Festival Budaya Pt.2

1 1 0
                                    

Sekitar pukul 09.00 WIB, dan para tamu undangan pun sudah berdatangan, sudah saatnya acara pembukaan untuk dimulai.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Selamat datang kami ucapkan  kepada seluruh tamu undangan, bapak Bupati dan wakil Bupati beserta jajarannya, bapak Camat dan wakil beserta jajarannya, tamu undangan dari kapolres, selamat datang bapak ibuk"

"Tahun ini kami diberikan kepercayaan lagi untuk menjadi tuan rumah acara festival budaya ini, inshaallah acara ini sudah kami persiapkan secara matang seperti tahun-tahun sebelumnya, baiklah saya selaku kepala sekolah secara resmi membuka acara festival budaya, mohon kepada perwakilan wajah SMA kita, Zaline Lissana Alya selaku ketua OSIS untuk membantu saya menggunting pita peresmian ini" ujar kepala sekolah.

Dengan langkah yang pasti, Zaline naik ke atas panggung dan berdiri tepat disamping bapak kepala sekolah, namun bukannya segera menggunting pitanya, kepala sekolah malah celingak-celinguk mencari sesuatu.

"kamu yang pakai baju adat sunda sama seperti Zaline maju sini" Zaline pun menengok kearah kepala sekolah berbicara mengajak seseorang untuk naik ke atas pentas.

Dengan kebingungan siswa laki-laki itu mengisyaratkan sambil menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan bahwa dialah yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Sedangkan Zaline hanya diam menatap orang yang ditunjuk oleh kepala sekolah.

"kenapa harus dia sihh, pokus Zaline pokus, lo ga boleh salting hanya karna beginian" batin Zaline meyakinkan dirinya.

"iya kamu sini" ujar kepala sekolah lagi.

Zaveen dengan yakin berjalan menuju pentas dan berdiri disebelah kiri kepala sekolah dan  tersenyum menatap kearah Zaline.

"saya perkenalkan inilah perwakilan wajah sekolah kita" kata kepala sekolah sembari merangkul bahu kedua siswanya itu.

Kepala sekolah memengang gunting, sedangkan Zaline dan Zaveen memegang pergelangan tangan kepala sekolah dan pita pun akhirnya putus yang diiringi dengan sorakan dan tepukan tangan para tamu undangan.



Saat ingin menuruni pentas, Zaline dan Zaveen disambut heboh oleh Echa.

"anjayy, wajah sekolah, mana bajunya couple lagi, ini mah tinggal nungguin penghulu aja udah sah" goda Echa.

Bukan Zaline namanya kalau tidak salting, pipi Zaline yang semula normal berubah menjadi merah seperti tomat. Sedangkan Zaveen hanya tersenyum sembari sesekali menatap ke arah Zaline.

"duhduh salting neng, sampe merah gitu pipinya" ujar Echa.
"hm hm blush on gw ini, udah ya Ca selagi gw masih baik sama lo" ancam Zaline sambil mencoba untuk menetralkan saltingnya, namun pipinya tidak bisa berbohong.

"ye maap kan cuma becanda, gimana Pin rasanya disandingin dengan Zaline?" tanya Echa menyenggol lengan Zaveen.
"senang plus bangga juga, karna saya bisa berdiri diatas sana dengan salah satu siswa terbaik sekolah ini" terang Zaveen melihat ke arah Zaline.
"gak siswa terbaik juga kali Vin" sungkan Zaline.
"poto dulu gak sih kitaaa" ajak Echa yang awalnya Zaveen tidak menyetujui hal tersebut, namun setelah dipaksa oleh Echa akhirnya Zaveen mengangguk pasrah.

"sini Pin lo sebelah kanan gw, lo disini Lin" perintah Echa yang akan mengambil foto selfie mereka.
"okay, sekarang kalian bedua, bediri disana" tukas Echa
"gak usah ah Ca" tolak Zaline.
"gak ada yok bediri disana, jangan bilang lo juga mau nolak Pin" timpal Echa.


Namun, bukannya menolak seperti tadi, Zaveen sangat kooperatif kali ini, dia segera berdiri ditempat yang ditunjuk oleh Echa.
"nah, Zaveen aja mau, ayo lah" ujar Echa sembari menarik tangan Zaline.
"geseran dikit, yak Pin geseran lagii, masa tengahnya dikasih kosong sih" arahan Echa yang saat itu sangat gemas melihat tingkah keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zaveen Untuk ZalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang