65. Hancurnya seorang kakak

2K 175 30
                                    

Happy reading

-

-

gimana? Dh dapet air matanya?

"Ini gimana Pak? Adek saya ngga ketemu! Ini udah malem. Saya khawatir dia kenapa-napa, Pak," Aige dengan cemas menyusul Lara ke sekolah.

Jam menunjukkan pukul sembilan malam, tapi gadis itu sama sekali belum pulang. Semua tempat yang biasa Kalara kunjungi juga tak ada. Aige, Avi, Aryan, Abim dan Alvin memutuskan untuk mengecek di sekolah.

Dengan lampu yang sudah temaram, si satpam menyalakan senternya. Menyusuri sekolah memeriksa satu persatu ruangan. Mereka juga menyalakan senter di ponsel masing-masing.

"Kita baru muterin setengah sekolah, Mas. Saya biasanya liat anak yang Mas sebutin ciri-cirinya itu. Dia biasanya sendirian di gedung belakang. Coba kita cek kesana," jelasnya.

"Bapaknya ngga ngecek apa sore tadi?! Biasanya ngunciin ruangan se sekolah, kan?!" kelakar Avi tak sabar. Dia sangat panik.

"Udah, Mas. Sore tadi udah saya kunci semua," jawabnya.

Dengan teliti mereka mengecek semua ruangan dalam sana. Abim yang memiliki jiwa penakut terus menempel pada Aige. Tamengnya saat ini.

Sampai pada saat mereka mendekat ke gedung renang indoor, mereka menghentikan langkahnya. Mendengar suara samar yang mengalun di telinga mereka.

Abim semakin mengeratkan tangannya merangkul Aige. "Setan, bang. Gue denger ada urban lejen di Swadaya. Kuntilanak terbang," katanya merinding. Alvin jadi berdecak gemas. "Jangan gitu anjing! Gua takut nih!" katanya.

Aige menghentikan langkah. Melebarkan mata begitu kenal dengan lantunan suara itu.

Suara i pod Lara yang hanya berisi nyanyian Ibu pertiwi Bunda.

Tanpa pikir panjang, ia langsung lari ke arah sumber suara. Begitu tepat diambang pintu, ia terkejut setengah mati.

Melebur.

Dada Aige serasa dihantam ribuan belati yang menusuk hatinya. Tenggorokannya tercekat. Tubuhnya meremang saat itu juga. Ia merasa tersetrum listrik ribuan volt tatkala melihat tubuh Lara yang setengah telanjang terbaring lemah.

"KALARA!!" pekiknya berlari mendekat.

Meraih tubuh yang hampir sedingin es itu. Membalikkan badannya menatap wajah Lara yang pucat pasi dengan darah yang keluar dari dahi dan sudut bibir. Luka disekujur tubuhnya, memar kebiruan dengan darah dimana-mana.

Tangis Aige pecah saat itu juga. Meraung hebat serasa dihantam batuan besar dalam dadanya. Memeluk tubuh yang nyaris seperti mayat itu dengan erat. Merapalkan kata maaf yang tak ada hentinya.

Mereka yang baru menyusul juga terkejut bukan main. Kakinya terasa lemas. Avi melihat adiknya setengah telanjang dengan luka dimana-mana, langsung ambruk lemas. Mengalihkan pandangan menatap Aryan di belakangnya seolah mengadu pasrah pada sahabatnya.

Tidak memutuskan pandangan pada Kalara, Aryan meraih kepala sahabatnya. Memeluknya membiarkan Avi menangis kencang di perutnya.

Kedua kakak itu terasa hancur.

Abim dan Alvin segera memunguti baju Lara, mendekat untuk menutupi tubuh pucat Lara berharap mengurangi rasa dingin. Mereka juga melepas jaket masing-masing. Menyelimuti tubuh Lara agar tak kedinginan.

Satpam langsung memanggil ambulan melalui ponselnya.

-

-

Sea For Blue WhalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang