CHAPTER 04 - Kembali sekolah

8.1K 541 40
                                    

Tandai kalau typo!
Selamat membaca 📖

.

.

.

•••

Fazlan masuk kedalam kamarnya, masuk kedalam kamar mandi dan mencuci muka, menggosok gigi dan mencuci kaki sebelum tidur.

Kemudian setelah itu, Fazlan keluar dan mematut dirinya sementara di cermin. Tubuh Fazlan yang tinggi, dan sedikit berotot.

"Lihat leher bagian kiri. "

Suara Arlan terdengar datar, Fazlan kemudian mengikuti arahan Arlan dan terkejut melihat sebuah tato disana.

"Anj, nih anak punya tato. "Fazlan menatap leher bagian kiri, dimana tato berbentuk lidah yang ditusuk paku berada.

"Minimal sadar dirilah. "

Sindiran dari Arlan disambut dengusan kesal dari Fazlan. "Gue sadar! Cuma nih anak masih muda tapi udah pake tato aja. " cetus Fazlan.

"Lo aja make tato masih umur 17, sedangkan dia 18 tahun. Jadi? "

"Haishhh udahlah, kok lo jadi cerewet gini sih? "

"Mikir aja sendiri. "

"Lo-"

Hening, Fazlan kira Arlan akan membalasnya namun tidak. Fazlan acuh, dan memilih tiduran. Tubuhnya terasa remuk dan lelah. Padahal dia cuma duduk dan makan saja, tapi kok iso?

•••

Keesokan harinya, sekitar pukul 05.30 pagi. Fazlan sudah bangun dari tidurnya, dan sudah memakai seragam sekolah. Pagi ini ia akan masuk sekolah, mengingat Fazlan asli yang mogok sekolah selama dua bulan lebih.

"Sekolah lagi gue. " Fazlan melihat dirinya dicermin, dia akui jika Fazlan asli sangat tampan. Memiliki kulit putih bersih dan tubuh tinggi serta berotot.

Sejenak dirinya terdiam saat melihat lamat iris mata Fazlan di cermin. "Heterorchromia, nih anak punya kelainan juga ya kayak gue? " gumamnya.

Iris mata Fazlan asli berwarna hijau, walaupun sangat tidak kentara. Namun Fazlan bisa melihatnya.

*Heterorchromia adalah seseorang yang memiliki kelainan langka seperti warna mata yang satu berbeda dengan yang lain.

"Tapi  ..... gue ga liat kalau si Bagaskara itu punya kelainan yang sama? Apalagi bininya? Apa jangan-jangan nih anak bukan bagian dari sini lagi? "Ucapnya bertanya-tanya, dia ingat semalam jika Tuan dan Nyonya Bagaskara tidak memiliki kelainan langka seperti Fazlan asli.

"Bisa jadi nenek kakeknya. "

Ucap Arlan yang suaranya masih terdengar datar, Fazlan menghela nafasnya. Dia tidak tau apa yang sudah membuat alter ego nya berbicara datar padanya, apalagi sangat ketus.

"Lo kenapa sih? Masih marah karena gua ngk izinin lo bunuh Antonio kemarin? " tanya Fazlan.

Tidak ada jawaban, Fazlan mengangguk. Mungkin itu alasannya Arlan bersikap seperti ini.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang