Aku kini mengerti, hujan deras mengguyuri kotaku. Padu bersama guntur yang mengiringi. Aku kini hanya bisa terdiam dengan kertas lusuh. Yang menyimpan beribu kenangan yang utuh.
Mendung awan gelap menyelimuti hariku. Kini membawa cerita baru. Yang tak pernah ku tahu dan kuinginkan. Namun kertas lusuh tadi, masih kupegang di tangan kanan.
YOU ARE READING
Titik lidah merah muda
Poetrybukan apapun, hanya renungan sial yang berkecamuk di dalam hatiku. jadi, maafkan bila ini hanya sekedar pelampiasan. untuk kalian yang membacanya, semoga esok hari adalah hari keberuntungan mu.