20

79 9 11
                                    

Saat di ruang 0SIS, Sasuke dapat pesan bahwa dia diperintah untuk menghadap kepala sekolah, pasti tentang Ino.

Lalu saat Sasuke bangkit, Karin mengurungkan niatnya untuk makan ketoprak dan memilih ikut keluar bareng Sasuke. Di perjalanan, Sasuke diminta Karin untuk lewat kantin saja, jalur tercepat menuju ruang kepala sekolah. Sasuke tidak protes, toh itu alternatif terkilat agar cepat sampai di ruangan sang kepala.

Sasuke tidak pernah menyadari pada aura negatif yang akan dia hadapi.

Saat Sasuke baru saja menginjak lantai kantin, dia tidak menyangka jika gadis yang selama ini Sasuke sembunyikan statusnya dan yang sampai sekarang masih berstatus sebagai pacarnya ada di sana.

Sakura. Manusia cantik yang ada di sisi Ino. Mereka itu .. pacarnya, kan?

"I'm watching you, Sasuke. Masih gue liatin."

Sasuke sudah tersentak sejak awal, dan kalimat Sasori semakin membuatnya terpojok. Keadaan ini membuat Sasuke bungkam.

"Sasuke."

Itu Ino, seseorang yang membuat jantung Sasuke bergemuruh hebat.

"Sakura!"

Dan itu Karin. Seruan yang membuat Sasuke mengalihkan atensi. Antara lensa onyi dan iris hijau Sakura bersinggungan.

Siswi pindahan itu tersenyum. Sesuatu yang membuat Sasuke jatuh cinta adalah senyum hangatnya. Sakura memang memiliki lengkung sabit yang indah di bibirnya, serta wajah cantik yang mendukung kemanisan senyumannya. Maka secara otomatis fokus Sasuke tak beranjak dari sosok Sakura, senyum itu begitu memikat, dulu.

Perasaan seseorang bisa berubah. Banyak faktor yang membuat rasa suka itu musnah, baik eksternal maupun internal.

Sekarang, Sasuke sadar. Kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah mempermainkan perempuan.

Melirik Ino yang nampak kebingungan melihat kedekatan Sakura dan Karin. Dan Sasuke tidak memedulikan sekitar, keadaan ini sukses membuat warga SMA Angkasa gatal ingin meliput.

"Ino ..."

*****

Sasuke tidak bisa ... belum! Ya, dia belum bisa mengatakan yang sebenarnya. Tidak sekarang.

Setelah sadar sepenuhnya dari ketersentakan itu, Sasuke memajukan wajahnya. Dia berbisik kepada Ino. "Sekarang ini.. cukup percaya sama aku,Ino."

Dan begitu saja Sasuke melanjutkan langkahnya tanpa menengok ke belakang. Tapi sebelum nya, dengan tampang culas Sasuke menatap Sakura, Ino perhatikan dengan raut kebingungan. Sampai kemudian Sasuke benar-benar hengkang.

Karin berdecak. "Cecunguk satu itu!"

Kenapa jadi Karin yang geram? Ino mempertanyakan, lalu melihat Sakura yang tersenyum seolah berkata 'nggak pa-pa'. Lantas, ada apa sebenarnya?

"Ino"

"Ya?" Refleksnya dalam merespons.

Senyuman Sakura sungguh manis. "Kita ini ... temen, kan?"

Tanpa ragu Ino mengangguk, walau dalam hati dia mulai tak yakin.

Maka lain halnya dengan Karin. Mendengar itu, dia ingin menyeleding. Pertemanan antara sesama pacar ketua kesiswaan, emang bisa? Ini yang gila siapa, sih?!

"Oh ya, Kak Karin ini temen aku." Sakura sedang memperkenal kan soal kedekatannya dengan Karin. "Bisa dibilang kami sahabat, kayak kamu sama Naruto."

Ino mengangguk, saat dia hendak berucap, Naruto datang setelah sekian lama Naruto menyimak.

SASUINO { As long as it's happy }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang