Bab 28

1K 92 13
                                    

WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBAT

HAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧
INI DARI AWAL MEMANG SUDAH DI WARNING DEWASA YA 🙏🏻 plot nya orang deasa jadi anak kicik jangan baca

HAPPY READINGlike jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬Sorry for typoJangan jadi pembaca gelap terus 🤧INI DARI AWAL MEMANG SUDAH DI WARNING DEWASA YA 🙏🏻 plot nya orang deasa jadi anak kicik jangan baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak 15 menit Jevan mengendarai mobilnya membelah jalanan meninggalkan tempat pesta berlangsung, tidak ada satu katapun yang terucap dari bibirnya. Membuat suasana hening melanda keduanya, baik Jevan maupun Gisel tidak ada yang ingin memecahkan suasana tersebut

Gisel enggan untuk membuka suara meski dalam otaknya dia penasaran kenapa Jevan terlihat sekesal itu setelah Marka membisikan sesuatu pada pria itu.

Meski sudah 1 tahun lebih tidak bertemu, tabiat Mahen atau Marka masih sama buruknya bahkan lebih berani dari dugaannya. Dia kira setelah pertemuan tidak sengaja di mall waktu itu akan menjadi pertemuan terakhir mereka tapi dunia memang sesempit itu.

"Kenal bang Marka dari mana?" Ucap Jevan pada akhirnya, meski enggan bertanya tapi dia tidak bisa menunjukan kekesalan hanya karena pria kelahiran agustus itu mengatakan hal buruk pada Gisel.

Dia kesal pada Marka jadi tidak seharusnya dia mendiamkan Gisel kan?

Jika mengingat tadi bukan ada di sebuah acara pertunangan pria tersebut mungkin Jevan sudah benar-benar akan melemparkan satu bogeman untuk Marka. Sayangnya saja Gisel menahannya dan mengatakan tidak apa-apa, padahal jika marka seberani itu berbicara padanya bagaimana pada Gisel langsung.

'Gimana rasa pake bekas gue' ucapan Marka masih terngiang di telinga Jevan. Memikirkan kebenarannya membuat Jevan kesal ditambah Gisel yang diam saja. Sepertinya pria itu amnesia bahwa dari juga sama buruknya yang punya niat buruk dalam mendekati Gisel sebelumnya, tapi mendengar dari. Mulut orang lain sungguh mengesalkan.

Tidak suka dengan keadaan yang menurut Gisel cukup mencekam dia jadi mempertibangkan apa ia memiliki kewajiban untuk menjelasan mengapa marka mengenalnya. Bukankah itu tidak penting? Tapi lirikan Jevan jelas menuntuk uantu ia bercerita.

Dia menghela napas lalu akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Ka Mahen,. Mantan dosenku dulu" Jevan memincingkan matanya, "dosen lu panggil KAK?"

Gisel menggeleng, "Ya enggak" jawaban Gisel masih belum memuaskan bagi Jevan dan hanya membuat pria itu semakin kesal.

"Pernah pacaran sama dia?" Gisel membelak, kenapa Jevan bisa berpikir sejauh itu mengenai dirinya dan Marka. Gisel harap Marka tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya pada Jevan.

BABY FATHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang