Di dalam Signature Suite The Eden Hotel, Sara duduk di sofa sambil memandang jendela besar yang memperlihatkan pemandangan laut dan taman di bawah. Di sebelahnya, Jay sedang asyik bermain game di tablet. Mereka memilih untuk beristirahat dan makan snack ringan sebelum nanti menikmati wisata malam di sini.
"Kalian masih bertengkar?" tanya Jay tiba-tiba, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
"Aku tidak tahu, tapi sekarang jadi canggung banget."
"Udahlah, tidak perlu bertengkar lama-lama, seperti anak kecil saja. Memang masalahnya sebesar apa?"
Ringan sekali bicaranya.
"Lagipula kamu belum bicara apa-apa dengannya. Mana tau dia apa yang kamu mau, mungkin Adam takut bicara juga takut salah. Atau kamu mungkin mau beli otak baru untuk Adam, supaya tahu apa yang kamu mau, tahu apa yang kamu pikirkan."
Sara memilih tak merespon.
"Dia juga lagi sibuk, tidak sepertimu yang malah meliburkan diri."
"Aku memang sedang tidak ada proyek!" Sara melempar bantal ke Jay yang masih fokus ke tablet. Ya, ini menyenangkan, saat ada proyek akan sibuk sekali namun jika tak ada bisa menikmati waktu santai, work life balance, sesuai apa yang ia inginkan selama ini.
"Hui! Jangan lempar aku Sar—aleo," Jay jengkel dan memakai plesetan panggilan yang membuat Sara marah setengah mati.
"Alai wa?!" (wtf) mereka kemudian kejar-kejaran di ruang tamu, Sara dengan bantalnya memukul-mukul Jay, sedangkan pria itu tertawa, anehnya kedua tangan masih fokus pada tablet.
Hingga terdengar ketukan lembut di pintu. Sara pun menyerah, membuka pintu itu, seorang butler pribadi suite Jay ini berdiri di sana dengan senyum ramah, "Maaf mengganggu. Pak Wardana meminta saya untuk menyampaikan pesan bahwa Royal Suite sudah siap untuk Mr. Raharja. Anda bisa pindah kapan saja."
Sara terkejut sekaligus bingung, "Adam yang minta?" diiyakan oleh butler trsebut.
Jay yang hanya mengerti Bahasa Indonesia sedikit—karena hanya hafal umpatannya saja lantas bertanya ke Sara apa yang mereka bicarakan. Sara pun menjelaskannya. Pria itu kemudian berjalan mendekati pintu, "Royal Suite? To big for me."
Butler melanjutkan, "Mr. Wardana has instructed that your room can be arranged according to your preferences. If you'd like, we can adjust it to make it more comfortable. He will also be coming shortly to ensure everything is secure," jelasnya ke Jay.
Sara merasa hatinya sedikit tersentuh mendengar perhatian itu. "Terima kasih. Nanti kami konfirmasi kalau berubah pikiran," jawabnya pelan, menutup pintu setelah butler pergi. Ia kemudian kembali duduk di sofa, "Shia, dia tahu aku di sini, Jay!"
Sedangkan Jay menoleh dengan senyum lebar, "Lihat? Dia sudah berusaha memperbaiki keadaan. Royal Suite! Aku dapat upgrade kamar apalagi itu yang sulit di dapat."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sweeter Place
RomantikAdam Wisnuthama Wardana, General Manager salah satu hotel dan resor prestisius di Indonesia, The Eden. Dikenal sebagai pria charming pewaris imperium bisnis real estate dengan hobi melancong ke negeri orang. Bertemu banyak mata namun tak ada yang ia...