54

4.7K 245 41
                                    

Happy Reading 🐈



17:00

Damian dan tari menunggu kedua anaknya pulang mengaji di gazebo halaman depan rumah mereka, Damian yang tadinya ingin tidur pun menjadi urung karena Abang nya terus terusan menelpon dirinya dan mengatakan jika ia sangat merindukan Damian.

Mendengar hal yang sangat menggelikan itu, Damian pun langsung memblokir nomor ponsel abangnya dan sekarang di sinilah dirinya berakhir. Di gazebo halaman depan rumah bersama istri tercintanya.

"Ma" panggil Damian

Tari yang tengah memainkan ponselnya pun hanya berdehem saja tanpa melihat wajah suaminya.

"Ma" panggil Damian lagi

"Apa"

"Mama" ulang Damian

"Apa sih, Damian! Hih" kesal tari yang langsung menyimpan ponselnya

"Marah marah muluk, cepet tua nanti" ucap Damian

"Ya biar, lah. Aku ini yang cepet tua" balas tari

Damian terkekeh dan kini mendekati istrinya yang sedari tadi hanya marah marah terus. Setelah itu, Damian berbaring dan menjadikan paha tari sebagai bantalan kepalanya.

"Kenapa marah marah terus sih, sayang? Kan mama gak lagi mens, mama kan bunting" ucap Damian

Plak..

Mulut damian langsung mendapat tamparan dari tangan pedas istrinya dan ia kini langsung memejamkan kedua matanya sembari mengelus bibirnya yang terasa sedikit perih.

"Bunting - Bunting, kamu pikir aku kucing? Sekolah aja yang tinggi, tapi ucapan sama akhlak gak mencerminkan kalau kamu itu berpendidikan" omel tari

"Kok jadi ke pendidikan? Mama mau kuliah?" Tanya Damian yang tak nyambung

"Kok kamu jadi nyebelin gini sih, pa? Mama nikah lagi ni" balas tari

"Heh!" Seru Damian yang langsung duduk dari berbaringnya

Setelah duduk berhadapan dengan tari, Damian pun langsung menatap tajam istrinya dengan wajah yang sangat datar.

"Kenapa sih, sayang? Muka kamu gak nyeremin" ucap tari dengan santai yang sebenarnya sudah ketar ketir

Damian masih diam dengan tatapan tajamnya dan hal itu membuat tari ingin tenggelam saja dari hadapan suaminya itu.

"Assalamualaikum" ucap areum

Mendengar suara salam dari anak perempuannya, Damian pun langsung menormalkan raut wajahnya lalu menolehkan kepalanya ke arah areum yang sudah berdiri di sisi gazebo.

"Waalaikumsalam" jawab Damian sembari tersenyum

"Waalaikumsalam penyelamat, mama" jawab tari pula

Areum kini menaiki gazebo lalu mencium punggung tangan ibunya dan langsung duduk di sebelah sang ibu tanpa ingin melihat wajah ayahnya.

"Kok gak salim papa?" Tanya Damian pada areum

"Papa udah gak marah lagi sama, mbak?" Cicit areum

Damian menggelengkan kepalanya kemudian menarik tubuh areum dan memeluk tubuh anaknya sembari meminta maaf. Areum yang tak pernah di perlakukan seperti hari ini oleh ayahnya pun langsung menangis dalam pelukan sang ayah dan ikut meminta maaf karna sudah menjadi anak yang kurang ajar kepada ibunya.

"Lain kali gak boleh kayak gitu lagi ya, sayang. Kasihan mama di bentak bentak" peringat Damian

"Hiks.. Hiks.. Iya papa, mbak janji gak akan kayak tadi pagi lagi. Mbak akan jadi anak yang baik" balas areum

MY FIERCE HUSBAND [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang