Tristan Terluka

94 11 4
                                    

Galang termenung sendirian disebuah kursi panjang berwarna putih dalam area Taman Sekolah. Akhir-akhir ini, ia banyak pikiran mengenai apa yang sudah terjadi selama ini. Mungkin ia akan berusaha memulai keikhlasan atas takdirnya yang sekarang ia jalankan. Yaitu menjadi seorang manusia serigala. Semua ini demi Nayla. Gadis yang merupakan sahabat kecilnya, yang diam-diam ia cintai itu.

Di tengah lamunannya, sebuah pesawat kertas terbang dan mengenai pelipisnya. Sadar dari lamunannya, Galang bergegas mengambil pesawat kertas itu. Ia terkekeh karna itu mengingatkannya akan sesuatu. Tiba-tiba...

"DORR!"

Nayla datang dan mengejutkan Galang. Galang terkejut awalnya, namun ia segera terkekeh gemas ketika melihat Nayla kini sudah duduk disebelahnya dengan senyuman manis yang terukir indah dibibirnya.

"Ck. Lo ini!" Galang langsung menunjukkan pesawat kertas tadi, "Ini kelakuan lo, kan?"

Nayla mengangguk, "Iya."

"Sengaja kan lo? Pengen mengingatkan gue sama masa-masa kecil kita?" Tanya Galang lagi.

"Iya. Abisnya, gue kangen banget sama masa-masa kecil kita, Lang. Main berdua kayak begini, main pesawat-pesawatan kayak gini. Semuanya adalah kenangan indah. Waktu itu kita masih kecil, belum punya masalah berat juga. Sejak dewasa, gue ngerasa jauh dari lo gara-gara masalah-masalah kayak gini, Lang. Makanya gue bikinin ini, supaya lo inget juga." Jelas Nayla menjelaskan maksud perbuatannya.

Galang tersenyum. Setelah itu, ia lekas merangkul Nayla. Membiarkan gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahunya. Dan Nayla terlihat begitu nyaman didalam dekapannya Galang. Tekadnya menjadi kuat. Apapun yang terjadi, Galang akan melindungi Nayla. Bahkan jika nyawa taruhannya.

Tanpa keduanya sadari, dari kejauhan Tristan menatap mereka cemburu. Sesekali Vampir itu merubah matanya menjadi merah dan mengeluarkan taring. Yang berarti, ia tengah marah. Setelahnya, Tristan memilih pergi dari sana dengan melesat.

***

"Aaaarrrrgggghhhhhhh!" Teriak Tristan sekencang-kencangnya.

Dari semua pelarianya, berakhirlah Tristan disini. Di sebuah gudang tua, yang tak ada penghuninya. Disana ia dengan bebas meluapkan semuanya. Mengamuk disana dengan menonjoki tembok-tembok hingga retak. Nafasnya memburu menahan sesak sakitnya cemburu.

"Kenapa lo begini sama gue, Nay?" Ucapnya lirih, "Gue gak pernah ngerasain rasa ini sebelumnya. Ini lebih kuat, dibandingkan dengan Sheila dan Michelle dulu."

Kembali ia menonjoki dan juga menendang tembok-tembok itu. Membiarkan tembok-tembok itu retak. Seretak hati Tristan saat ini.

Tiba-tiba...

Aaaaaauuuuuuuuu

Tristan terkesiap. Seketika ia memasang kuda-kuda. Antisipasi jika ada yang menyerang.

Tiba-tiba...

Bugh

Sebuah bayangan hitam datang dan langsung menyerang tanpa aba-aba. Tristan yang belum siap menerima serangan alhasil hanya terkapar lemah tak berdaya.

***

Malam ini, Nayla tengah bersiap-siap. Memakai gaun dress yang cantik, mengenakan anting putih ditelinganya, menata rambut dengan indah. Lagi-lagi Sissy dibuat terkesima akan kecantikan Nayla.

"OMG Hellow! Lo mau kemana, sih? Cantik banget penampilan lo malam ini?"

Nayla mengulum senyumnnya, "Makasih, ya."

"Heh, malah makasih. Gue tanya, mau kemana lo? Pergi sama Tristan lagi?"

"Bukan."

"Terus?"

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang