"Menurut kalian, tulisan ini memang ada sedari dulu atau tidak? " Ellie bertanya pada temannya yang berjalan di depannya. Ericia berhenti, begitu pula dengan Vein dan Zylant. Mereka menatap Ellie yang sedang melihat halaman pertama buku ceritanya.
Ericia memegang dagunya. Memikirkan sesuatu, lebih tepatnya ia berusaha mengingat sesuatu.
"Sepertinya memang ada. Toh, tulisan itu juga ada di halaman awal bukan? Jadi sudah pasti memang ada sedari dulu karena itu yang diingat pertama kali oleh penulis. " Ucap Ericia. Zylant ikut mengangguk.
"Aku tak pernah membaca buku itu sih. Tapi sepertinya memang nyata karena kejadian di akademi ku waktu itu. " Ucap Zylant. Ellie makin bingung.
Jika ketujuh kristal ajaib berkumpul, maka apapun keinginanmu akan di penuhi tanpa terkecuali.
Ellie sangat yakin tulisan itu tidak pernah ada sebelumnya. Tapi ia juga menjadi ragu. Buku ini sudah disimpan sangat lama dan bukanlah keluaran terbaru. Jadi sudah pasti tulisan itu ikut melekat disana dari awal buku itu dicetak. Ingatan Ellie pun samar samar mengenai buku itu. Ia tak mungkin akan ingat detail yang ada dibuku tersebut.
Vein tiba tiba mengambil buku yang sedang di pegang Ellie. Membolak balikkannya. Ia menyipitkan matanya, berusaha membaca sesuatu di sampul buku tersebut.
"Erick Graham. " Ucap Vein. Ia kembali memberikan buku itu pada Ellie dan menatapnya.
"Kalau kau penasaran, kita akan menemuinya, si penulis buku ini. " Ujar Vein.
"Itu mustahil. Pasti penulis ini sudah tiada bertahun tahun lalu. Buku ini sudah diterbitkan lama. " Ucap Ericia. Ia berjalan lebih dulu. Meninggalkan ketiganya yang masih sibuk mengurus buku itu.
"Yah, kalaupun sudah tiada, kita bisa menemui kerabatnya. Pasti mereka tau soal ini. " Vein ikut melangkah, menyusul Ericia. Zylant dan Ellie saling tatap kemudian ikut menyusul mereka berdua.
Perjalanan seminggu ini benar benar melelahkan bagi mereka. Namun rasa lelah itu langsung terbayar tatkala mereka mulai melihat gerbang Kerajaan Ruby yang menjulang tinggi tak jauh dari mereka. Lihatlah, bahkan dari gerbang yang luar biasa itu saja sudah bisa ditebak bahwa Kerajaan Ruby adalah Kerajaan yang sangat kaya.
Mereka mengantri seperti pengembara dan pedagang lainnya. Menunggu giliran untuk masuk ke Kerajaan Ruby. Ellie melihat lihat ke depan dan ke belakang. Banyak sekali yang mengantri. Ia juga melihat seorang anak yang bermain main di sekitar gerobak dagangan keluarganya. Anak anak itu tak sengaja menatap Ellie. Ellie tersenyum manis pada mereka dan di balas oleh lambaian tangan mungil mereka. Ellie dan yang lain maju selangkah demi selangkah, hingga akhirnya giliran mereka pun tiba.
"Tunjukan kartu identitas dan kartu izin kalian." Ucap sang penjaga. Mereka mengeluarkan kartu masing masing. Para penjaga mengeceknya dengan teliti kemudian mengangguk.
"Selamat datang di Kerajaan Ruby. Selanjutnya! " Ucap penjaga itu. Mereka mulai melangkah masuk menuju Kerajaan.
Pertama kali menginjakkan kaki di Kerajaan Ruby, mereka langsung disambut dengan bangunan bangunan megah. Kereta kuda para bangsawan berlalu lalang dengan indahnya. Jalanan utama hanya diisi tempat butik, kafe, toko sepatu dan perhiasan. Seorang pemuda penjual koran datang menghampiri mereka, menawarkan korannya. Ericia menolaknya halus kemudian melangkah pergi. Penjual koran itu kemudian mencari orang lain yang mau membeli koran miliknya.
"Seperti biasa, kita harus mencari penginapan. " Ucap Vein. Mereka bertiga mengangguk. Dan langsung mencari lokasi penginapan.
Penginapan pertama, memberikan pelayanan mewah dengan harga yang juga selangit. Ini adalah penginapan khusus bangsawan yang diinginkan Ericia. Ellie, Zylant dan Vein menggeleng menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian of Crystal Element
Fantasy"Jika ketujuh kristal ajaib berkumpul, maka apapun keinginanmu akan dipenuhi tanpa terkecuali." Ellie terpaksa harus berpergian demi mencari ketujuh Crystal element sebelum kakaknya, Cleven yang tiba tiba berubah menjadi aneh setelah membaca tulisan...