Setelah membalas pesan dari Mars, Harsa berjalan menuju pintu keluar kamar kostnya.
iya benar, Harsa memilih untuk tinggal di kostan karena beberapa alasan. Salah satunya karena lokasinya dekat dengan kampus tempat ia kuliah.
Begitu ia keluar, Harsa sudah melihat Mars dengan motor matic berwarna putih miliknya.
Lelaki itu tersenyum ketika melihat Harsa. Senyuman yang begitu manis. Senyum yang tak pernah gagal membuat Harsa jatuh semakin dalam pada pesona seorang Mars.
“Aku lama ya?” tanya Harsa pada Mars.
Mars menggeleng, masih dengan senyum di wajahnya, Mars merapikan rambut Harsa. Sebelum memakaikan Harsa helm berwarna biru langit. Helm kesukaan Harsa.
Diperlakukan dengan sangat baik oleh pacarnya —Mars membuat Harsa merasa begitu beruntung.
Dengan Mars di sisinya, Harsa rasa bahwa ia tidak membutuhkan apa pun lagi.
Cukup Mars.
Hanya lelaki itu.
Terdengar menggelikan memang, tetapi memang itu kenyataannya. Harsa hanya butuh Mars untuk melengkapi hidupnya. Mars seperti potongan puzzle untuk Harsa. Tanpa Mars, Harsa pasti akan merasakan kekosongan yang nyata.
Harsa mengerjapkan matanya saat ia merasakan sentuhan lembut di bahunya.
“Ada apa, hm? Ada masalah?”
“Gak kok, aku cuma lagi mikir aja. Tuhan baik banget sama aku karena udah menghadirkan kamu di hidup aku.”
Mars terkekeh, ia mencubit pelan pipi berisi milik Harsa. “Iya, Tuhan itu adil. Karena bukan cuma kamu aja yang merasa beruntung, tapi aku juga.”
“Mars."
“I love you.”
“I love you more.”
“Yuk berangkat, katanya kamu ada kelas pagi.”
Mereka berpisah di parkiran kampus menuju fakultas masing-masing.
***
Setelah kelasnya berakhir, Harsa bersama dengan Naka dan Renja pergi menuju kantin.
Kali ini giliran Naka yang memesan makanan, sehingga Harsa dan Renja hanya duduk di bangku kantin.
Sesaat, Harsa terlihat sibuk dengan ponselnya. Pemuda itu tengah membalas pesan dari kekasihnya, Mars.
Kak Mars 🤍
kamu di mana?
aku di kantin bareng naka
Sama renja
kelas kamu udah selesai?iya, ini baru aja selesai
aku ke sana ya?
kayaknya aku masih lama
deh kak, kak mars duluan
aja ya? kak mars juga kan
harus kerjaiya, nanti kalau mau dijemput
telpon aja ya?
okeee😘
“Kak Mars?” tanya Naka pada Harsa setelah pemuda itu menaruh ponselnya.
Harsa mengangguk.
“Lo sesuka itu ya sama Kak Harsa?” Kali ini Renja yang bertanya.
Tersenyum, lagi-lagi Harsa mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity | Markhyuck
Fanfiction⚠️ Markhyuck Area! ⚠️BXB! Bagi Mars, Harsa adalah definisi dari rumah yang sesungguhnya. Sebuah tempat di mana ia akan pulang. Tak peduli ke mana ia pergi. Sedangkan bagi Harsa, Mars seperti udara di hidupnya. Hal yang paling ia butuhkan agar tetap...