The Sweetest Lie (5)

391 33 5
                                    

Kami saling menatap dengan wajah tegang. Dentaman di kepalaku muncul lagi. Hal yang selalu terjadi bila ada yang mengungkit tentang kecelakaan itu. Ketakutan mulai menguasai diriku. Keinginanku untuk mengingat kejadian itu lagi, ternyata masih kalah dengan rasa takut akan rasa sakit yang pasti muncul setelahnya. "Please... let me go...."

"No. Until you listen to me—"

"Kenapa kau harus melakukan ini?" Pertanyaanku terdengar memohon. Memohon agar dia tidak memberiku rasa sakit ini.

"Karena kau melupakanku. Why can't you remember me?" Daryl tampak tersiksa. Air mataku sudah mengumpul di pelupuk mata dan mengancam akan segera keluar, tapi Daryl tetap tidak menyerah. "There is always three of us. You, me, and Gia. Musim panas tujuh tahun lalu, keluargaku pindah ke St. Matthews. Aku yang terbiasa hidup di kota besar, sangat kesal karena kepindahan kami. Kita menjadi tetangga. Kau memanggilku Grumpy karena aku selalu cemberut." Daryl tersenyum sedih saat mengingatnya. "Aku lebih tua tiga tahun darimu, tapi itu tidak menghentikan kalian untuk selalu mengusiliku. Sebenarnya Gia yang memegang peranan paling besar, kau lebih sering memarahinya karena dia selalu memiliki ide untuk membuatku kesal. Aku memanggilmu Little Angel, sebenarnya untuk menyindir karena aku merasa kau tidak ada bedanya dengan Gia, tapi hanya pura-pura bersikap baik. Namun setelah kita saling mengenal lebih baik, aku tahu kau dan Gia sangat berbeda."

"Kita bertiga menjadi dekat, karena rumah kita berdekatan, dan juga Gia yang tidak berhenti menjailiku. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk bisa membalasnya. Gia tidak suka dikalahkan, tapi dia adalah pemain yang adil." Tawa kecil terselip di bibirnya. "Sedangkan kau dan aku, hubungan kita berbeda. Kita tidak pernah mengumumkannya, tapi Gia tahu kita berdua saling tertarik satu sama lain. Well, dia tidak pernah berhenti menggoda kita karena hal itu." Daryl menghela napas. Nyeri di kepalaku makin kuat tapi aku tetap berusaha mendengarkan ceritanya. "Hari itu, kakakku sedang berulang tahun yang ke-18 dan ayah membelikannya sebuah motor. Aku lebih senang daripada dia saat melihat kendaraan itu terparkir di halaman rumah. Aku ingin meminjamnya, untuk membuatmu kagum, tapi ayah tidak mengizinkan. Jadi, diam-diam aku membawanya saat tidak ada orang rumah yang tahu. Aku pergi ke rumahmu, mengatakan bahwa kita akan jalan-jalan dengan motor baruku. Kau tampak ragu, tapi aku meyakinkanmu bahwa aku bisa mengendarainya. You should never trust me." Suara Daryl terdengar getir. Dia memejamkan mata kuat, rasa bersalah menoreh wajahnya.

"Aku tergelincir saat kita melewati belokan tajam. Yang kutahu berikutnya adalah aku terbangun di rumah sakit, orang tuaku menangis, dan aku tidak menemukanmu. Lukaku tidak terlalu parah, hanya gegar otak ringan dan retak di tulang keringku. Tapi kau... kau sekarat." Daryl menatapku dengan pandangan berkaca-kaca. Dia harus menelan ludah berkali-kali sebelum bisa kembali bicara. "Your parents blamed me. Aku bisa hidup dengan itu. Akan kulakukan apa pun untuk menebus kesalahanku sampai mereka memaafkanku. Tapi sepertinya hukumanku jauh lebih berat daripada yang kubayangkan. Setelah operasi-operasi itu dan kau akhirnya bangun, kau melupakanku. Kau melupakan semua dari awal pertemuan kita hingga kecelakaan itu. Seakan kau sudah tidak sanggup lagi untuk memercayaiku dan lebih memilih untuk hidup tanpa diriku. That one... I couldn't take it."

"Orang tuamu mengancam akan membawa kasus ini ke jalur hukum, kecuali kami semua mau pindah dan tidak muncul lagi. Aku menolak. Aku tidak peduli apa yang mereka lakukan, aku hanya ingin kau mengingatku. Tapi saat itu aku hanya seorang bocah 16 tahun yang tidak dapat membuat keputusan tanpa persetujuan orang tuaku. Jadi kami pindah, jauh dari St. Matthews. Sejak kejadian itu, aku tidak pernah sama lagi. Kau memberiku alasan untuk berubah. Aku tidak ingin berpisah denganmu, jadi aku berusaha mengingatmu dengan caraku. Kau tidak suka sifatku yang mudah marah dan ketus, jadi aku berusaha menjadi seseorang yang lebih ceria. Kau suka saat aku tersenyum, jadi aku akan lebih banyak tersenyum untukmu. Aku akan menjadi orang yang selalu kau harapkan. Itulah caraku mengingatmu."

Piece of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang