Part 22 *New

187 19 5
                                    

"Bagaimana kau suka?" Kyuhyun bertanya pada wanita yang sedang asik memakan sebuah es krim di tangannya. Wanita itu tampak bersinar di bawah panasnya matahari. Ia bagai gadis musim panas yang membawa secercah cahaya untuk sekitarnya. Di samping itu juga, pemandangan laut di depan mereka seperti cerminan kepribadiannya yang cukup tenang. Tenang dalam bertindak dan bertutur kata.

"Suka, rasanya sangat segar di makan seperti saat-saat ini. Kau ingin mencobanya?" Tawarnya kepada Kyuhyun.

"Boleh, jika kau ingin membaginya."

"Hm?" Sedikit terkejut dengan jawaban Kyuhyun membuat dirinya tampak kikuk. Sebenarnya ia hanya berbasa-basi menawarkan es krim kepadanya untuk menghilangkan rasa canggung yang masih melekat pada mereka. Di luar dugaan Kyuhyun malah menjawab seperti itu. Kyuhyun tertawa dibuatnya yang menyebabkan gadis itu semakin bingung.

"Santai saja, Irene. Aku hanya bercanda. Itu milikmu, kau bisa menghabiskan sepuasnya. Aku tidak akan memintanya lagi" Irene menahan malu. Pria itu pandai menggoda orang lain. Terkadang ia masih belum paham dengan sifat Kyuhyun yang tidak dapat ditebak.

Satu hal yang dapat Irene tangkap setelah beberapa kali berinteraksi dengan pria itu, Kyuhyun terkadang menampakkan sifat jahilnya. Itu agak tidak terduga dengan impresinya yang selama ini menganggap Kyuhyun memiliki sifat dingin. Ada saja hal yang mengejutkan dari pria itu selama jalan dengannya.

Keinginan untuk jalan bersama berdasarkan dari inisiatif Kyuhyun yang ingin memulai pendekatan dengan Irene dan mengenal gadis itu lebih dalam lagi. Bukan unsur paksaan yang selama ini selalu digaungkan oleh ibunya, Nyonya Cho. Murni dari pemikiran Kyuhyun sendiri.

Seringkali Nyonya Cho memaksa putra satu-satunya itu agar Kyuhyun lebih dekat dengan Irene. Mendengarnya saja tidak, apalagi melakukannya. Nyonya Cho pun tidak menduga bahwa Kyuhyun dengan sadar atas inisiatif pribadinya, merealisasikan keinginannya.

Mengetahui itu beliau cukup senang ada perkembangan dari hubungan Kyuhyun dan Irene. Tentu Nyonya Cho menganggapnya bukan hanya sekadar jalan biasa namun sebagai kencan putranya dengan Irene. Tatkala Nyonya Cho menanyakan kabar atau aktivitas yang tengah mereka lakukan melalui via pesan yang dikirimkannya kepada Kyuhyun. Beliau hanya terlalu semangat menunggu kabar tersebut.

"Tunggu sebentar." Belum sempat Irene bertanya, Kyuhyun sudah melenggang pergi tanpa memberi tahu ke mana ia akan pergi. Irene melihat pria itu berlari kecil meninggalkannya. Tak lama dirinya menghilang di tengah kerumunan orang-orang. Sesuai petuahnya, Irene menunggu seraya melanjutkan  menikmati es krimnya. Toh, Kyuhyun bilang hanya pergi sebentar.

Tak lama Kyuhyun kembali dengan langkah seperti sebelumnya, berlari kecil. Entah apa yang membuat pria itu terburu-buru dalam melakukan aksinya. Irene terkesiap saat Kyuhyun menekuk lututnya di sebelah kursi yang didudukinya. Kyuhyun merogoh sesuatu dari kantong celananya kemudian menarik kakinya. Ia menempelkan sebuah plester di sekitar tumit kakinya yang terlihat lecet. Kyuhyun mengulangi menempelkan itu untuk sebelah kaki Irene. Membuat Irene membatu diposisinya.

"Sudah selesai." Ucapnya dengan tersenyum. Sedangkan Irene masih mematung di posisinya. Bahkan tak sempat membalas senyuman itu. Ia terlalu terkejut dengan tindakan kecil yang Kyuhyun lakukan.

"A-ah t-terima kasih Kyuhyun, kau tak perlu repot melakukannya."

Rupanya Kyuhyun menyadari bahwa sedari tadi Irene merasakan kurang nyaman dengan sepatu flatnya. Ia juga melihat belakang kaki Irene terlihat memerah akibat gesekan kaki dengan sepatunya yang tidak nyaman dipakai. Melihat itu, ia berlari meninggalkan Irene sebentar bermaksud mencari mini market yang ada di sekitar pantai untuk membeli sebuah plester. Setidaknya dengan plester itu kulitnya tidak semakin terluka lebih parah.

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang