian 2 menit jeda, (M/N) baru menyadari bahwa orang bersaudara didepannya adalah manusia yang sama dengan dirinya. Pantas saja, Mr. Berang-berang terlihat biasa saja dan tak was-was.
"Oh, apakah kalian-pwuehh!!" Baru saja (M/N) ingin bertanya, tapi harus terhenti saat sebuah salju menghantam wajah tampannya.
Ia menghela nafas berat sembari menyeka salju yang beberapa ada meleleh di wajah dengan kasar, lalu beralih menatap sengit ke arah pelaku yang melemparnya salju.
"Shuuttt! Apa kamu bodoh untuk berbicara di sini!" seru Mr. Berang-berang, pelaku melempar salju ke wajah (M/N).
Dia menegurnya lalu berjalan mendahului (M/N) juga empat manusia lainnya. Helaan nafas keluar lagi dari laki-laki ash grey.
Raut wajah kesal itu berubah menjadi datar dengan senyum kecil dan sedikit menyingkir ke samping dengan tubuh agak membungkuk, mempersilahkan kepada mereka berjalan dulu.
Sekarang urutan berjalan mereka adalah Mr. Berang-berang paling depan, di susul dari belakang oleh Lucy dan saudaranya lalu (M/N) yang paling belakang.
Mereka berjalan menyusuri hutan menuju ke rumah berang-berang di selingi celotehan tidak jelas oleh Mr. Berang-berang yang akan di balas cibiran dari (M/N) dan terjadi perdebatan kecil.
Srakhhss!
"Ah-!" Si paling sulung atau Peter Pevensie, tak sengaja menginjak lubang kecil tertutupi salju membuatnya tubuhnya terjungkal ke depan.
Hup!
"You okay, now."
Peter yang awalnya memejamkan matanya membiarkan tubuhnya terjatuh di atas tumpukan salju, tapi aksi jatuh tersebut tidak jadi karena tubuh yang lumayan dingin melingkar di sekitar tubuh Peter.
"Thanks..." ucapnya yang di balas anggukan serta deheman dari (M/N).
Peter mendongak dan (M/N) menatapnya terjadilah bertatapan satu sama lain di antara mereka-
"Apa kalian berdua akan terus saling adu melotot sampe membeku? Silahkan saja, aku tidak mau!"
-jika saja Mr. Berang-berang tidak menegurnya. (M/N) mendengus pelan sembari membantu Peter membebaskan kakinya yang tersangkut dalam lubang dan mereka kembali berjalan lagi.
Posisi mereka masih sama dengan yang tadi, hanya saja jarak Peter dan (M/N) sekarang mulai menipis hanya sekali jengkal saja mereka bisa merasakan hangat atau dinginnya tubuh di antara Peter juga (M/N).
"Apakah kamu dengan mereka adalah saudara?" tanya (M/N) dengan jari mengelus kepala burung kenari, yang masih setia bertengger di bahunya.
"Ya, rata-rata memiliki selisih dua tahun," balas Peter tanpa sadar menyamakan ritme jalannya dengan (M/N).
"Pasti menyenangkan mempunyai saudara yang banyak."
Peter berdehem. "Akan lebih baik jika tidak ada yang memberontak," celetuknya terdengar seperti sindiran. Laki-laki termuda diantara mereka atau Edmund Pevensie memberikan lirikan ke Peter juga (M/N) dan kembali menatap ke depan dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TRIAL!] DISSEMBLE || MALE READER X PETER P.
De Todo「Dissemble - to hide one's true feelings.」 •"Aku bertarung bukan karena membenci apa yang di depanku, tetapi aku mencintai apa yang ada di belakangku."• Cerita ini dimana seorang remaja laki-laki dari abad ke-21 ini tiba-tiba berada di hutan yang te...