13. Kenyataan perih

380 7 0
                                    

Ketika pagi menjelang, Noela terbangun dengan terbalut selimut tebal nan lembut. Kala itu, ialah musim dingin dan membuat siapa saja ingin kembali berlabuh di pulau kapuk nan empuk lembut.

"Sudah bangun sayang? Sarapan bersamaku." Ucap Brandon, dengan tampang biasa, seolah kejadian semalam bukanlah perkara besar baginya.

Noela hanya terdiam dalam kemarahan dihatinya.

"Tidak ada gunanya marah, karena aku bisa melakukan apa saja yang menjadi keinginanku." Tegas Brandon, dengan tatapan yang tak sehangat dulu.

Kini tatapan itu hanya berisikan obsesi, dan juga rasa ingin menguasai sesuka hati

"Benar, tidak ada gunanya melawan Brandon yang saat ini. Lebih baik aku ikuti dulu alurnya untuk sementara.." batin Noela.

Noela pun menyantap sarapan miliknya dan tanpa banyak bertanya perihal apapun itu.

"Aku ingin kau mengandung benihku, Noa.." ucap Brandon tiba-tiba.

"Mengapa? Mengapa aku harus melakukannya, bukankah sudah ada Nyonya Thea?" Balas Noela yang segera menyelesaikan sarapan, sebelum moodnya memburuk.

"Thea tidak mampu memberiku keturunan lagi, dan anak yang sekarang bukanlah laki-laki."

Mendengar hal itu, sontak membuat darah Noela terasa mendidih. Seolah-olah, Noela hanya dijadikan mesin pembuat anak saja.

"Apakah bagimu, aku adalah semacam alat untuk memuaskan nafsumu dan juga mesin pencetak keturunan?" Ucap Noela dengan tubuh yang seketika lemas, menahan rasa amarah di dadanya.

"Apakah bagimu, aku adalah semacam alat untuk memuaskan nafsumu dan juga mesin pencetak keturunan?" Ucap Noela dengan tubuh yang seketika lemas, menahan rasa amarah di dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena aku menginginkanmu, Noa. Ibuku bahkan tidak mempermasalahkannya, dengan siapa aku akan mendapat keturunan pewaris. Karena ibuku sangat tahu, bagaimana watakku sebenarnya, yang tidak akan sembarangan menabur benihku." Ucap Brandon tanpa rasa beban sedikitpun, tak peduli meskipun hal itu membuat perasaan Noela sangat hancur.

"Bagaimana jika aku menolaknya, apa yang akan kau perbuat padaku?" Tanya Noela lagi dengan tatapan sendu pada Brandon.

"Maka hal itu tidak akan pernah terjadi, Noa. Sekalipun kau tidak menginginkannya, namun aku akan terus mengekang mu disisiku. Apakah kau sangat ingin melihat sisi diriku yang seperti itu?" Ucap Brandon, seraya mencengkeram pelan rahang Noela.

"Lantas, bagaimana jika aku melahirkan anak perempuan, dan bukan laki-laki?"

"Maka kita akan terus mencobanya, hingga kau memiliki anak laki-laki."

Mendengar semua itu, Noela bahkan tak mampu untuk berkata-kata lagi.

"Saat ini paman Lemuel sedang dirawat di rumah sakit karena gagal jantung, bukan? Tentu kau membutuhkan biaya yang tidak sedikit."

"Kau benar-benar bajingan brengsek, Brandon! Kau memanfaatkan aku habis-habisan hingga titik akhir..." Lirih Noela, yang sudah tak mampu menahan gejolak emosi di dadanya.

Dusta dan Kenikmatan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang