LILIN API (SIDE A)

18 1 0
                                    

"Lilin Api" (Side A)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lilin Api"
(Side A)

Suasana area pertambangan malam itu begitu ramai dengan pekerja buruh yang sedang mengadu jiwanya pada harapan demi mendapatkan beberapa koin untuk membeli makan. Pakaian pekerja terlihat lusuh dan kotor, kulit mereka yang sudah bercampur dengan partikel-partikel debu dari asap dan batu bara.

Suara bel berdentang sangat keras, mengisyaratkan bahwa jam kerja usai. Para buruh segera berkumpul berbaris untuk mendapatkan upah hasil dari kerja keras mereka di pertambangan. Satu persatu dari mereka menjulurkan tangan bagaikan pengemis yang meminta koin sebagai penyambung hidupnya.

"Setelah pembagian upah, semua berbaris. Akan ada pengumuman dari tuan Baron!" ucap seorang pegawai pemberi upah dengan lantang.

Semua para buruh sigap dengan teratur, tidak hanya seorang pria disana ada wanita dan anak anak berusia belasan tahun.

"Malam ini merupakan sesuatu yang begitu penting dalam hidup saya, oleh karena itu orang-orang yang disebutkan maju ke hadapan saya karena akan ada sebuah hadiah menarik dari saya." Kata seorang bangsawan yang penuh wibawa dan berpakaian mewah dengan jas yang megah.

"Forkley, simons, dan cleve silakan maju kedepan!" seorang pegawai memanggil, orang dengan nama tersebut bergegas maju ke depan.
Semua orang saling berpandangan, mereka terlihat cemas dan degupan jantung bernotasi sama dari beberapa ratus orang buruh terdengar sangat keras. Tak biasanya mereka akan diberi hadiah, oleh karena itu mereka sama-sama merasakan ketidaknyamanan dan ketakutan.

Baron memerintahkan pegawai lainnya untuk menutup mata ketiga orang yang dipanggil dengan sebuah kain. Ketiganya berdiri dengan tubuh gemetar, namun dengan penuh harap bahwa hadiah yang diberikan adalah sebuah kebenaran.
Kenyataan merupakan sebuah harapan yang terdistraksi, tak ada yang mengetahui bagaimana harapan itu terwujud. Semua hanyalah kekosongan belaka, hanya intuisi yang mampu menebak dengan baik. Tetapi terkadang, kesiapan untuk menerima adalah salah satu hal yang berdasar. Inilah seni sebuah kenyataan, keterpaksaan yang menarik jawaban antara kebenaran dan kebatilan.

"Dooorrr! Dorrr! Dorrr!"

Gemuruh suara tembakan berlangsung menghadiahi atmosfer mencekam, perpaduan tersebut menggelapkan pandangan Hasrat kemerdekaan. Semua terdiam, takut bahkan Sebagian menangis bukan karena tidak mendapatkan hadiah. Justru mereka tak pernah menginginkan kado ulang tahun dari tuannya. Tanpa kejelasan apapun, bagi Baron malam itu merupakan persembahan terindah bagi kelahiran puteranya.

***

Wales tahun 1855, Malam itu begitu dingin tentu saja beberapa pegawai penjaga pertambangan mengenakan mantel tebal untuk melindungi dirinya dari udara yang menusuk hingga ke tulang. Sebagian melakukan pekerjaannya sebagai lembur namun tidak termasuk upah tambahan seperti biasanya. Beberapa penjaga malam sedang beristirahat dekat lubang kedalaman hingga tujuh ratus meter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LILIN SANG BATARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang