Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻
☆
☆
☆☆
☆
☆
☆☆☆☆☆Rena dan arsam kembali pulang ke rumah jenderal edwan, tak ada sepatah kata pembicaraan pun didalam mobil itu, suasana pagi kembali menjadi hening dengan diiringi kabut jalanan meski sedikit tipis.
"Treeeetttt.....
Untuk kesekian kalinya, arsam kembali mencegat lengan rena kala baru saja ingin beranjak keluar dari dalam mobil yang sudah berhenti dan terparkir sempurna di halaman rumah temannya itu.
"Kenapa lagi?" Saut rena tak sama sekali menoleh sedikit pun.
"Nanti malam kita pulang, ayah mu sudah menanyakan kabar putrinya" balas arsam yang terdengar begitu dingin seakan lupa ucapan manis yang ia katakan di samping jalan tadi.
Rena mengangguk mengiyakan, setelah genggaman laki-laki itu dilepaskan, dirinya segera pergi untuk masuk kedalam rumah meski tanpa salam.
Melihat rena yang keluar mobil dengan beribu-ribu malu dan salah tingkahnya, membuat arsam tersenyum puas. "Dia selalu membuat saya jatuh cinta jika bertemu." Bisiknya pelan kemudian perlahan kembali menjalankan mobilnya, keluar pelataran sampai semakin jauh dari halaman rumah itu.
☆☆☆
"Sudah pulang ren-?" Saut ina karna menyadari kehadiran rena yang langsung duduk di kursi kayu dekat televisi rumah nya.
"Cantik-cantik ko mukanya di tekuk gitu sih ren-?" Imbuhnya lagi meski masih sibuk dengan beberapa masakan untuk siang ini.
Rena masih terdiam, dirinya yang pemikir semakin merasa malu jika mengingat apa yang arsam katakan di samping jalan beberapa menit lalu.
Kini giliran ina yang terpaksa mendekati temannya itu, karna penuh dengan rasa penasaran.
"kenapa???, kamu sama arsam---"
Belum sempat ina menyelesaikan pertanyaannya, rena justru berdiri dan beranjak pergi dari sana. Sedangkan ina? Wanita itu mematung karna semakin kebingungan akan tingkah temannya itu.
"Dia ini kenapa lagi ya tuhan" bathin nya berbisik
Didalam kamar ina yang sedikit gelap karna horden jendela yang sengaja ia tutup, kini hanya terdapat kesunyian. Gadis itu (rena) kemudian membereskan beberapa pakaian miliknya untuk ia masukkan kembali kedalam tas ransel hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Expulsion
Fanfic"Cantik, harapan saya kali ini adalah menjadi masa depan mu ren" bisik arsam pelan yang hanya terdengar oleh angin malam yang kian menusuk tubuhnya.