Bunyi nada dering dari handphone Charilyn mengambil atensi gadis itu. Charilyn melihat siapa yang menelepon dan beranjak ke tempat yang sepi, "gue angkat telfon dulu ya."
Arabella mengangguk mengiyakan Charilyn sembari sibuk mengemasi tas nya karena memang waktunya untuk pulang.
Charilyn menekan tombol hijau lalu berkata dengan gugup, "ada apa?"
"Pergi ke taman belakang."
"Kenapa?" Tanya Charilyn was-was.
"Cepat!" Titah si penelpon dengan tegas. Charilyn sampai terperanjat dibuatnya. Gadis itu menoleh ke kanan ke kiri memastikan tidak ada yang mendengarnya.
"Ga mau!" Tolak gadis itu. Orang yang di ujung sana terdiam beberapa saat.
"Hmm Okey. Aku ke tempat kamu sekarang, kamu masih di kelas kan?" Berbeda dengan tadi, sekarang suara dingin tapi lembut yang terdengar.
Bukannya tenang, Charilyn kelabakan mendengar itu. Bisa heboh satu sekolah nanti jika tau ini, dengan tergesa-gesa Charilyn berkata, "ga usah ga usah. Gue aja yang pergi ke taman belakang."
"Kenapa?"
"Ya...begitulah pokoknya!" Charilyn mematikan teleponnya. Dengan cepat gadis itu pergi ke taman belakang, tak lupa Charilyn mengabari Arabella terlebih dahulu dan menyuruhnya pulang duluan. Supaya Arabella tidak mencari-cari nya nanti.
Sesampainya di taman belakang tanpa perlu bersusah payah mencari, Charilyn langsung melihat punggung orang yang dicarinya. Charilyn menoleh ke sekeliling memastikan tidak ada orang selain mereka.
Charilyn menghampiri lelaki tersebut lalu duduk di sampingnya. Charilyn berkata dengan malas, "ada apa?"
"Obatin," ucapnya seraya menyodorkan tangannya pada Charilyn. Tak lupa juga dengan kotak P3K.
Charilyn menatap heran tangan tersebut, menurutnya itu hanya hal yang sepele. Dengan heran Charilyn berucap, "Althan itu kan cuma goresan kucing, ngapain manggil gue segala buat ngobatin lo. Dibiarin juga bakal sembuh sendiri."
Althan tidak memberikan reaksi apapun. Charilyn memutar bola matanya malas, ia tau lelaki di depannya ini sangat keras kepala. Dengan hati yang kesal, Charilyn mengambil salaf dari dalam kotak dan mengoleskannya pada beberapa cakaran kucing yang lumayan banyak di tangan Althan.
Canggung dengan kediaman ini, Charilyn mencoba untuk berbasa-basi, "kok banyak banget cakaran kucing di tangan lo?"
Tidak ada tanggapan sama sekali dari si empu. Charilyn membatin, "lagi-lagi gue di acuhin sialan!"
Charilyn mendongakkan kepala nya untuk melihat Althan. Tak sengaja tatapan mereka bertemu. Setelah beberapa saat barulah bibir lelaki itu terbuka, "aku-kamu."
"Hah?" Ujar Charilyn tidak mengerti.
Althan menggenggam tangan Charilyn erat dan satu tangannya lagi menyingkirkan beberapa helaian rambut di wajah Charilyn, "jangan pake lo-gue, aku ga suka. Pake aku-kamu."
"Ga. Nanti orang-orang pada curiga gimana?" Charilyn menggelengkan kepalanya kuat. Ia tidak bisa memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi nantinya.
Althan meletakkan kepalanya di bahu Charilyn membuat tubuh Charilyn menjadi kaku dan memanas pada bagian pipinya. Althan memainkan rambut Charilyn, ia berujar dengan tenang, "biar aja mereka curiga, kita kan memang pacaran."
Rasanya ingin sekali Charilyn mencakar lelaki itu, tapi ia tidak punya nyali sama sekali. Entah apa yang akan dilakukan Althan nanti, saat diam saja hawa yang dikeluarkan lelaki itu saja sudah menyeramkan, Charilyn tidak sanggup membayangkannya. Charilyn membuang muka lalu berkata, "gu-aku mau nya kan hubungan kita disembunyiin dulu, kamu kan udah sepakat waktu itu, kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Trapped In A Cliche Story
De Todo"Klise banget!!!" "Widih....17 tahun tapi udah punya bisnis mendunia." "Ini mah menormalisasi perselingkuhan namanya!" "Ini juga, antagonisnya bodoh banget. Udah tau diselingkuhin gak sadar-sadar juga, hadeuh..." Me-roasting setiap novel yang tid...