"Lalisa, come here.. mommy and daddy want talk to you." Ucap ibu Lalisa dengan suara puraunya, wajahnya terlihat serius, kedua orang tua itu sudah menunggu kedatangan Lalisa sejak tadi.
Lalisa segera beranjak ke orang tuanya, memijat sekilas bahu ibunya lalu duduk di sebelahnya. "Wae, mom?" Gumamnya dengan suara yang manja, dia bahkan memeluk ibunya dengan erat.
Ibunya menarik napasnya dan melepaskan pelukan dari putri tunggalnya itu serta ayahnya yang juga memberi tatapan serius ke arah putrinya itu. "Kau masih berhubungan dengan Ms. Kim?" Kini ayahnya bertanya.
"Jawab pertanyaan daddymu, Lalisa." Sambar sang ibu, Lalisa kini duduk dengan tegak, dia menganggukan kepalanya tanpa rasa takut.
"Yes, kami bahkan sudah menjalin hubungan secara resmi lima hari yang lalu." Jawabnya, ibu dan ayahnya segera menarik napasnya, kepala ibunya menggeleng begitu saja.
"Mom mengerti akan kelainan seksualitas mu, kami juga menerima itu, tetapi.. mengapa harus Jennie yang menjadi pilihanmu?" Ucap ibunya, tatapannya penuh dengan rasa kecewa sekarang.
Ya, sebelumnya, Lalisa sudah menyatakan cintanya lima hari yang lalu di sebuah restoran aquarium yang sudah ia reservasi untuk dirinya dan juga Jennie, malam itu, Lalisa benar-benar melakukan yang terbaik untuk Jennie, ia berhasil menyatakan perasaannya dan membuat Jennie menerimanya, sejak hari dimana Jennie menerima Lalisa, Lalisa jarang sekali pulang dan itulah yang membuat orang tua nya baru sempat berbicara malam ini kepada putrinya itu.
Lalisa terkekeh. "Oh come'on mom, dad. Kalian yang bahkan membawa Jennie ke hidupku, ternyata kami saling jatuh cinta, perasaan tidak dapat di tebak, mom." Ujarnya sedikit menatap kesal ke arah ibu dan ayahnya yang juga belum mengerti.
"Apa kau tahu latar belakang Jennie?" Tanya ayahnya kali ini.
"Yeah, i know, dad. Justru karena itu, bukankah bagus aku bisa bersamanya? Dia tidak memiliki siapapun, aku akan menjaganya." Tukasnya dan ibunya menggelengkan kepalanya sambil memijatnya.
"Oh God.... kau tidak tahu apa-apa, Lalisa.... jatuh cinta memang sangat kejam, kau akan melupakan apa yang kau lihat karena kau hanya akan melihatnya dengan mata hatimu, sekali saja gunakan logikamu untuk ini, bagaimana jika dia hanya memanfaatkanmu?" Ucap ibunya.
"Bahkan dari awal, dia hanya ingin mendapatkan uang, karena lowongan yang kami buka." Timpal ayahnya.
Lalisa menghembuskan napasnya samar, menjatuhkan punggungnya bersandar pada sofa. "Dia hanya mencoba mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dia milikki, mom, dad. Tapi setelah itu, dia berubah pikiran, 'kan? Dia bahkan sudah membatalkan perjanjian bersama kalian, setelah perjanjian kedua kalinya dia juga sudah mengembalikan mobil dan uang dari kalian."
"Kenyataannya, dia lebih memikirkan perasaanku."
"Sudahlah, berhenti mencari kesalahannya, dia tulus mencintaiku, mom, dad. Dia sudah mengajarkanku banyak hal, dan aku juga tulus mencintainya." Ucapnya bertubi-tubi, dia menatap wajah ibu dan ayahnya secara bergantian, ada tatapan memohon kali ini. "Aku mohon, terima hubungan kami."
Ayahnya menggeleng tegas, wajahnya memerah, pria paruh baya itu beranjak dari sofa dan memasuki kamarnya tanpa mengatakan apapun, sementara sang ibu hendak menyusul namun, Lalisa segera menarik tangan ibunya dengan lembut agar duduk kembali di sisi kanannya. "Mom, please... aku mencintai Jennie, putri semata wayangmu jatuh cinta, mom. Seharusnya kau bahagia, 'kan? Aku bahkan tahu dunia luar berkat Jennie, dia sudah melakukan yang terbaik, biarkan kami bersama, mom...." ucap Lalisa lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
RandomBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"