Episode 7

507 81 0
                                    

Fre dan Fio duduk santai di taman belakang resto itu. Keduanya sejak tadi masih diem-dieman. Rasa canggung sangat terasa disana. Bukan suasana layaknya 2 sejoli yang lama terpisah.

"Apa kabar Fio?" Tanya Fre mencoba membuka percakapan.

"Baik, kamu apa kabar?" Tanya Fio.

"Good," jawab Fre, dan seketika suasana canggung kembali muncul.

"Kamu tau tentang ini?" Tanya Fio. Fre dengan cepat menggeleng.

"Aku gak tau sama sekali," kata Fre meyakinkan kalo dia gak lagi ngejebak Fio.

"Perlu kita sampein ke orang tua kita?" Tanya Fio lagi.

Fre menarik nafas panjang, mendekatkan duduknya dengan Fio dan menatapnya tajam.

"Masih marah sama aku?" Tanya Fre. Fio hanya tertunduk.

"Aku minta maaf sama kesalahan ku, ya aku emang dulu terlalu egois, aku saat itu cuman punya kamu, tapi jarak dan waktu gak berpihak pada kita, bukan aku gak sayang," kata Fre. Fio belum membuka suara, dirinya bahkan tidak menatap Fre.

"Kita ada disini itu bukan mau kita, tapi takdir yang mempertemukan, aku gak maksa kamu buat maafin aku, tapi aku udah meyakinkan diriku, untuk menjalani perjodohan ini, orang tua cuman pengen yang terbaik buat anaknya, sekarang kalo aku tau itu bener, Masa aku buang gitu aja," kata Fre memundurkan badannya menjauh dari Fio.

"Aku gak tau, aku gak bisa mikir, aku kaget pas tau itu kamu, jujur aku gak bisa deskripsikan perasaanku saat ini, tapi rasa sakit nya masih ada Fre," kata Fio.

"Oke aku gak bisa maksa, aku bakal batalin perjodohan ini," Fre bahkan gak dengerin Fio dan dia berjalan masuk kedalam ruangan.

"Dih, kebiasaan banget sih, gak ilang-ilang," kata Fio gregetan sama sikap Fre yang main mutusin sesuatu secara sepihak dan seenaknya.

"Misi mama, papa, tante, saya udah ngobrol sama Fio, kami mutuskan untuk...," tiba-tiba kata-kata Fre di cut Fio yang langsung menariknya mundur.

"Kami coba jalanin dulu, mohon waktunya, kami coba berproses dulu," kata Fio. Yang terlihat surprise dan bahagia gak cuman ketiga orang tua tapi juga Fre yang berdiri di belakang Fio.

"Bagus, sip, kami gak akan maksa kalian buru-buru nikah, toh si Fre masih harus beresin kuliahnya dulu, makasih banyak ya Fio," ucap papanya Fre. Fio membungkukan badannya.

Fre dan Fio akhirnya memutuskan untuk sementara waktu menyimpan cerita masa lalu mereka dari keluarganya dulu. Mereka pengen bisa kembali seperti dulu baru menceritakan semuanya.

"Bang, sini lu!" Panggil Fre pada Bang Jabieb yang baru saja hendak pulang saat mereka sampai dirumah.

"Paan? Emosi amat?" Tanya bang Jabieb.

"Lu tau ya masalah perjodohan?" Tanya Fre dengan wajah kesal.

"Eits, mama lu yang bilang gak boleh gue bocorin, jangan salahin gue," kata Bang Jabieb membela diri.

"Gue pikir lu abang gue, sahabat gue, jahat lu," kata Fre.

"Sori bro, nothing personal, its just a bisnis, hehe," bang Jabieb nyengir bikin Fre tambah kesel.

"Kalo sama siapanya lu dah tau dari awal?" Tanya Fre lagi.

"Nah kalo itu gue cuman tau ma anak temen bos yang kuliah di luar," kata Bang Jabieb. Fre menunjukan foto dari pertemuan tadi. Saat Bang Jabieb akan teriak Fre buru-buru menutup mulutnya.

"Gak usah ribut lu, gue ma Fio mau diem-diem dulu aja, lu tau kan kemaren putusnya berantem," kata Fre.

"Takdir Fre, kagak bisa lu lawan, semesta yang atur, kalah otak lu ma kekuatan takdir," kata Bang Jabieb senyam senyum.

"Pokoknya sampe ini bocor, pala lu gue bocorin sekalian," ancam Fre.

"Ce ilah, sadis amat lu, iya-iya, percaya ma gue, lu lamaan idup ma gue dari pada bokap nyokap lu, masa lu gak percaya," kata bang Jabieb.

"Justru karena gue lebih tau lu, gue gak percaya ma lu," kata Fre nyengir.

"Setan lu!" Kata Jabieb meninggalkan Fre yang sedang cekikikan.

**************************************

Akankah hubungan FreFio membaik
Apa yang akan mereka hadapi selanjutnya
Bagaimana mereka menjalani semua ini

Ditunggu lanjutannya

Happy reading

Cerita Cinta Fre-Fio (Perjodohan Tuhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang