08. Pelantikan Serda

635 141 4
                                    

Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat nge'jiplak😾🫵🏻


Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat nge'jiplak😾🫵🏻☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




☆☆☆☆

Krekkk,

"Assalamualaikum, bu, ayaah...."

Sapaan yang sukses membuat kedua orang tuanya keluar dengan cepat. "Ya allah arsam...., kamu janji cuma 2 hari loh ya, ko baru pulang di hari ke tiga si?" Celtus bu dira segera memeluk putra pertamanya.

"Ibu, biasa aja. Tadi pagi ada urusan pendidikan, jadi harus nunggu berkas-berkasnya dulu"

"Kamu abis peluk cewe mana sam?" Celtus prof harto yang sukses membuat istri dan anaknya segera mencium baju yang tengah ia pegangi.

"Ayah, kenapa si? Ga ada yah, lagian juga mau peluk siapa" timpal arsam sedikit canggung.

"Ayah. Ibu, udah yaaa, arsam ke kamar dulu, mau mandi sekalian ganti baju juga" lanjut arsam seolah ingin cepat-cepat menyudahi pembicaraan dengan kedua orang tuanya.

Tak ada tanggapan, bu dira hanya sedikit kebingungan akan tingkah putranya yang selalu dengan tiba-tiba.

Berbeda hal nya dengan rena, setelah motor abu milik arsam tak lagi terlihat dari pandangannya. Ia kemudian berhenti menatap jendela meski dari celah kecil. Kembali memperhatikan ayahnya yang sudah cukup lama berbicara dan menanyakan banyak hal kepadanya.

"Kamu lihat siapa? Arsam?" Saut hisyam yang baru saja memasuki ruang tengah.

"Enggak, ga liat apa-apa tuh" bantah rena dengan tatapan sinis yang ia lemparkan pada kaka pertamanya itu.

Bantahan yang kini membuat sang ayah ikut menatap putri bungsu nya, mulai melepas kacamata yang ia kenakan lalu diletakkannya tepat di atas meja.

"Kamu suka dia?"

Kini giliran rena yang diam seribu bahasa, seolah membisu karna pertanyaan yang sangat mendadak dilontarkan oleh sang ayah begitu saja.

"Bukan suka lagi itu yah, minta dinikahin dari tatapannya" imbuh hisyam terus saja memojokan adiknya.

"Ayah tanya ren, kamu suka arsam?" Lanjut jenderal haidar tak berhenti terus menanyakan hal yang membuat rena sedikit canggung dalam pembicaraan ini.

"Apa si yah? Enggak ah, rena masuk dulu yah. Ngantuk, tadi kurang nyenyak." Lagi, lagi, dan lagi, hanya bantahan kosong yang bisa gadis itu balas.

Before ExpulsionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang