Happy Reading 🐈
•
•
•17:00
Damian dan tari menunggu kedua anaknya pulang mengaji di gazebo halaman depan rumah mereka, Damian yang tadinya ingin tidur pun menjadi urung karena Abang nya terus terusan menelpon dirinya dan mengatakan jika ia sangat merindukan Damian.
Mendengar hal yang sangat menggelikan itu, Damian pun langsung memblokir nomor ponsel abangnya dan sekarang di sinilah dirinya berakhir. Di gazebo halaman depan rumah bersama istri tercintanya.
"Ma" panggil Damian
Tari yang tengah memainkan ponselnya pun hanya berdehem saja tanpa melihat wajah suaminya.
"Ma" panggil Damian lagi
"Apa"
"Mama" ulang Damian
"Apa sih, Damian! Hih" kesal tari yang langsung menyimpan ponselnya
"Marah marah muluk, cepet tua nanti" ucap Damian
"Ya biar, lah. Aku ini yang cepet tua" balas tari
Damian terkekeh dan kini mendekati istrinya yang sedari tadi hanya marah marah terus. Setelah itu, Damian berbaring dan menjadikan paha tari sebagai bantalan kepalanya.
"Kenapa marah marah terus sih, sayang? Kan mama gak lagi mens, mama kan bunting" ucap Damian
Plak..
Mulut damian langsung mendapat tamparan dari tangan pedas istrinya dan ia kini langsung memejamkan kedua matanya sembari mengelus bibirnya yang terasa sedikit perih.
"Bunting - Bunting, kamu pikir aku kucing? Sekolah aja yang tinggi, tapi ucapan sama akhlak gak mencerminkan kalau kamu itu berpendidikan" omel tari
"Kok jadi ke pendidikan? Mama mau kuliah?" Tanya Damian yang tak nyambung
"Kok kamu jadi nyebelin gini sih, pa? Mama nikah lagi ni" balas tari
"Heh!" Seru Damian yang langsung duduk dari berbaringnya
Setelah duduk berhadapan dengan tari, Damian pun langsung menatap tajam istrinya dengan wajah yang sangat datar.
"Kenapa sih, sayang? Muka kamu gak nyeremin" ucap tari dengan santai yang sebenarnya sudah ketar ketir
Damian masih diam dengan tatapan tajamnya dan hal itu membuat tari ingin tenggelam saja dari hadapan suaminya itu.
"Assalamualaikum" ucap areum
Mendengar suara salam dari anak perempuannya, Damian pun langsung menormalkan raut wajahnya lalu menolehkan kepalanya ke arah areum yang sudah berdiri di sisi gazebo.
"Waalaikumsalam" jawab Damian sembari tersenyum
"Waalaikumsalam penyelamat, mama" jawab tari pula
Areum kini menaiki gazebo lalu mencium punggung tangan ibunya dan langsung duduk di sebelah sang ibu tanpa ingin melihat wajah ayahnya.
"Kok gak salim papa?" Tanya Damian pada areum
"Papa udah gak marah lagi sama, mbak?" Cicit areum
Damian menggelengkan kepalanya kemudian menarik tubuh areum dan memeluk tubuh anaknya sembari meminta maaf. Areum yang tak pernah di perlakukan seperti hari ini oleh ayahnya pun langsung menangis dalam pelukan sang ayah dan ikut meminta maaf karna sudah menjadi anak yang kurang ajar kepada ibunya.
"Lain kali gak boleh kayak gitu lagi ya, sayang. Kasihan mama di bentak bentak" peringat Damian
"Hiks.. Hiks.. Iya papa, mbak janji gak akan kayak tadi pagi lagi. Mbak akan jadi anak yang baik" balas areum
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
ChickLitMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.