Anna menatap kosong ke hadapan cermin nya. Sejak pulang dari kegiatan bersama Pak Anwar, ketua Partai yang mengusung Papa nya itu ia mengurung diri di kamar, mengundang banyak tanda tanya dari seisi rumah.
Jawaban yang bisa di berikan Anna adalah sikap Ajudan sang Papa hari inilah menjadi alasan keanehan nya saat ini.
Apa maksud pria itu?
Tiba-tiba bersikap lembut? Tiba-tiba tersenyum? Setelah beberapa tahun yang Anna dapatkan hanya tatapan dingin, keengganan dan penolakan?
"All you ever asked is having sex, An, Not dating."
Anna meraih kedua pipinya, menahan nya untuk tidak menggembung saking kebingungan nya. Apa maksud dari kalimat itu? Apa dia akan mengabulkan permintaan nya jika yang Anna minta adalah menjalin hubungan layaknya orang kasmaran?
Apa selama ini, Theo menolak berhubungan badan dengan nya karna yang pria itu inginkan hanyalah hubungan romansa?
"Kalaupun harus bercinta, saya lebih memilih bercinta sama kamu, An."
Anna menutup wajahnya dengan kedua tangan. Berusaha menahan rasa panas dari wajahnya.
Setelah semua penolakan yang dia berikan dengan mudahnya dia bicara seolah-olah jika Anna memintanya dia akan langsung memberikan nya.
Apa maksud dari pria duda berumur 35 tahun itu?!
Anna tak bisa memungkiri hati nya melambung tinggi dengan semua yang terjadi hari ini tapi logika nya menahan nya untuk seperti itu.
Anna memukul meja rias di depan nya lalu menatap cermin lekat-lekat, napasnya tersenggal. "Aku gatahu Halo Dek seberbahaya itu."
Anna beranjak dari kursi nya lalu mencampakkan tubuhnya ke atas kasur dan memainkan ponselnya. Hal pertama yang ia lihat adalah nama nya menjadi trending topic nomor satu di X. Masyarakat, artis, bahkan pengamat politik juga ikut mengomentari postingan-postingan warga yang hadir tadi pagi menampilkan wajahnya.
Lapisan masyarakat termasuk artis yang tercium dekat dengan partai Pak Anwar memuji dengan kalimat yang hiperbola sedangkan para oposisi dan pengamat politik lainnya mencela nya dengan kalimat tajam dan pedas.
Anna menghela napas, ia sudah tahu itu akan terjadi. Masalahnya, dia tak pernah menginginkan ini dari awal.
Ia ingin hidup jauh dari hiruk pikuk politik. Singkatnya, dia tak mau sekotor Ayahnya.
Papa mungkin bukan seperti pria pejabat kebanyakan yang punya selingkuhan dimana-mana. Papa memang tidak pernah terpikat pada wanita manapun semenjak Mama meninggal.
Tapi Papa adalah biang dari semua kerusakan di Negeri nya. Tambang ilegal, pemerasan rakyat, pencucian uang, dan banyak lagi dosa Papa yang belum tercium bangkai nya.
Yang Anna inginkan hanya hidup sederhana dari uang halal.
Mungkin Anna bisa mendapatkan itu bersama Theo. Menjadi Ibu Persit, hanya diam menunggu suami pulang dan pasti nya gaji yang di berikan asli dari jerih payah pria itu.
Tapi setiap kali ia ingin acuh pada kekacauan yang di ciptakan Ayahnya. Dewi batin nya berteriak. Seakan-akan bahwa sudah menjadi tanggung jawabnya untuk membereskan kekacauan itu.
Anna mempunyai kemampuan untuk membereskan semua dosa-dosa Ayahnya, itu sebabnya setiap kali ia ingin acuh, batin nya berteriak, karena dia mampu.
Pintu terketuk, membuat Anna mengalihkan perhatian nya.
"Neng, Bapak manggil untuk makan malam."
Anna memejamkan matanya sambil menghela napas. Ia masih belum terbiasa dengan pengawalan ketat sebagai anak dari ketua DPR - RI itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS SECRET SIN
RomanceKamu dan Ajudan Ayah mu, terjebak dalam perasaan terlarang.