38

18.6K 370 12
                                    

"El, jemput aku." pinta cilla dengan suara memelas pada sambungan telfon nya dengan jarrel.

"Baby, sorry aku gabisa jemput kamu langsung, aku lembur sekarang." ucap jarrel dengan nada bersalah.

Arcilla memanyunkan bibirnya lalu melihat sekeliling yang sudah mulai sepi ale dan cessa sudah pulang terlebih dahulu.

"Aku suruh noah kesana okei?"

"Aku mau nya dijemput kamu, el." rengek cilla dengan mata memerah.

Jarrel menghela nafas bingung "Sayang, sama noah ya? biar kerjaan aku cepet beres langsung pulang ketemu kamu." ucap jarrel.

Arcilla mengusap air matanya yang turun entah kenapa ia sangat ingin bersama jarrel sekarang "Suruh cepet noah kesini nya." ucap cilla.

"Iya sayang, aku telfon noah dulu oke?" ucap jarrel lalu arcilla menganggukkan kepala patuh sambungan telfon itu berhenti.

Arcilla duduk dipos satpam dekat gerbang sendirian entah kemana satpam satpamnya.

Motor bmw hitam berhenti dihdapannya, kaca mobil itu terbuka menampilkan wajah matthew "arcilla, ayo pulang bareng gue." ucap Matthew.

Arcilla memalingkan wajahnya "Gausah gue dijemput supir." tolak cilla.

"Ayo cill." ajak matthew masih dihadpannya.

"Gausah, matt!"

Matthew turun dari mobilnya lalu memegang erat lengan cilla "Matthew, gue gamau!" sentak cilla menghentakkan tangannya.

"ayo, sayang." rayu matthew senyum miring menghiasi wajahnya.

"GUE GAMAU BRENGSEK!" pekik cilla memandang matthew dengan tajam.

Entah kenapa orang orang tak memunculkan diri disana sepi padahal baru pukul 17.00.

Tanpa basa basi Matthew bergerak cepat membuka pintu mobilnya lalu menggendong cilla masuk kedalam mobil.

Tubuh cilla diikat dengan tali berukuran panjang pada kepala kursi mobil sehingga cilla tak bisa bergerak.

Matthew duduk dikursi pengemudi lalu mengunci pintunya dengan cepat matthew menjalankan mobil nya dengan kecepatan diatas rata rata.

"Lo gak berubah ya matt?" lirih cilla pasrah dengan keadaanya yang diikat kencang, arcilla diam dengan posisinya yang mengenaskan karna percuma ia menggerak gerakan badannya.

Tak akan lepas dari jeratan tali ditubuhnya, cilla dan matthew dulu berpacaran, matthew yang terlalu obses selalu mengekangnya, cilla selalu mendapat kekerasan, bentakan juga paksaan dari matthew.

Arcilla pendam semua itu karna ia takut mendapatkan hukuman dari matthew hingga akhirnya ia capek, ia ngadu pada daddy samuel dan itu berakhir.

Entah kenapa sekarang cilla dipertemukan lagi dengan manusia iblis ini bahkan cilla pernah dipaksa untuk mengirim foto dirinya yang tak memakai baju.

"Its me, babe." jawab matthew dengan suara seraknya.

"Lo berhasil matt, berhasil bikin gue trauma, lo berhasil bikin mental gue down." ucap cilla mengingat apa yang dilakukan matthew dulu.

"Lo sadar gak? ini bukan cara yang tepat buat gue maafin lo yang dulu, gue makin benci sama lo matt." lirih cilla namun terdengar mendesak.

"I dont care babe, yang gue mau sekarang itu cuma lo, tubuh lo yang mulus ini." ucap matthew seringai menghiasi wajahnya yang menyeramkan.

Arcilla memejamkan mata didalam hati ia terus menyebutkan nama jarrel berharap jarrel akan segera menolongnya.

Arcilla berfikir kuat bagaimana ia bisa keluar dari lingkaran pria iblis ini.

Ramírez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang