|rahasia yang terbongkar

3 1 0
                                    

Haii~ viyaa combek nih, mana semangatnya?? 💪

Kalian pernah denger perkataan Joseph campbell gak? Yang berbunyi gini "menjadi penulis yang baik itu bukan sebuah tujuan utama, melainkan proses yang harus dinikmati setiap karyanya"

Berkarya itu gak mudah, harus memikirkan adegan dalam cerita yang dibuat oleh seorang penulis, harus bersabar menunggu karya kita disukai, harus tekun dalam membuat setiap bab nya, walaupun kadang aku sendiri tidak pernah membuat bab dengan tepat waktu yang sudah jadi rencana awal.

" Sebuah karya akan semakin lebih sempurna dengan di imbangi usaha penulis yang tekun "

Tapi kadang ketekunan itu sirna, karena tidak ada ucapan semangat dari para pembaca yang menantikan sebuah karya.

Maka dari itu, tolong pencet tanda vote ya, gak maksa tapi kalo suka pencet..

Maaf sudah basa-basi..

Happy reading 🌹

.
.
.

***

Siang hari dalam langit biru yang cerah di iringi terik matahari dari sunset dalam suasana yang tenang dengan di hiasi awan-awan putih yang cantik.

Angin kencang yang menghempas daun pepohonan memberi nuansa sejuk bagi raga yang merasakannya. Sejenak Radit dan Kirana beristirahat dari kepenatan setelah melakukan kegiatan sehari-hari.

Di ruangan tamu yang biasanya diduduki para tamu yang berkunjung, Kirana mendekatkan dirinya pada tubuh Radit, merilekskan kepalanya dengan bersandar di bahu kakak tersayang nya.

" Kirana boleh tanya bang? "

" Tanya aja"

Kirana memejamkan matanya sebelum ia mengatakan isi pikiran nya.
" Sebenarnya, apa ada rahasia yang disembunyikan bang? Terkadang bunda baik sama Kirana, tapi terkadang bunda marah-marah gak jelas dan nyalahin Kirana, contohnya kemarin pas Kirana di salahkan, bunda bilang Kirana penyebab kematian sahabatnya, bunda bilang... Bunda gak pernah hamil lagi setelah melahirkan bang Radit"

" Kenapa bunda selalu bilang Kirana bukan anaknya? Bunda punya penyakit mental? Memangnya kenapa? Bunda sering nyalahin Kirana padahal Kirana gak ngerti apa-apa, emang Kirana salah apa bang? Kirana... "

Belum menyelesaikan ucapannya, suara Kirana terhenti di tenggorokan, ia tak sanggup mengatakan isi hatinya, walaupun ia sangat ingin mengutarakan semua hal yang ia pendam selama ini.

" Udah... Kamu gak salah, Abang yang salah, kamu itu spesial di hati Abang na, Abang bakalan selalu jagain kamu jika ada yang nyakitin perasaan kamu, Abang paham yang kamu rasain, jangan di paksakan, jika kamu udah gak kuat... Nangis dulu gak papa, nanti kalo udah senyum... Kita jalan-jalan, gak usah mikirin itu lagi "

" Gak ada yang disembunyikan " ucapnya di akhir kalimat dengan ekspresi wajah yang datar, ekspresi memang datar tapi hati dan pikiran yang berisik.

Radit tau, dia berbohong, hanya saja ini untuk kepentingan dirinya dan orang orang yang masih menyayangi Kirana, ini demi dirinya, tapi belum tentu Kirana menyukainya.

.
.
.

***

Mainan puzzle berceceran di lantai untuk diselesaikan dua anak kecil yang sudah sedari tadi pagi belum selesai menyelesaikan permainan itu, Kirana menghampiri kedua anak itu, menyodorkan plastik berisi permen kapas yang berjumlah 2 sesuai anak yang disodorkan permen kapas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AUTUMN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang