Chapter 11

496 43 12
                                    

Helius bukan hanya memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi juga musuh yang melimpah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helius bukan hanya memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi juga musuh yang melimpah. Athena tahu saat dia keluar dari gerbang Helius maka akan banyak orang yang mengincar nyawanya karena ia adalah keturunan terakhir dari Helius. Oleh sebab itu selama hidupnya di kediaman Helius, hal yang pertama harus ia pelajari adalah teknik bertarung karena bertarung merupakan syarat utama yang harus dimiliki oleh Helius.

Selama lima tahun itu, ia bagaikan dipersiapkan untuk masuk ke arena tempur. Beberapa keahlian harus dikuasainya dengan cepat, seakan Marco tahu kalau umurnya tidak lama lagi.

Namun ada satu hal yang masih tidak ia mengerti, adalah waktu dimana ia terbangun dari proses penattoan punggungnya yang seharusnya tidak perlu sampai dibius. Tapi saat itu Athena justru terbangun keesokan harinya. Marco bilang membuat tatto yang berada di atas sebuah luka jahitan akan sangat menyakitkan makanya sangat lebih baik untuk dilakukan dalam kesadaran yang menghilang. Saat itu Athena tidak banyak bertanya karena tidak merasa curiga sedikitpun. Tetapi beberapa hari setelahnya, ia merasa ada yang tidak beres pada rambut di kepalanya. Ada bagian yang botak dan telah ditumbuhi rambut tipis, mau tidak mau Athena memikirkannya.

Tetapi, siapa yang perduli? Ia tahu betapa Marco sangat mencintainya. Kalaupun Marco melakukan sesuatu itu pasti tidak akan merugikannya.

Sebelum Marco mati, pria itu sempat memberikannya sebuah cincin kecil yang kini terpasang di jarinya, benda yang terlihat sangat cantik itu tidak sesederhana kelihatannya. Di dalamnya, terdapat sebuah sensor yang tersambung ke dalam keamanan Helius. Teknologi itu dibuat oleh Helius untuk menjaga keturunannya agar tetap terpantau jika dalam keadaan bahaya. Sensor di dalamnya akan aktif jika bersentuhan dengan darah yang merupakan DNA Athena, sensor itu akan memberitahu bahwa penggunanya sedang dalam bahaya. Selain itu, ada sebuah tombol kecil yang sudah disetting sedemikian rupa, ketika disentuh oleh sidik jari Athena maka cincin itu akan mengeluarkan sebuah kail melengkung yang berujung sangat lancip, setidaknya cukup untuk melukai jempol hingga berdarah dan menempelkan darah itu ke cincin untuk menyalakan sensornya.

Semua yang diberikan Marco memiliki memiliki banyak manfaat untuknya, termasuk meningkatkan kepekaan diri jika sedang berada di situasi terancam.

Salah satunya saat ini, ketika ia sedang bertumpu pada pagar di bagian belakang sekolah setinggi sepinggang menggunakan sikunya. Kepulan asap manis berhembus dari bibirnya ketika ia menjauhkan sebatang rokok yang berada di sela-sela jari lentiknya. Pemandangan di belakang sekolah cukup menarik dan menyegarkan, kesepian ini membuatnya tenang. Rokok adalah salah satu temannya ketika ia sendirian dari ketika ia berada di kediaman Helius. Tidak perlu heran bagaimana Athena mengenal barang itu karena rokok dan alkohol merupakan hal lazim bagi orang-orang di kediaman Helius.

Sebuah pergerakan dibelakangnya membuat telinga Athena bergerak waspada, bola matanya melirik tajam namun tidak menggerakkan tubuh sedikitpun. Sampai ketika sebuah lemparan balon transparan dengan berisi air berwarna hitam pekat melayang padanya, dengan gerakan refleks yang bagus kaki Athena bergeser sedikit sehingga balon itu melewati telinganya dengan jarak yang sangat tipis sebelum jatuh dan pecah hingga menyebarkan bau yang sangat busuk.

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang