Bab 1 : Portal ke Dimensi

1 0 0
                                    

"Apakah kita benar-benar siap untuk ini?" tanya Dr. Elara Hayes dengan nada ragu saat dia memeriksa monitor di ruang kontrol. Cahaya biru dari layar bersinar di wajahnya yang tegang.

"Kita tidak punya pilihan lain," jawab Dr. Adrian Kline, rekan kerjanya, sambil menatap dengan serius. "Eksperimen ini adalah satu-satunya harapan kita untuk memahami teknologi dimensi yang mungkin bisa menyelamatkan Bumi dari krisis energi."

Dr. Hayes menatap ke arah portal yang berdiri megah di tengah ruang laboratorium. Struktur logam yang bersinar itu tampak seperti sebuah gerbang raksasa yang melawan hukum fisika. Tubuhnya bergetar dengan campuran kegembiraan dan kecemasan. Mereka telah bekerja bertahun-tahun untuk mencapai titik ini, tetapi sekarang, saatnya hampir tiba, dia merasa berat tanggung jawab di pundaknya.

"Sistem stabilisasi sudah terpasang dengan baik?" tanya Elara, menyesuaikan mikrofonnya.

"Sudah. Tim teknisi melaporkan semua sistem berjalan dengan baik," jawab Adrian, sambil memeriksa beberapa panel kontrol di sampingnya.

Elara menatap portal sekali lagi. "Mari kita lakukan ini. Ini adalah langkah terbesar umat manusia menuju penemuan dimensi paralel."

Dengan tekad yang bulat, dia melangkah maju dan mengaktifkan kontrol utama. Portal menyala dengan intensitas yang semakin meningkat, memancarkan cahaya putih terang yang menari-nari di seluruh ruangan. Satu persatu, anggota tim mereka memasuki ruangan, mengenakan pakaian pelindung dan perangkat pemantau.

"Kami siap, Dr. Hayes," kata juru kamera, sambil menyesuaikan lensanya untuk merekam momen bersejarah ini.

"Baiklah, kita mulai sekarang," Elara memutuskan, suaranya terdengar tegas meski hatinya berdebar-debar.

Portal membesar, dan dalam sekejap, ruang laboratorium berubah menjadi pusaran cahaya. Elara merasa tubuhnya diseret oleh energi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Ketika cahaya mereda, dia terbaring di tanah dengan pandangan kabur. Ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya berada di sebuah lanskap yang sangat berbeda dari apapun yang pernah dilihatnya.

"Lihat ini!" seru Adrian, yang sudah berada di sampingnya. "Ini tidak seperti apa pun di Bumi."

Elara berdiri dan menatap ke sekeliling. Mereka berada di sebuah dunia yang tampaknya merupakan campuran antara teknologi canggih dan keajaiban magis. Gedung-gedung menjulang tinggi dengan struktur kristal berkilau, sementara langit tampak berwarna ungu dengan bintang-bintang yang bersinar terang. Di kejauhan, mereka bisa melihat makhluk-makhluk yang melayang di udara, dan cahaya aneh yang bersinar dari tanaman yang tampak bercahaya.

"Ini... luar biasa," bisik Elara, takjub.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh dari belakang. Seorang pria dengan jubah berwarna biru gelap dan rambut panjang berkilau melangkah maju dari arah hutan yang terletak di sebelah mereka. Matanya memancarkan kekuatan dan kebijaksanaan.

"Selamat datang di dunia kami," kata pria itu dengan suara yang dalam dan mengesankan. "Aku adalah Raja Aelion dari Kerajaan Arcanum. Apa yang kalian cari di sini?"

Elara dan Adrian saling memandang, bingung. "Kami tidak berniat mengganggu," Elara berkata. "Kami berasal dari Bumi dan sedang melakukan eksperimen untuk menjelajahi dimensi paralel. Kami tidak tahu bahwa ada kehidupan di sini."

Raja Aelion mengangkat alisnya, menunjukkan ekspresi campur aduk antara kekaguman dan kekhawatiran. "Kalian tidak hanya menjelajahi dimensi. Kalian telah melanggar batas-batas yang seharusnya tidak disentuh oleh makhluk dari dunia luar. Ada kekuatan besar yang mengawasi dimensi ini, dan kedatangan kalian bisa membawa bencana."

"Bencana?" tanya Adrian. "Apa yang bisa terjadi?"

"Ada kekuatan jahat yang terkurung dalam dimensi ini," kata Raja Aelion. "Dan keberadaan kalian bisa membangkitkannya kembali. Kita harus segera membahas masalah ini dengan hati-hati."

Elara merasakan ketegangan di udara. "Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya.

"Ikuti aku," jawab Raja Aelion. "Aku akan membimbing kalian ke tempat aman, di mana kita bisa membahas masalah ini lebih lanjut."

Mereka mengikuti Raja Aelion melalui jalan-jalan berkilauan yang dikelilingi oleh tanaman bercahaya. Di sepanjang jalan, Elara melihat berbagai makhluk fantastis—beberapa dengan sayap berkilauan, sementara yang lain tampak seperti gabungan antara manusia dan binatang. Setiap elemen dunia ini terasa magis dan menakjubkan, tetapi juga menimbulkan rasa khawatir di hati Elara.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah istana yang megah, terbuat dari kristal yang memantulkan cahaya seperti pelangi. Raja Aelion memimpin mereka ke ruang rapat di dalam istana tersebut. Ruangan itu dipenuhi dengan artefak kuno dan simbol-simbol magis.

"Di sini, kita bisa berbicara dengan aman," kata Raja Aelion. "Sekarang, ceritakan lebih banyak tentang tujuan kalian."

Elara dan Adrian menjelaskan tentang eksperimen mereka dan bagaimana mereka menemukan portal. Selama penjelasan, Raja Aelion mendengarkan dengan cermat, matanya penuh perhatian.

"Kami harus menjaga agar dimensi ini tetap aman," kata Raja Aelion setelah mendengarkan penjelasan mereka. "Ada ancaman besar yang sedang mengintai, dan kehadiran kalian bisa menjadi kunci untuk menyelesaikannya, atau justru memperburuknya."

Elara merasa beban tanggung jawab semakin berat. "Kami tidak ingin menambah masalah. Bagaimana kami bisa membantu?"

"Ada artefak kuno yang perlu ditemukan untuk menutup kembali kekuatan jahat tersebut," jawab Raja Aelion. "Artefak tersebut tersebar di berbagai tempat di dunia ini. Jika kalian dapat membantu kami menemukannya, mungkin kita bisa mengatasi ancaman ini."

Adrian mengangguk. "Kami siap membantu. Kami akan melakukan apa saja untuk memastikan bahwa dimensi ini tetap aman."

Raja Aelion tersenyum dengan sedikit lega. "Bagus. Kalian akan membutuhkan bantuan dari beberapa penduduk kami untuk menemukan artefak tersebut. Aku akan memperkenalkan kalian kepada beberapa orang yang bisa membantu."

Saat Raja Aelion menjelaskan rencana selanjutnya, Elara merasakan campuran antara harapan dan ketegangan. Petualangan mereka baru saja dimulai, dan mereka harus menghadapi banyak tantangan yang belum diketahui.

"Kita harus siap untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi," Elara berbisik kepada Adrian. "Ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan sulit, tapi kita harus melakukannya."

"Kita akan melakukannya bersama," Adrian menjawab, mencoba memberikan semangat.

Saat malam tiba, istana berkilau di bawah cahaya bintang, dan Elara merasakan ketidakpastian yang mendalam di hatinya. Namun, dia juga merasa semangat baru—sebuah kesempatan untuk menjelajahi dunia yang luar biasa dan mungkin, pada akhirnya, menyelamatkan dunia mereka sendiri.

The Shattered RealmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang