CHAPTER 3

10.5K 890 4
                                    

Aza bertatapan dengan seorang pria tua dengan aura wibawa dan tatapan nya yang tajam menelusuri seluruh tubuh Aza membuatnya seketika merinding.

Segara, tiba dikamar rawat Aza dan langsung menyuruh semua orang keluar. berakhir hanya mereka berdua yang berada di kamar rawat dan saling bertatapan.

"tatapan apa itu?" ucap Segara sambil tersenyum. namun Aza dapat merasakan senyuman itu bukan senyuman biasa.

Aza hanya diam mencoba bersikap tenang. jiwa Ryan seakan tau jika Segara bukan orang yang mudah dibodohi. dia tak tau seberapa jenius seorang Agraish Segara dibanding anggota Agraish yang lain.

Segara pun duduk di samping kasur Aza dan mengelus kepala Aza dengan lembut. namun tatapan nya masih sama.

Aza langsung menyentak tangannya dan menatap nya dengan mata berkaca-kaca. tatapan mata ketakutan dan waspada.

bukannya marah, Segara hanya terkekeh kecil dan mendekatkan wajahnya kehadapan Aza. Aza sontak mundur dengan jantung berdebar dan nafas yang mulai memberat.
Segara sungguh membuatnya ketakutan hanya dengan aura nya.

seakan Segara melakukan sesuatu hal yang membuatnya tertekan, padahal Segara hanya diam sembari menatapnya dengan penuh makna.

"sakit?" tanya Segara dengan lembut dan perlahan mengusap dada Aza. dapat Segara rasakan debaran jantung Aza yang kencang.

Aza diam-diam menangis namun tak ada isakan yang keluar. dia semakin terdiam kaku dengan apa yang dilakukan Segara.

"jika tak sakit, tak akan ada yang terluka. jika itu sakit..." Segara tak melanjutkan ucapan nya dan hanya tersenyum lebar.

perlahan dan dengan gerakan kaku, Aza menggeleng. "s-sakit"

terkekeh kecil melihat cucu kesayangannya sangat menggemaskan ketika seperti ini. seperti kelinci kecil yang hendak dimangsa serigala.

"how cute?" gumam Segara.

Segara membuka kedua tangannya seolah siap menerima pelukan erat dari Aza. "tidak merindukan Opa kesayanganmu ini?"

Aza diam dan menatap ekspresi wajah Segara. dia hanya melihat mata tajam dan wajah tanpa ekspresi. namun tatapan itu seakan membuatnya tenang.

"O-opa?"

Segara mengangguk dengan smirk di wajahnya. smirk itu melebar kala Aza mendekat dan masuk kepelukannya.

"aku tau semuanya"

Aza terdiam kaku dipelukan Segara. Aza mendongak tanpa melepaskan pelukannya.
dapat dia liat tatapan lembut dari Segara menatapnya.

"Opa tau semuanya, Baby. dan Opa pastikan mereka tak akan hidup tenang" ucap Segara.

Aza melepaskan pelukannya dan menatap Segara dengan tatapan tenang. Aza perlahan tersenyum.

"apa saja yang anda ketahui?" tanya Aza dengan tenang.

Segara diam. tatapannya kembali menajam dan mencari ekspresi di wajah damai Aza. Segara tersenyum kecil.

"orang-orang itu"

"lalu, hanya itu?" ucap Aza

"bolehkah?" tanya Aza tiba-tiba membuat Segara menatapnya datar namun tersirat kebingungan.

"Mm?"

Sedetik kemudian Segara terkejut dengan apa yang dilakukan Aza. namun dia tak berniat menyingkir.

Aza

dia mengeluarkan pisau buah yang dia sembunyikan di balik selimutnya. dia juga mengarahkan pisau itu ke leher Segara. berakhir dia mengungkung Segara dengan pisau berada di perpotongan leher Segara.

I'm a Drama‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang