Chapter 5

801 128 34
                                    

"Sudah kau bawa berkasnya Jeno?"

Pemuda yang disebutkan namanya menoleh, ia tengah berkaca pada cermin sembari memperhatikan kembali tampilannya, rambutnya yang semula berantakan pun kini tertata.

Jemarinya menyusun beberapa perlengkapan guna dimasukkan kedalam tas punggungnya, "Sudah hyung."

Renjun muncul dari sebalik pintu Jeno, matanya bolak balik menilai tampilan Jeno pagi itu, "Good!" Sesaat sesudah penilaiannya tersebut, pemuda yang lebih setahun dari Jeno itu mengacungkan kedua jempolnya.

Pemuda tersebut mengambil dompet dari kantung celananya, jemarinya dengan lihai mengambil beberapa lembar pecahan uang dan memberikannya pada Jeno yang memindai.

"Ambillah, ini untuk ongkos kau pulang pergi."

Awalnya Jeno hendak menolak dan menggeleng tak mau namun ketika melihat ekspresi Renjun yang seakan ingin menguliti membuat Jeno tak berani berbuat lebih alhasil ia dengan cepat mengambil beberapa lembaran tersebut.

"Tapi hyung, aku masih punya cukup uang kalau hanya untuk sekedar ongkos. Aku masih punya banyak tabungan."

Pemuda bermata rubah itu menggeleng, "Uang yang sudah kau kumpulkan itu sebaiknya kau tabung saja untuk keperluan lain."

Jeno membuka mulutnya namun lebih dahulu disela, "Jangan membantah lagi!" Si pemuda rubah melotot membuat Jeno tanpa sadar mengembungkan pipinya, "Tcih... seenaknya saja."

"Coba cek lagi barang bawaanmu, apa masih ada yang kurang?" Tegur Renjun guna memperingati yang lebih muda, sementara Jeno kembali mengecek isi dari dalam tasnya.

"Sepertinya cukup!" Jeno menggangguk kemudian menyampirkan tas tersebut ke punggungnya.

Saat hendak pamit keluar pintu tiba-tiba saja Renjun menghentikan pergerakan Jeno, "Tunggu Jen!"

Sang beta membawa bergegas pergi kedalam mobilnya, ia lalu membawa sebuah paperbag yang tidak Jeno ketahui isinya.

"Apa itu hyung?"

Renjun tanpa bersuara mengeluarkan isi tersebut, "Kacamata? Buat apa hyung?"

Jeno menerima benda tersebut dengan baik, "Kacamata antiradiasi, untuk berjaga-jaga saja."

Paham akan maksud dari perkataan Renjun membuat Jeno bersumringah senang, "Hyungku manis sekali."

Yang lebih muda lantas memakai kacamata tersebut, "Bagaimana penampilanku hyung? Aku semakin tampan tidak?"

Jeno berpose seraya menggunakan kacamata tersebut dan lantas dihadiahi acungan jempol dari Renjun dengan seringai jahil diwajahnya, "Tampan, tapi tidak lebih tampan dari hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno berpose seraya menggunakan kacamata tersebut dan lantas dihadiahi acungan jempol dari Renjun dengan seringai jahil diwajahnya, "Tampan, tapi tidak lebih tampan dari hyung."

Ekspresi Jeno langsung berubah masam, kesal akan Renjun yang selalu menggoda dirinya, "Hyung payah!"

Yang lebih tua semakin melangkah mendekat, ia kembali merapikan kemeja yang Jeno kenakan sembari menaikkan kerahnya cukup tinggi, "Tetap selalu jaga dirimu ya, jangan bertingkah yang macam-macam." Ia lantas menepuk bahu kiri Jeno, "Entah kenapa firasat hyung mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu."

Sugaring Candy || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang