Suara televisi berdengung nyaring di rumah seorang remaja SMP bernama Oes Martino. Sang ibu, yang dikenal dengan nama Ibu Moe, tengah menonton tayangan berita lama dari tahun 1910 yang sering ia putar ulang. Berita itu mengenai kasus Gartinez, dan satu pernyataan dari Joebartinez, saudara kembar Gartinez, yang sangat mengena di hati Ibu Moe. Joebartinez berkata, "Ini bukan tentang siapa. Ini tentang keadilan."Tayangan ulang itu hanya berlangsung sekitar lima belas menit. Setelahnya, pintu rumah terbuka, diikuti oleh suara langkah kaki seorang remaja--Oes. Ia melemparkan tasnya, membuka tali sepatu, lalu meletakkannya di rak sepatu. Setelah itu, ia melangkah ke ruang tamu untuk bersantai. Namun, tidak lama setelah Oes duduk, suara seorang remaja yang sangat mirip dengannya terdengar. Itu adalah Mackenzie, saudara kembar Oes, yang hanya berbeda tiga menit.
Tak lama kemudian, Mercy Faith, kakak perempuan Oes dan Mackenzie, keluar dari kamarnya. Ia menaruh air minum di meja televisi, lalu mengambil jaket karena malam itu dingin. Mercy mengambil beberapa koin dari celengannya dan bergegas keluar rumah. Ia menarik sepedanya dari garasi dan dalam beberapa menit, ia tiba di depan telepon umum. Terdapat satu orang di depan Mercy, dan satu lagi sedang melakukan panggilan.
Pukul sembilan lewat lima malam, Mercy masih belum pulang. Ia masih mengantri untuk menggunakan telepon umum yang sebelumnya telah digunakan oleh seseorang selama lebih dari 30 menit. Setelah beberapa kali ditegur oleh sekuriti, akhirnya orang tersebut keluar dengan wajah masam. Mercy hampir tertidur, tetapi terjaga saat orang itu keluar. Beruntung, pria di depan Mercy selesai dengan cepat, dan Mercy akhirnya bisa menggunakan telepon.
Ia memasukkan sepeser koin dan mulai melakukan panggilan.
Drrt... Drtt...
"Halo," terdengar suara di ujung telepon.
Krriiingg... Kriingg...
Alarm berbunyi di sebelah telinga kanan Oes. Masih setengah sadar, ia mematikan alarmnya, duduk sejenak, dan mengusap matanya sebelum bangkit dari tempat tidur. Ia segera mengambil handuk dan setelah lima menit, Oes keluar dari kamar mandi. Ia bergegas ke ruang makan sambil mengancing kemejanya, karena hari itu adalah hari pertama kembali ke sekolah.
Di ruang makan, Oes melihat adik kembarnya, Mackenzie, dan kakaknya, Mercy, sudah memulai sarapan dengan telur dadar kecap manis. Dengan cepat, Oes melahap sarapan dan selesai bersamaan dengan Mackenzie. Mereka minum beberapa teguk air dan bergegas menuju sekolah.
Hari itu, Oes dan Mackenzie menuju sekolah dengan mengendarai sepeda. Mereka membawa tas bekal dan botol minum kesayangan Oes yang berwarna hijau. Setibanya di depan gerbang SMP Flores, mereka melihat segerombolan murid memenuhi halaman sekolah. Oes menuju kelas 8-E, sementara Mackenzie melangkah ke kelas 8-B.
Sesampainya di kelas, Oes menaruh tas dan menunggu seseorang yang sudah lama ia kenal. Tak lama, Jade Arden, teman Oes sejak TK, datang. Oes dan Jade memiliki hubungan dekat karena orang tua mereka berteman sejak SMA dan sepakat menyekolahkan anak mereka di sekolah yang sama.
"Hey!" seru Oes pada Jade.
Jade menoleh dan melambaikan tangan, lalu menaruh tas di sebelah tempat duduk Oes. Oes tidak terkejut dengan kebiasaan mereka untuk duduk berdampingan, yang sudah terjadi sejak sekolah dasar. Namun dibandingkan dengan memikirkan itu, Oes lebih memilih menghampiri Jade dan bertanya, "Jade! Mana ikannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP Floor 1997
Teen FictionSMP Floor 1997-- "Ini bukan tentang siapa, tetapi tentang keadilan." • Joebartinez, 1910, setelah penegakkan hukum yang dianggap kurang adil dalam kematian Gartinez. Cerita ini mengikuti kehidupan sekelompok remaja di SMP Flores, sebuah sekolah yan...