Selamat membaca
***Hanya dalam hitungan 3 minggu setelah dari pekan sebelumnya, mille dan natta yang mempunyai kesibukan berbeda tapi pulang ke rumah yang sama. mereka terkadang mengunjungi satu sama lain, natta dengan latihan sanggar nya dan mille dengan segala urusan rapat beserta persiapan lebih mendalam dan detail. Memang ini terlihat sepele namun permusyawaratan tetaplah harus dilakukan.
terkadang dalam satu waktu, mille akan menemani natta untuk latihan dan juga begitupun sebaliknya, natta akan ikut dengan mille melihat lokasi yang akan dijadikan pusat acara. mengontrol bagian penampilan nantinya meanggar merencanakan dari segala sisi.
natta memulai lagi keakraban yang sempat terjeda diantara dirinya dan sanggar ini, tempat pertama mereka berjabat tangan untuk mengenal satu sama lain, dimana pertama kali mata memandang tertegun. tidak pernah terbayangkan akan sejauh ini, dulu hanya ada bisikan kecil dihatinya ketika melihat mille sekarang seperti ada gendang bertalu yang terus dibunyikan.. dia begitu mabuk kepayang dicintai millen
Sejauh ini keduanya masih sering melakukan hubungan badan, namun mille terlihat lebih lelah dari biasanya. manusiawi bukan? sekuat apapun daya tahan tubuh pasti ada titik lelahnya, dan mille juga merasakan itu.. ketika kemarau ini sedikit banyaknya membuat orang mudah jatuh sakit termasuk mille. natta cukup prihatin melihat kekasihnya yang terkadang harus berpanas'an dan juga makan yang tidak teratur akibat bekerja keras demi event ini.
keduanya yang seperti biasa, hanya bisa bergelung dibawah selimut ketika libur menjumpai. mille sangat menghargai waktu senggangnya, dengan menyusu di dada natta seperti bayi kelaparan. bagitu pula natta yang enggan bergerak disebabkan juga lelah menari, dirinya yang dijadikan leader pun harus bersabar karna tidak semuanya bisa dan mempunyai basic penari.
ada 51 lebih penari dan pembawa marawa, bendera khas minangkabau yang biasa dipakai untuk menandai adanya acara sakral. layaknya pesta istimewa dari musiknya saja sudah membuat antusias para pendengar..bahkan gladi resik pun sudah mendekati.
vitamin yang diminum pun rupanya berefek lain, menyebabkan natta dengan mille justru lebih gencar untuk berhubungan layaknya kucing pada musim kawin. melupakan sejenak hal apa yang akan mereka hadapi, relaksasi itu penting.. pada pukul 2 siang setelah selesai makan dan bersantai ria keduanya malah berpindah ke kolom berenang, menanggalkan kedua pakaiannya dan masuk ke dalam air.
tidak banyak perbincangan, ketika ajakan natta yang meransang menggoda mille itu membangkitkan birahi. di dalam kolom pun tidak masalah baginya, ketika natta disesaki ke tepian dicium brutal, rasanya dia begitu ingin mille menggungcang tubuhnya didalam air ini. Kantuknya yang tadi merayap kini hilang, berencana ingin mengapung diatas air tapi saat melihat mille dengan gagahnya menyibak rambut, dan otot dada beserta bisepnya gagal membuat natta mewujudkan rencana awalnya
saat ciuman kedua dengan nafas memburu natta mengurut batang kejantanan mille, benda gemuk nan panjang itu tidak bisa membuat nya berpikir jernih, dia ingin menyiksanya, menjepit didalam tubuhnya. perut natta yang telah bergejolak pun didesaki oleh mille. mengangkat natta dari dalam air, mengambang mengaitkan kakinya pada pinggang dominan, karna didalam air tanpa pelumas pun mille bisa masuk dengan mudah tanpa menyakiti natta lebih banyak, hanya erangan tertahan dikeluarkan natta
"nghh waiit" natta merengkuh tubuh mille seolah mille juga harus merasakan debaran itu, ketika dimasuki olehnya selalu ada getaran ditubuhnya merinding dan takut sekaligus penasaran apa yang terjadi
"hold on baby, relax i'm not gonna hurt you" tangan mille mengusap pundaknya, pinggang yang ramping itu kini sedikit berisi, natta nya mulai gembul seperti kelinci, tidak hanya itu pipi nya pun ikut mengenyal layaknya mochi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfiction𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...