18. mundur

714 66 10
                                    

Tengah malam yang begitu sunyi dengan pemandangan langit gelap yang di hiasi kelap kelipnya bintang yang bersinar, Suasana yang membuat hati semakin kacau dan rasa panik tengah menunggu sang empu yang sedari tadi hanya berbaring lemah di ranjang dengan selang infus di tangannya.

Luka yang telah dibalut kain putih namun masih saja menampakkan cairan berwarna merah itu, serta denyut nadi yang masih menunjukkan detaknya di seluruhnya tubuh. Sembari duduk di kursi, Sosok dengan tubuh kekar mulai meneteskan air matanya dan terus berdoa pada tuhan agar sosok dengan tubuh kecil yang tidur di ranjang itu segera terbangun dari tidur panjangnya.

"Tuhan, Tolong bangunkan dia.." Suara serak yang keluar dari pita suara memohon pada sang kuasa.

Serasa ucapan ialah doa dan tuhan memberkatinya selalu, Jemari lentik yang bergerak sedikit demi sedikit membuat pandangan mata mulai menatap sang empu. Mata yang terbuka dengan buku mata menghiasinya, kini terbuka perlahan menatap sosok yang gembira melihatnya sudah terbangun dari tidur panjangnya.

"Glacier.. k-kau sudah bangun?" Frost fire, kini ia menampakkan Senyuman di sudut bibirnya ketika melihat sang empu yang menunjukkan arah matanya dari seluruh kamar rumah sakit ke arah Wajahnya

"Frost.." Suara lirih yang keluar dari bibirnya membuat hati Frost fire merasa jauh lebih tenang dan bahagia. Namun tidak pada Glacier, di mana pikirannya kembali ke masa lalu yang membuat hatinya seperti tertusuk anak panah yang tajam hingga hati merahnya itu sudah pecah.

"Kenapa masih disini?"

"H-hah?.."

Bola mata yang mulai terbelalak akan terkejutnya pertanyaan yang muncul dari bibir sang empu, dia mengingat kejadian sebelumnya dimana dirinya dengan gampang mengatakan hal buruk dan menusuk pada kekasihnya itu.

"M-maafkan aku, aku tak bermaksud-

"Aku mengerti, aku juga salah karena tak memberitahu yang sebenarnya. Tapi di sisi lain, ucapanmu benar benar menyakitkan dan sepertinya kamu juga menginginkan kita cerai?"










*Deg...





















"Pergilah.. aku hanya ingin sendiri untuk saat ini"

Ucapan yang di lontarkan kembali membuat hati langsung terpikirkan akan keadaan sekarang ini, Frost fire pun pergi dari hadapan sang empu.

Pintu yang tertutup menandakan Frost fire yang telah pergi dari hadapannya, kini ia hanya bisa tersenyum tipis bersama langit langit kamar rumah sakit itu.

"Sakit..."

Dan di posisi kekasihnya, Frost fire kini bertemu dengan sang rivalnya yaitu Sopan. Tepat di depan kamar dan saling menatap dengan tatapan yang penuh makna.

"Biarkan aku bertemu dengannya"

"Tidak sopan, dia hanya ingin sendi-

"Mungkin dia mau kalau ketemu sama aku?"

Ujar sopan dengan seringainya sembari mendekat ke arah Frost fire.

"Therefore, be a better husband, bro..~"

"Sialan.."

"Eits.. jangan salah paham, aku disini bukan untuk merebutnya kembali"

Ucapan itu, kini membuat Frost fire semakin terbawa pikiran yang kebingungan. Terlihat Sopan yang mulai mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Frost fire.

"Aku tahu mungkin sekarang Glacier tak ingin berbicara padamu, tapi dia masih sangat mencintaimu jika kau tulus meminta maaf padanya. Dan sekarang, aku mengundurkan diri untuk merebutnya kembali karena merasa Glacier gak akan baik jika bersamaku.."

"T-tiba tiba?"

Sopan menganggukkan kepalanya pertanda ia benar benar jujur akan hal tersebut, perlahan Frost fire menerima jabatan tangan dari sopan.

"Baiklah, untukmu juga aku akan melindungi Glacier sebaik mungkin. Tapi kau mengundurkan diri bukan berarti kau tak bisa berteman dengannya"

"Eh? Masih boleh berteman?"

"Tentu saja, bagaimanapun kalian sudah saling kenal. Jika putus pertemanan di jalan, itu gak enak"

"Haha baiklah, terimakasih tuan Frost fire"









Perjodohan~ (Frost fire x Glacier) Yaoi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang