Di RS semua menunggu dengan khawatir. Marsha masih dalam pemeriksaan dokter. Mamanya Marsha baru saja muncul setwlah datang dari kantor polisi.
"Ndah, Marsha gimana?" Tanya Mamanya Marsha pada Indah.
"Masih diperiksa ma, sabar ya, kita tunggu aja, mama doain," kata Indah.
"Ndah mama banyak salah ndah sama Marsha, mama nyesal banget sama apa yang terjadi, semua karena kesalahan mama," katanya mama Marsha menangis. Indah langsung memeluk mamanya Marsha yang sudah seperti Ibunya sendiri.
"Keluarga dari nyonya Marsha?" Tanya dokter yang muncul dihadapan mereka.
Semuanya segera mendatangi sang dokter dengan wajah cemas. Sang dokter sama sekali tidak memberikan pandangan lega.
"Mohon maaf, kondisi Marsha saat ini sangat lemah, perdarahannya cukup banyak, kondisinya sangat tidak baik, dan dari hasil evaluasi dan usg sepertinya janinnya tidak dapat dipertahankan, mohon maaf," kata sang dokter.
Semua menangis terutama mamanya Marsha. Mama Marsha semakin sesenggukan dalam pelukan Indah.
Malam itu mereka tidak ada yang pulang menemani Marsha yang dirawat di ICU.
"Freza, tante minta maaf ya, tante salah menuduh kamu yang nggak-nggak, tante udah nyakitin kamu dan keluarga kamu," kata mamanya Marsha dengan masih meneteskan air mata.
"Gak papa tante, maafin Fre gak bisa jagain Marsha," kata Fre mencium tangan mamanya Marsha.
"Tante, Marsha akan baik-baik aja kok, kita disini semua sayang Marsha dan akan selalu doain Marsha," kata Fio mengelus lengan mamanya Marsha untuk menguatkan.
"Tan mungkin waktunya gak tepat, tapi saya cuman bisa bilang sekarang, saya sayang dengan tulus anak tante, apapun kondisinya, kali ini saya tidak akan melepaskan itu lagi, ijin kan saya jaga Marsha ya tan, urusan saya hanya dengan Marsha dan tante, urusan saya dengan keluarga saya biar saya yang urus," kata Zee bersimpuh didepan mamanya Marsha.
"Zee, tante tau kamu sesayang itu sama Marsha, tapi setelah semua ini, tante juga berfikir Zee, orang tua tidak akan mau anaknya tidak mendapatkan yang terbaik, kamu jangan gegabah nak, kamu bicarakan dulu sama orang tua mu, restu tante selalu memberkati kalian berdua, orang tua harus paham isi hati anaknya biar gak salah langkah," kata mamanya Marsha menangkupkan kedua tangannya di pipi Zee dan mengelus rambut Zee.
"Baik tante," kata Zee. Dirinya berdiri dan melangkah pergi.
"Lu mau kemana?" Tanya Fre menahan Zee.
"Gue mau beresin urusan keluarga gue," kata Zee.
"Biarin kali ini gue yang bantu lu ya," kata Fre. Zee sempat ragu, namun tatapan Fre meyakinkan Zee.
Mereka berdua menuju rumah Zee. Mereka gak tau apa yang akan mereka hadapi nanti. Karena ayah Zee adalah orang yang keras dan tidak bisa di lawan.
"Pa, ma, Zee mau bicara!" Kata Zee saat Zee menemui papanya yang sedang makan malam bersama Mamanya.
"Lho nak kok kamu ada disini?" Tanya mamanya bingung.
"Lho kamu pikir yang bisa bikin kejadian tadi siang siapa kalau bukan ulah dia," kata papanya sinis.
"Karena itu Marsha kan?!" Papanya berdiri dan membentak di depan wajah Zee.
"Sudah papa bilang! Kamu gak usah ikut-ikut urusan dia! Keluarga kacau begitu! Hamil kan dia sekarang! Apa yang kamu harap dari itu!" Papanya membentak-bentak Zee.
"Papa! Udah ah!" Kata mamanya melerai.
"Kamu juga Fre, Zee udah dilarang kamu malah ikut-ikutan!" Papanya sekarang menyasar ke Fre.
"Pa! Papa boleh marah ma Zee, tapi papa gak ada hak marah ma Fre!" Bantah Zee. Fre menahan punggung Zee untuk menenangkannya.
"Apa urusan mu!" Bantah papanya Zee hendak menampar Zee.
Namun tangan itu ditahan oleh Fre. Zee dan papanya sama-sama kaget dengan tingkah Fre.
"Om Sean, tante Ge, sori kalau saya lancang, Zee sahabat saya dari kecil, saya lebih sering bertemu Zee dari pada om sama tante, saya lebih tau Zee dari pada om sama tante, Zee melakukan semua ini semata untuk membantu saya, Zee sama sekali gak salah," kata Fre.
"Anak kurang ajar kamu ya, jangan mentang-mentang saya tau bapakmu terus kamu bisa kurang ajar!" Kata Papanya Zee hendak memukul Fre juga.
"Papa!" Bentak mamanya Zee. Seketika papanya berhenti.
"Kesalahan Zee itu kesalahan kita, kita gak belajar dari kesalahan kita didik kakaknya, dia anak baik, dia cemerlang, kita yang gak bisa liat itu, cukup! Kamu gak bisa ngelimpahin masalahmu ke anak-anak lagi!"kata mamanya Zee berpindah berdiri di antara Zee dan papanya.
"Kamu mau marah sama mereka, marah sama aku, kamu mau nampar mereka tampar aku!"kata mamanya. Papanya hanya diam.
"Sayang, maafin papa sama mama ya, sekarang kalian pergi dulu aja, biar papa tenang, jagain Marsha ya," kata Mamanya Zee. Dirinya tidak lupa mengecup kening Zee.
Kedua sahabatpun pergi dari sana. Tidak sesuai harapan namun unek-unek keduanya akhirnya bisa ditumpahkan.
**************************************
Cerita Marsha Zee lumayan seru juga ya
Happy reading