chapter 41

346 44 0
                                    

Author POV

Luxi melepaskan bajunya perlahan, dan seketika itu juga, bekas-bekas luka yang membekas di tubuhnya terlihat jelas di bawah cahaya redup. Luka-luka itu adalah hasil dari pertempurannya dengan Esther, seorang prajurit malaikat yang tak kenal ampun. Giselle, yang berdiri tidak jauh dari sana, menatapnya dengan campuran perasaan antara khawatir dan kekaguman.

Giselle menelan ludah, berusaha mengalihkan pandangannya dari tubuh Luxi yang begitu mempesona meskipun dalam kondisi terluka. ia mendekat kan tangannya perlahan menyentuh bekas luka di punggung Luxi, merasakan kasar dan dinginnya permukaan kulit yang terluka itu. sambil berjalan mendekat ke ranjang bayi Mavis, yang sedang tidur dengan damai.

"aku tak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi lagi, I want to protect all of you." ucap Luxi menyentuh ranjang bayi Mavis. Guill dan yang lainnya yang membuatkan ranjang ini sebagai hadiah kelahiran Mavis.

Giselle menghela napas, lalu memeluk Luxi dari belakang, membiarkan kehangatan tubuhnya mengalir melalui Luxi.

"kita akan menghadapinya bersama." Ucap nya.

"Terkadang aku merasa tak cukup kuat untuk melindungi kalian." Ucap Luxi dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.

"don't ever think like that!" ucap Giselle menjawab dengan cepat, melepaskan pelukannya dan menghadap Luxi.

"your strong.. mau berapa kali kau menolaknya, aku akan terus mengatakannya berulang-ulang sampai kau bosan mendengarnya, you are strong Luxi!! kau hanya belum mengetahuinya saja." Ucap Giselle.

"Terima kasih, Giselle. Aku beruntung memiliki kalian berdua." ucap Luxi mengangguk, menerima kata-kata Giselle dengan hati yang lebih ringan.

"Dan kami beruntung memilikimu sayang.." ucap Giselle tersenyum sambil mencium kening Luxi dengan lembut.

Mereka berdiri di sana sejenak, menikmati kedamaian yang langka di tengah badai yang mengintai. Tapi mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas, dan malaikat-malaikat itu semakin mendekat.

Seminggu sudah berlalu, malam ini Mavis yang biasanya tidur dengan tenang, tiba-tiba menjadi gelisah, menangis beberapa kali dan membangunkan kami semua. tetapi Giselle tetap tenang, bahkan ketika Mavis menangis paling keras.

Giselle, dengan insting keibuannya, mengambil Mavis dalam gendongannya dan memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru. Ia membuka sayapnya yang indah dan lebar, cahaya lembut memancar dari bulu-bulu putihnya yang bersinar dalam kegelapan kamar. Dengan gerakan yang halus, ia mulai terbang, menggendong Mavis agar membuatnya lebih tenang dan cara itu benar-benar membuatnya tenang.

Aku duduk di tepi tempat tidur, menatap mereka berdua. Giselle terbang mengelilingi ruangan, mengayun-ayunkan Mavis dengan lembut, membiarkan angin sepoi-sepoi dari kepakan sayapnya menyelimuti bayi kecil kami. Mata Mavis perlahan mulai tertutup, tangisannya mereda menjadi gumaman pelan, dan akhirnya, ia tertidur dengan damai dalam pelukan Giselle.

"oh my god!! Baby unbelieveable..." ucap Luxi tertawa kecil, tak percaya dengan ide-ide Giselle.

"ibu mana yang melakukan hal itu hmm?" ucap Haley yang berada di dekapan Luxi.

"Terkadang, hal-hal yang paling sederhana bisa menjadi solusi terbaik. Dan, yah, siapa sangka sayap ini bisa berguna selain bertarung?" ucap Giselle tersenyum lebar, merasa puas dengan hasil dari ide briliannya.

"You really are a great mom Giselle! ga semua orang bisa memikirkan ide seperti itu. Apalagi di tengah malam dengan bayi yang terus menangis. Yah walaupun ga semua orang terlahir dengan sayap juga." Ucap Haley yang duduk nyaman di dekapan Luxi, ikut tertawa kecil.

"Aku hanya ingin memastikan Mavis merasa aman dan nyaman. Lagipula, kita semua butuh tidur, kan?" ucap Giselle sambil menyenderkan kepalanya di bahu Luxi, merasakan ketenangan yang muncul dari kebersamaan mereka. Luxi mengusap punggung Giselle dengan lembut, menikmati momen kebersamaan ini.

"alright it's time to sleep, sebelum Mavis terbangun lagi... kalau kau kecapean selanjutnya biar aku yang menanganinya." Ucap Luxi.

"you? are you sure baby? Hahaha..." ucap Giselle tak percaya dengan perkataan Luxi.

"jadi kau meremehkan ku ya hmm..?" ucap Luxi mencium bibirnya.

"jangan tersinggung, tapi itu sangat lucu Luxi.." ucap Haley yang masih tertawa.

Luxi tertawa kecil, merasa tertantang oleh tanggapan Giselle dan Haley.

"Oh, jadi kalian berdua meragukan kemampuanku as a parents?" ucap nya dengan nada main-main, matanya berkilat penuh semangat.

"Mungkin kalian perlu melihat aksiku nanti malam." ucap Luxi.

"sayang! bukan berarti aku meragukanmu, tapi... menenangkan bayi bukanlah hal yang mudah." Ucap Giselle tersenyum sambil merapikan rambutnya yang jatuh ke wajahnya.

"Aku akan buktikan padamu, sayang. Kalau Mavis terbangun lagi nanti, aku yang akan menanganinya." Ucap Luxi mendekatkan wajahnya ke Giselle, senyuman nakal nya terlukis di bibirnya sebelum ia mencium bibir Giselle dengan lembut.

"Oke, kita lihat nanti.." ucap Giselle merespons ciuman itu dengan lembut, lalu tertawa kecil setelahnya.

"Baiklah, sekarang saatnya tidur. Kita semua butuh istirahat sebelum Mavis memutuskan untuk melakukan 'konser' tengah malamnya lagi." ucap Luxi merasa semakin percaya diri.

Mereka semua merapikan tempat tidur dan memastikan Mavis nyaman di ranjang bayinya. Setelah semuanya siap, mereka berbaring bersama, Giselle di satu sisi Luxi dan Haley di sisi lainnya. Mavis tidur nyenyak di dekat mereka.

Malam itu, di tengah keheningan kamar, mereka tertidur dengan damai, meskipun siap untuk apapun yang mungkin terjadi. Luxi merasa tenang dengan tanggung jawab baru yang siap ia emban, dan Giselle serta Haley merasa nyaman dengan kehadiran Luxi yang penuh cinta di samping mereka.

Dan meski malam itu Mavis terbangun lagi, Luxi menepati janjinya. Dengan kesabaran dan kelembutan yang tak disangka-sangka, ia berhasil menenangkan Mavis, membuktikan bahwa dirinya siap untuk menjadi bagian penting dari keluarga kecil yang luar biasa ini. Di tengah malam yang tenang, dengan Mavis yang kembali tertidur dalam pelukannya.

"You really can do it.. im proud of you.." ucap Giselle berkata dengan suara lembut, baru saja bangun dari tidurnya. Ia menatap Luxi dengan mata yang masih setengah tertutup, tetapi penuh dengan kekaguman.

Luxi, yang sedang duduk di samping ranjang bayi Mavis, menoleh dan tersenyum hangat ke arah Giselle. Di pelukannya, Mavis sudah kembali tertidur dengan tenang, setelah Luxi berhasil menenangkannya.

"Thanks, Giselle. Aku cuma ingin kau tidur nyenyak, setidaknya untuk malam ini." ucap Luxi.

"kamu melakukannya dengan sangat baik sayang... Mavis terlihat sangat nyaman di pelukanmu." Ucap Giselle meraih tangan Luxi, mengusapnya dengan lembut.

Luxi menatap bayi kecil mereka yang tertidur nyenyak, merasakan kehangatan dan rasa bangga mengalir melalui dirinya.

"Itulah yang terpenting. Kita belajar bersama.." ucap Giselle tersenyum dan mendekat, menempelkan kepalanya di bahu Luxi.

Luxi mengangguk pelan, merasakan kenyamanan dan kebahagiaan yang menyelimuti mereka. Mereka berdua duduk dalam keheningan yang damai, menikmati momen tenang ini. Haley, yang masih tidur, menggeliat sedikit di tempat tidur, tetapi tetap terlelap, tidak menyadari percakapan lembut antara Luxi dan Giselle.



huhhh sedikit demi sedikit author berusaha mengubah kata-kata dan kalimat agar terlihat lebih profesional as a writer... ternyata melelahkan ya but i love it!! jangan lupa di vote ya and comment...!!

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang