Episode 19

484 76 2
                                    

Fio yang tertidur di sebelah Fre perlahan merasakan kepalanya di elus lembut. Akhirnya dia kaget dan terbangun.

"Fre!!!" Fio kaget melihat Fre bahkan sudah berposisi setengah duduk. Fio langsung memeluknya.

"Aduh," Fre merasakan nyeri di dadanya yang tertindih Fio. Fio langsung melepasnya.

"Maaf, abis aku khawatir," kata Fio menunjukan wajah sedih. Fre hanya senyum dan menggenggam tangan Fio.

"Maaf ya sayang bikin kamu khawatir, aku gak sadar berapa hari?" Tanya Fre.

"Udah 4 hari, yang penting sekarang kamu istirahat biar cepat sembuh," kata Fio.

Siang itu para sahabatnya datang menjenguk. Semua nampak bahagia dengan selesainya masalah ini. Tian sudah diamankan polisi, the skull bubar, dan Fre sudah sadar.

"Tapi sayang, Pit gak bisa di pertahankan," kata Adel.

"Babe gimana kondisinya?" Tanya Fre.

"Masih belum ada perubahan, malah cenderung turun," jawab Oniel yang terakhir menjenguk babe.

"Semoga yang terbaik, gue juga mau ngucapin terima kasih buat lu semua, atas bantuannya," kata Fre. Semua sahabatnya tersenyum bahagia.

"Aku juga mau ngucap makasih ma kalian semua, tanpa kalian aku udah gak tau sekarang dimana," kata Marsha mulai berkaca-kaca. Zee pun memeluknya.

"Siang semua," tiba-tiba mama Chika, mamanya Fre masuk kedalam ruangan.

"Siang tante," ucap yang lain bersamaan.

Fio langsung memeluk mama pasangannya. Kemudian mama Chika berpindah memeluk Fre.

"Mama kok disini?" Tanya Fre.

"Mama gak betah gak nemenin kamu, maaf ya nak," kata mama Chika mengecup kening Fre.

"Guys, gue balik ya, tar kalo ngumpul lagi, gue ma Ashel kemari deh, tan pamit ya," kata Adel pamit pergi.

Tidak lama sahabatnya yang lain pun beranjak pulang menyisakan Marsha, Zee, Fio dan mama Chika. Mama Chika sedang asik mengobrol dengan Fio dan Marsha saat Zee tiba-tiba beranjak pergi tanpa bicara apapun.

Semua yang ada disana kebingungan. Marsha mau mengejar namun ditahan oleh mama Chika. Sepertinya ada sesuatu yang harus diselesaikan oleh Zee sehingga mama Chika menahannya.

Saat ini Zee sudah berdiri di depan rumahnya. Jantungnya berdegub kencang. Tadi tiba-tiba papanya menyuruhnya pulang, ada urusan penting.

"Zee pulang ma, pa," sapa Zee masuk kedalam mencari papa mama nya.

"Sini nak," panggil mama Ge memanggil Zee.

"Lho om?" Tanya Zee pada sosok yang tidak asing didepannya.

Papa Aran sedang berbincang dengan papa Sean. Aran segera menoleh saat disapa Zee. Dirinya hanya tersenyum melihat Zee.

Tiba-tiba papa Sean beranjak dari duduknya dan pergi memeluk anaknya. Pundak Zee terasa basah, dia sadar ayahnya menangis. Pelukannya yang awalnya tidak berbalas itu perlahan terbalaskan, Zee akhirnya memeluk ayahnya.

"Sean, Ge, gue pamit ke RS ya, makasih buat semuanya," kata papa Aran pamit.

"Kita yang makasih ran, salam buat Chika ya, nanti kami kesana," kata mama Ge. Papa Aran pun pergi meninggalkan kediaman keluarga itu.

Papa Aran tentu saja langsung menuju rumah sakit tempat anaknya dirawat. Sesampainya disana dia menemukan Fre yang sedang tidur dengan mamanya yang duduk sambil badannya telungkup tidur disebelah sang anak.

"Nak, maafin papa ya terlalu keras sama kamu selama ini, mama juga maafin papa ya sering misahin kalian," kata papa Aran mengecup dua orang kesayangannya.

Beberapa hari kemudian Fre sudah diperbolehkan untuk pulang. Mereka pun mulai kembali membereskan acara pertunangan mereka.

"Fre, daripada ribet kenapa gak langsung nikah aja sih?" Kata papanya pusing melihat keribetan Fio dan Mama Chika.

"Haha, bener juga sih pa, Fio langsung nikah aja yuk," kata Fre iseng. Fio dan mama Chika langsung melotot.

"Duh, papa yang nyuruh," kata Fre nunjuk papanya.

"Dih kok jadi papa," kata Papanya kabur.

"Tapi Fio, mama juga tiba-tiba mikir nih, kalian dah jalan segini lama, tanpa tunangan berhasil aja, gimana kalo langsung nikah aja, tar mama sama papa yang ngomong sama orang tua kamu," kata mama Chika merayu Fio.
Fre cuman nyengir melihat dukungan mamanya.

"Fio terserah Fre sama yang lain aja," kata Fio akhirnya meluluh.

Papa Aran dengan sigap mengambil telfonnya dan menelpon papa Lio, papanya Fio. Sementara mama Chika langsung menghubungi mama Lyn.

"Udah yang gak papa, lebih cepat kan lebih baik," kata Fre.

"Hehe, iya, biar gak pisah-pisah lagi," kata Fio memeluk lengan Fre.

**************************************

Pelangi setelah badainya mulai terlihat kawan

Apakah ini pertanda season 3 bentar lagi dimulai??

Happy reading

Cerita Cinta Fre-Fio (Perjodohan Tuhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang