.
Kehidupan mulai membaik bagi mereka yang mau berfikir maju dan melangkah lebih berani. Melupakan sejenak kemelut kepahitan yang sudah berlalu demi mendapatkan suasana lebih baik. Meski memang tak bisa hilang begitu saja, setidaknya dengan berfikir positif mampu mengurangi sedikit kegundahan.
Sama halnya dengan jimin, meski sikapnya berubah menjadi dingin tetapi dia berusaha dengan keras untuk berdamai sedikit demi sedikit. Tak mudah melawan ego dan rasa sakitnya yang begitu hebat.Begitu pula soo young dengan jungkook. Lebih tepatnya jungkook yang banyak mendorong istrinya untuk terus menatap masa depan mereka. Mencoba berbagai hal agar soo young tak terlalu larut untuk menyesali apa yang sudah terjadi. Tanpa bisa dipungkiri oleh jungkook, kesalahan soo young memang begitu besar.
Sama halnya hubungan taehyung dengan jimin yang sudah kembali dekat seperti sebelumnya. Menghabiskan waktu luang untuk sekedar minum bersama dan saling mengunjungi satu Sama lain. Hubungan taehyung dengan soo young juga semakin mencair, terlebih keadaan adiknya tengah mengandung dan terlihat buncit. Tentu sisi kemanusiaan taehyung tak bisa buta akan hal itu.
Namun sepertinya berbeda dengan rosse, semakin hari justru hatinya didera kekhawatiran yang tak bisa berhenti. Terlalu banyak bayangan masa depan yang membuatnya tak bisa berfikir positif. Entah baik atau buruk, hanya kekhawatiran saja yang menguasai hati dan fikirannya.
Awalnya ia begitu yakin untuk melepas hoseok dari ikatan pernikahan dengannya, merelakan enam tahun kenangan indah milik mereka tersimpan rapi. Belajar merangkai kehidupan bahagianya bersama sang putri, apapun yang terjadi. Tetapi semua itu goyah saat meneliti wajah dae Hwa yang selalu mengingatkannya kepada hoseok, terlebih tentang bagaimana hidup putri kecilnya tanpa sosok ayah nanti ? Hoseok juga sama sekali tidak mengurusi perceraian mereka dengan benar. Semakin membuat rosse goyah dan kembali berharap hoseok mau memperbaiki rumah tangga mereka.Setelah pertemuannya dengan soo young beberapa hari yang lalu, kembali membuat rosse bimbang dan enggan kembali bersama hoseok. Padahal apa yang dikatakan soo young, hoseok merupakan korban saja dalam kekisruhan itu. Terlebih fakta baru bahwa anak yang ada didalam kandungan soo young bukanlah darah daging hoseok, melainkan lelaki yang bernama jungkook.
"Padahal aku hampir berharap sepenuhnya untuk kembali bersamamu, demi putri kita dan cintaku... Tapi entah kenapa penjelasan wanita itu justru membuat hatiku kembali sakit..".
Gumam rosse memandangi putri kecilnya yang sudah terlelap bersama sunyinya malam.Bukan perkara soo young, sakit hatinya rosse lebih kepada perasaan hoseok. Jika apa yang dikatakan soo young bahwa suaminya hanyalah korban, bukankah hoseok melakukan hubungan itu benar-benar menggunakan hatinya ? Suaminya masih memiliki perasaan kepada mantan kekasih yang sudah lama itu. Artinya, kehadiran rosse selama enam tahun lebih sama sekali tidak ada artinya ?.
"Bodoh sekali. Tentu saja aku tidak ada artinya jika suamiku melakukan hal itu, sama sekali tidak berarti dan tidak berguna.. sungguh bodoh".
.
Mentari sudah menampakkan dirinya di ufuk timur dengan pancaran hangat menyelimuti sebagian bumi. Berbagai aktivitas manusia akan segera dimulai dipagi hari yang cerah ini.
Pagi ini rosse terbilang cukup terburu-buru untuk mengawali harinya. Entah karena fikirannya semalam atau memang ia lebih malas saja berangkat bekerja. Untungnya sang ibu sudah kembali dari mengekori ayahnya bekerja, tentu siap sedia menjaga dan merawat putrinya disaat-saat seperti ini. Membuat rosse sedikit bernafas lega menjalani hari-hari beratnya. Tentu berat, memiliki bayi dan harus bekerja demi masa depan putrinya. Sebenarnya tak perlu khawatir tentang kebutuhan dae Hwa sebab dari pihak hoseok selalu memenuhinya, meski hal itu lewat ibu mertua. Namun rosse juga tak mau mengandalkan pemberian itu untuk bertahan dan meniti masa depan dae Hwa. Bahkan orang tuanya lebih dari cukup sekedar memberi segala keperluan cucu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Fragile House of Cards (Jung Hoseok)
FanfictionHoseok : "Bisakah rumah ini tetap menjadi tempat ternyaman kita meskipun itu akan runtuh ? Bahkan jika itu adalah mimpi yang sia-sia, tetaplah seperti ini sedikit lagi. Aku hanya sedang tersesat ketika tidak berada di dalamnya, tapi ini adalah satu...