Happy reading
-
-
Tahu kenapa Lara selalu menggunakan hoodie kuning setiap harinya? Dia merasa kalau hoodie kuning miliknya adalah suatu tameng baginya. Dimana dia selalu menaruh harapan pada warna kuning terang yang dia pakai.
"Coba, sini Bunda lihat. Cantik, cocok sama senyum kamu,"
Lara memutarkan badan, menghadap Bunda yang bersimpuh di depannya. Merekah senang tersenyum lebar. "Hangat, Bunda,"
Bunda terkekeh menaikkan hoodie kuning anaknya. "Habis ini kalo pulang sekolah selalu pakai, ya? Biar ngga kedinginan. Sekarang musim hujan," tutur Bunda mengelus pipi Lara yang dingin.
Lara mengangguk kuat. Bunda kemudian berdiri, menarik tangan Lara menggandengnya untuk melakukan transaksi setelah membeli hoodie kuning itu.
Antrian saat itu panjang. Sembari menunggu, Bunda terus mengajak Lara untuk berbincang. "Lara tau ngga tiap warna itu ada maknanya?"
Lara menerawang sebentar. Baru terfikirkan. Menggeleng kemudian.
"Setiap warna itu memiliki makna Lara. Tau kenapa Bunda pilih warna kuning untuk kamu?" tanyanya pada Lara. Lagi-lagi Lara menggeleng. "Engga tau, Bunda,"
"Warna yang cerah dari kuning dimaknai karena dia selalu membawa kecerahan segala arah. Warna kuning juga menggambarkan kebahagiaan, keceriaan, kehangatan, dan juga harapan,"
"Harapan?" ulang Lara.
Bunda tersenyum mengangguk. Bergerak mengelus surai Lara sayang. "Bunda menaruh harapan sama Lara. Berharap kalau Lara bisa seperti warna kuning. Memberi kehangatan, selalu ceria, dan juga paling penting, kamu harus selalu bahagia dan membahagiakan," tuturnya panjang.
Mata Lara berbinar saat mengetahui makna dari warna hoodie yang ia kenakan. Dengan mantap mengangguk mengiyakan harapan Bunda.
Gemercik air hujan yang mulai lambat itu, mereka keluar dari toko baju. Melebarkan payung bening di tangan masing-masing. Lara menggenggam tangan kurus Bunda. Terus memandang wajah Bunda yang selalu bersinar cantik dengan garis wajah kalem dan senyum menenangkan. Dress putih bunga dusty pink dengan cardigan biru laut yang mencetak lengan kurusnya. Rambut tergerai indah itu sesekali tertiup angin menerpa wajah.
Bunda adalah keindahan makhluk sesungguhnya.
Dibawah langit cerah di huja Desember kala itu, Lara dan Bunda tertawa riang. Berceloteh sepanjang jalan. Saling menceritakan harapan mereka di kehidupan setelahnya.
Tapi sekarang. Sepertinya harapan dari warna kuning itu telah pupus. Senyum Lara hilang. Tergantikan dengan ekspresi kosong yang seakan dibuat linglung dengan kekejaman dunia ini.
Di ruang BK saat ini, mereka semua berkumpul untuk saling menghakimi. Pak Ruswan, Bu Endah, Miss Ayrin dan juga beberapa guru konseling lainnya juga ada disana.
Lara dengan wajah kosongnya hanya diam. Duduk di depan meja guru BK dengan Aige dan Avi di sampingnya. Awalnya kehadiran Avi ditolak, namun anak itu terus memaksa hingga akhirnya bisa duduk disini. Wajahnya menahan marah. Menggertakkan giginya tak kuasa berhadapan dengan anak-anak yang telah membully adiknya.
Jesya, Sella dan Adisty duduk di kursi tak jauh disana. Merunduk dalam memasang wajah penuh penyesalan. Orangtua mereka juga hadir. Dengan pakaian mentrengnya memandang tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Подростковая литература⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...