Come on, enjoy !
Di tengah suasana laut yang tenang, Ratu laut mengamati beberapa putri duyung dan pangeran duyung yang tekun melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
Meskipun sangat merindukan putrinya, sang Ratu mengerti bahwa ia tidak bisa memaksa putrinya untuk kembali tanpa keinginannya.
Ratu memercayai pria yang dikenal sebagai Julian, sesuai dengan cerita sang Pangeran duyung. Ia yakin bahwa putrinya berada di pihak yang baik.
Jika sesuatu terjadi pada putrinya, ia tidak akan goyah dalam tekadnya untuk mengubah kota Sagas menjadi lautan dengan menciptakan tsunami yang dahsyat.
Sang Ratu mengamati ikan-ikan yang berenang, gurita dan bintang laut yang melakukan aktivitas mereka di dalam air. Ia tersenyum pada makhluk-makhluk laut yang tenang itu, menghargai kedamaian yang mereka pancarkan di tengah-tengah rumah air mereka.
Sebenarnya dia tidak masalah putrinya bersama manusia. Tapi, mengingat manusialah yang membuat suaminya mati, itu menumbuh rasa benci dan dendamnya terhadap manusia.
Ayah mertuanya juga merupakan seorang manusia dan menjadi makhluk laut atas keinginannya sendiri. Pria itu hidup sempurna, dia adalah seorang kapten kapal pesiar pada saat itu.
Sang Ratu mendesah pelan. Dia membelai kepala kuda laut dengan sentuhan lembut. "Halo." Dia tersenyum kecil melihat kuda laut itu bersandar pada sentuhannya, mencari kenyamanan.
Namun, sang Ratu tetap merasa gelisah dan tidak terima. Putrinya adalah the Princess of the sea, dan dia akan menjadi calon the Queen of the sea kedepannya. Seorang putri duyung yang memiliki kekuatan luar biasa dan kecantikan yang mutlak. Tapi, masih di atas kata 'mutlak' karena dia sangat sempurna dan indah.
"Putriku.."
𓇼 ⋆.˚ 𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟 ⋆.˚ 𓇼
Julian saat ini sedang membuat susu cokelat hangat. Suara sendok berputar di dalam gelas mengaduk susu agar merata dengan air. Suasana hening dan damai, hanya ada suara sendok yang mengaduk susu.
Tapi, keheningan hancur saat Marni tiba-tiba berteriak. "AAAA!!"
Julian terkejut saat Marni naik ke punggungnya, berpegangan erat padanya saat kecoa berjalan kearahnya. "Julian, ada itu! Ada itu!"
Julian melihat kecoa itu diam di sudut dinding. Marni terus memeluknya erat di punggung nya. Julian mendesah lalu tersenyum. Tingkah wanita itu selalu membuatnya terkejut.
"Itu hanya kecoa, Marni."
Dia segera mengambil semprotan pembunuh serangga lalu menyemprotkan kearah kecoa itu. Kecoa itupun pergi darisana.
"Selesai."
"Bagaimana jika dia datang lagi?! Dia belum mati!"
Julian memutar matanya lalu meletakkannya semprotan pembunuh serangga itu diatas meja. "Dia akan mati sebentar lagi. Sekarang, turun dari punggung ku."
Marni segera turun dari punggungnya, lalu Julian merapikan bajunya yang berantakan karena wanita itu. Marni mengerutkan bibirnya, cemberut. "Kenapa ada hewan seperti itu? Itu menggelikan!"
Marni sedang menyisir rambutnya sambil menatap kearah cermin. "Lalala~" Dia memakaikan vitamin rambut di rambutnya yang halus dan lembut. Warna pirangnya bersinar, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus seperti susu.
Merasa kakinya geli, dia melihat kebawah, kecoa itu merayap di kaki mulusnya. Dia membeku dan berteriak. "AAAAA!!"
"Hmm.. begitulah ceritanya." Kata Marni setelah menceritakan itu pada Julian.
Julian mengusap pangkal hidungnya, tapi juga terkekeh dengan tingkah wanita itu yang takut kepada serangga kecil. "Aku tidak percaya makhluk laut ini takut kepada serangga yang tidak berbahaya."
Pipi Marni memerah dan kesal karena godaan dari pria itu. "Dia merayap di kakiku! Itu sangat geli."
Julian terkekeh lagi lalu bersandar di meja dapur. "Yah, ternyata kau sama halnya dengan wanita di dunia ini."
Kekesalan Marni berubah menjadi bingung dan penasaran saat Julian mengatakan itu. Dia melanjutkan. "Sebagian wanita juga takut dengan kecoa. Salah satu serangga yang membuat orang-orang takut padanya, meskipun dia tidak menggigit." Katanya. "Tapi, tidak hanya wanita sebenarnya. Pria juga takut kepada serangga itu."
Marni mendesah. "Aku harap serangga itu tidak ada dirumah ini lagi."
Julian mengangguk. "Penyebab serangga itu datang karena keadaan rumah yang kotor dan sisa-sisa makanan yang tidak dibuang ke tas plastik."
Dia menyesap susu yang dibuat sebelumnya lalu melanjutkan. "Yah, kurasa aku harus membersihkannya nanti agar serangga itu tidak datang lagi."
Mata ungu wanita itu membinar dengan antusias saat Julian mengatakan bahwa dia akan beres-beres rumah. "Aku juga! Aku juga!"
Senyum miring tersungging di sudut bibir Julian saat melihat Marni begitu bersemangat. "Oh kau juga? Baiklah, kau bisa membantuku."
"Oke!"
*******
Terima kasih banyak telah menemani saya sampai akhir. Itu adalah perjalanan yang luar biasa dan saya harap saya dapat berbagi lebih banyak cerita dengan Anda di masa mendatang !
KAMU SEDANG MEMBACA
MARNI
NouvellesPada tahun 1989, seorang barista bernama Julian, yang secara tidak sengaja bertemu dengan putri duyung yang menawan saat mengagumi pantai yang diterangi cahaya bulan. Pertemuan supernatural ini memicu serangkaian kejadian misterius dan mendebarkan s...