BAGIAN 30

64.6K 2.4K 34
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------------

Kehebohan terjadi di kediaman Aditya dan juga Agatha saat ini. Kehebohan tersebut di picu karena berita kehamilan Agatha yang sudah tersebar ke seluruh keluarga besar suaminya, Aditya. Kehebohan yang di ramaikan oleh Gladis dan juga Calvin itu benar-benar membuat Aditya rasanya ingin mengusir orang-orang itu. Jujur saja, dia pusing, pusing mendengar teriakan heboh kakak dan juga keponakannya.

"Tha, kamu belum beli peralatan baby nya kan? Kalau belum nanti belinya sama mba ya? Mba bakal bantuin kamu pokoknya" heboh Gladis yang duduk di samping suaminya, Austin yang sedari tadi terus mengusap telinganya yang pengang karena kehebohan sang istri.

"Baru juga gue kaget lo punya anak, Tha. Sekarang, lo malah bikin gue kaget lagi karena bakal nambah anak. Tapi, gue seneng deh, itu tandanya om Adit masih tokcer" ucap Calvin yang langsung mendapatkan delikan dari Aditya.

"Calvin, coba mulai sekarang kamu biasakan panggil Agatha dengan sebutan tante. Agatha kan sudah menjadi istri om kamu" tegur Deswita dengan nada lembut.

Tante? TANTE? Apa ucapannya dulu yang hanya candaan akan terwujud sekarang juga? Sialan, padahal waktu itu dia hanya menggoda Calvin saja. Dia tidak bisa membayangkan betapa geli nya dia di panggil tante oleh mulut licinnya Calvin.

Calvin tersenyum menggoda menatap ke arah Agatha yang menatapnya horor. "Sebenarnya aku juga pengen manggil tante dari kemarin, nek. Cuman, nunggu waktu yang tepat aja. Kayanya, sekarang adalah waktu yang tepat buat aku panggil tante, iya kan tante Agatha?"

Brengsek, Agatha benar-benar geli mendengar Calvin memanggilnya tante. Seumur hidup, dia tidak pernah segeli ini terhadap sahabatnya. Lihat saja sekarang, lelaki itu menatapnya menggoda dan mengejek.

"Nah, bagus itu. Mulai sekarang biasakan panggilan itu ya, Calvin" tutur Deswita yang langsung di angguki oleh Calvin. "Oh iya, Agatha sayang, kamu sudah periksa ke dokter, nak?" lanjutnya menatap ke arah sang menantu.

Agatha mengangguk seraya tersenyum menatap mertuanya, mengabaikan tatapan menggoda Calvin kepadanya. "Udah, bu. Kemarin aku sama mas Adit udah periksa ke dokter. Kata dokter, kandungannya masih terlalu muda, oleh karena itu harus di jaga baik-baik asupan makanannya dan juga harus hati-hati sama kegiatan yang aku lakuin. Tapi, semuanya baik-baik aja kok. Dedek bayi nya berkembang dengan baik di dalam sana."

Deswita yang mendengar itu tersenyum lega. Dia pun menatap ke arah sang putra yang sedari tadi terus memeluk pinggang sang menantu dengan tangan yang bergerak aktif mengelus perut rata tersebut. "Kamu harus banyak meluangkan waktu untuk Agatha, Dit. Pekerjaan kamu yang ada di perusahaan, serahkan saja sebagian kepada Andre. Saat hamil seperti ini, seorang istri pasti sangat membutuhkan kehadiran suaminya."

Hati Agatha menghangat ketika mendengar ucapan penuh perhatian dari ibu mertuanya. Dari dulu, perempuan paruh baya itu selalu saja membuatnya kagum.

"Ibu tidak perlu khawatir, tanpa ibu suruh pun, saya juga akan selalu meluangkan waktu saya untuk Agatha" sahut Aditya yang terdengar tegas.

Deswita lagi-lagi tersenyum. Dia bisa melihat binar kebahagiaan dari mata anak lelakinya ketika Agatha kembali hadir di dalam hidup lelaki itu. Bahkan, dia bisa melihat bahwa anaknya benar-benar menjadi ayah yang baik bagi Axel, cucunya. Berbicara mengenai Axel, di mana cucunya itu?

"Axel di mana? Kenapa cucu ibu tidak kelihatan sedari tadi?"

"Axel kan sekolah, bu. Paling sebentar lagi dia juga pulang" jawab Agatha yang menyahuti ucapan sang mertua.

PAMAN SAHABATKU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang