🤍 Kesempatan?

1.9K 198 8
                                        

~Happy reading ~





Suasana sore hari ini terasa sangat canggung ketika heli tiba-tiba saja datang ke panti untuk menemui Xeon. Heli tidak datang sendirian, dia datang bersama Wiliam yang setia menemani nya.

Ratih menyambut keduanya nya dengan hangat sama seperti saat pertama kali Reynan datang ke panti.

Rasanya seperti Dejavu, karena sama seperti Reynan, heli juga membawa beberapa makanan, pakaian, sembako dan lain-lain.

Kali ini Ratih tidak meninggalkan Xeon sendirian mengahadapi heli, Ratih tetap duduk di samping anak sulung nya itu.

Ratih menggenggam tangan Xeon yang bergetar dan sedikit basah karena berkeringat dingin.

Menit berlalu, heli sedari tadi hanya berbincang dengan Ratih. Sedangkan Xeon sedari tadi hanya bungkam, heli tidak tau lagi harus melakukan apa, hingga berakhir berlutut di hadapan Xeon.

"Xeon, Kaka tau Kaka salah, Kaka egois udah ninggalin kalian berdua. Kaka ... " Heli terisak, dirinya benar-benar tidak sanggup melanjutkan kata-katanya nya.

Kemudian heli mendongkang menatap netra sang adik dengan ketulusan "Kaka minta maaf Xeon ..." dengan lirih ia berucap.

Ratih mengelus lembut punggung Xeon, berharap
bisa membuat Xeon lebih tenang.

Xeon mengalihkan pandangan nya ke arah lain, tidak ingin bersitatap dengan netra heli yang sebenarnya ia rindukan.

"Maaf, tapi gw butuh waktu."

Pemuda itu langsung pergi meninggalkan heli di sana, dia pergi ke kamar nya, di ikuti sang bunda. Ratih takut Xeon akan melakukan hal yang tidak-tidak lagi.

Namun, sebelum pemuda itu masuk ke dalam kamar, dia berhenti sejenak, lalu menoleh ke belakang di mana Ratih menatapnya dengan kahwatir.

Xeon tersenyum tipis."bunda gak perlu khawatir, aku cuma butuh waktu sendiri." Katanya menyakinkan, Ratih mengangguk sambil tersenyum.

Ratih memandang sendu pintu yang tertutup, membuang napas berat lalu pergi kembali menemui heli.

"Nak heli."

"bu, bagaimana Xeon?"

Ratih menggeleng tidak yakin. "Sebaiknya, nak heli pulang dulu. Ibu tau kalian berdua sudah sadar akan kesalahan kalian."

Ratih tersenyum kecil melihat heli yang tidak beranjak dari tempat nya.

Kemudian Ratih menerawang ke sepuluh tahun lalu. " Xeon, sebenarnya sangat amat merindukan kalian, dia selalu menunggu kalian selama sepuluh tahun ini."

Heli menunduk dengan kedua tangan yang bertaut, air mata sudah berkumpul di pelupuk mata nya. "Namun ... suatu hari Xeon menyerah, dan menerima takdir begitu saja, dia tidak pernah berharap lagi kalian akan datang menjemput nya."

"Lama-lama perasaan itu berubah menjadi rasa takut. Xeon takut bertemu kedua saudaranya, Xeon tidak pernah sanggup bertatap muka dengan luka nya."

"Tapi .... Setelah bertemu dengan kalian. Dan melihat bagaimana kalian berdua mau berjuang untuk mendapatkan maaf atas kesalahan kalian sendiri, Xeon mencoba memberikan kalian berdua kesempatan."

Xeon {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang