Gredam berubah menjadi gelap gulita.
Semua orang tidak ada yang berani keluar rumah karena mereka terlalu takut akan apa yang terjadi jika mereka berani selangkah saja keluar dari rumah. Beberapa penduduk yang memang merupakan keluarga penyihir, mengaktifkan sihir pelindung di rumah mereka untuk menghalau apa pun yang akan masuk dan menyerang mereka.
Dan bagi rumah yang memiliki ruang bawah tanah, mereka akan bersembunyi di sana dan menyegel pintu ruang bawah tersebut dengan mantera sihir. Terlebih, ketika mereka mendengar suara-suara aneh dari luar rumah mereka serta keadaan langit yang gelap gulita.
Namun, bagi negara yang tidak memiliki sihir, dan bahkan ada satu negara yang merupakan penangkal sihir, hanya bisa meringkuk di rumah mereka dengan harapan akan ada seseorang yang menolong mereka.
Mereka bersembunyi dan didekap oleh ketakutan setiap mereka mendengar suara-suara aneh di luar rumah serta pintu rumah mereka berusaha didobrak dari luar.
"Ibu.., aku takut.."
Ibu muda itu hanya bisa memeluk putri kecilnya dengan erat sambil menutup telinga sang putri supaya tidak mendengar suara mengerikan di luar rumah.
"Sst.., tenang sayang. Kita akan aman di sini. Mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah" ucap si ibu muda yang ia tahu bahwa kalimatnya itu hanyalah harapan semu.
Dia hanya bisa menggantungkan keselamatan dirinya dengan buah hatinya dengan keberuntungan.
Di rumah sederhana ini, dia hanya berdua dengan putri kecilnya karena suaminya saat itu pergi bekerja. Suaminya seorang guru dan dia berharap kalau suaminya baik-baik saja di luar sana dan mereka bisa kembali berkumpul bersama lagi.
Tok! Tok! Tok!
Ibu muda itu terdiam ketika ia mendengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Dia menatap putrinya yang masih terlihat takut dan semakin erat memeluk si ibu muda ketika sekali lagi mereka mendengar suara ketukan pintu.
"Sayang?"
Si ibu muda dengan putrinya itu saling bertatapan ketika mereka mendengar suara laki-laki yang merupakan sosok yang mereka nantikan kehadirannya.
"Ibu, itu ayah!" ucap putri kecilnya dan dia langsung melepaskan dirinya dari pelukan sang ibu untuk segera membuka kan pintu untuk ayahnya.
Ibu muda tersebut merasa ada yang aneh, dia langsung berlari mengejar putrinya sebelum putrinya itu membuka pintu rumah.
Dia terdiam, seluruh tubuhnya merinding dan bergetar hebat, ketika ia melihat satu sosok mengerikan berada di depan pintu rumah mereka. Tubuhnya hitam, besar, dan sedikit membungkuk, lehernya panjang dan berjumlah tiga tetapi tidak ada kepala di lehernya, melainkan mata. Leher itu meliuk seperti ular dan di bawah leher makhluk itu terdapat mulut yang besar dan menganga lebar, menampakan sepotong kepala, yang merupakan kepala suaminya.
"Kenapa pintunya dibuka, cantik? Bukan kah ayah sudah bilang untuk tidak membuka kan pintu untuk orang asing?"
Sepasang ibu dan anak itu berteriak dan menjerit kesakitan ketika tubuh mereka dimakan serta dikunyah dengan brutal oleh makhluk mengerikan tersebut.
Darah menggenang di lantai kayu tersebut, percikan darah mengenai dinding serta foto keluarga yang terlihat sangat bahagia.
***
"Mereka semakin banyak.." gumam Jarrod, dia berdiri di balik punggung Aiken begitu pun sebaliknya. Mereka berdua saling memunggungi satu sama lain sambil menatao waspada di sekitar mereka.
Dengan penerangan seadanya, mereka harus tetap awas dengan keadaan sekitar. Walaupun sebenarnya, Jarrod ingin sekali membantu Reinhard melawan dua makhluk yang menyebabkan semua kekacauan ini. Tetapi, dia tidak bisa mengetahui di mana keberadaan Reinhard karena sejauh mata memandang, hanya gelap yang Jarrod lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Helmut: Chaos
Fanfic*Lanjutan dari HELMUT* Reinhard pikir, semuanya akan berakhir dengan bahagia setelah berhasil mengalahkan Lucius. Dia kembali menjalani harinya sebagai seorang Huang Renjun di pinggir kota Seoul. Selama bertahun-tahun, Reinhard selalu mendapatkan mi...