7. Sudah Tidak Kuat

40.6K 306 9
                                    

Tidak ada jawaban pastinya Keyna berikan, karena dia masih ragu, masih bingung dengan semuanya.

Jadi, cewek itu lebih memilih alur takdir saja. Seperti sekarang dia juga sudah bahagia, berdampingan dengan Jeriko orang yang dia sayangi.

Tohh, dia juga tidak tau Jeriko setulus apa padanya. Apa yang cowok itu lontarkan tidak boleh di telan mentah-mentah. Karena kenyataannya beberapa hari lalu dia melihat Jeriko bersama Mora.

Jeriko dengan cewek itu terlihat begitu dekat.

Jeriko sendiri tidak menyinggung tentang cewek itu, jadi Keyna juga tidak membahasnya. Lagian, status mereka belum ada perubahan juga.

Sudahlah, tidak perlu di pikirkan dulu tentang yang lain-lain. Cewek itu lebih memilih menikmati waktu bersama Jeriko selama orang tuanya tidak ada. Karena jika sudah pulang, pasti mereka tidak akan sebebas sekarang.

Setelah seharian full bermalas-malasan di rumah, mereka akhirnya keluar untuk kencan seperti yang Jeriko katakan.

Keyna tidak tau kemana, tapi dari perjalanan yang jauh sepertinya Keyna menebak mereka menuju pantai tempat mereka dulu sering singgah.

Kurang lebihnya, Keyna masih hafal jalannya walaupun ada banyak perubahan tiga tahun belakangan.

"Lo masih sering kesini?"

"Kadang kalo kangen sama lo."

Keyna menyunggingkan senyumnya, kakinya di selonjorkan di paha Jeriko dan cewek itu sibuk menikmati pemandangan.

Agak gak sopan, tapi Keyna senang melakukannya. Rindu sekali dia manja-manja begini, tapi kalau sedang sendiri memikirkan kelakuannya jadi geli juga.

Bisa-bisanya seorang Keyna manja.

Jeriko memegangi kaki cewek itu, sesekali memijatnya. Tatapannya begitu tulus pada Keyna sembari membagi untuk menatap jalanan.

"Lo ga pernah dateng? Padahal ini tempat favorite kita."

Keyna tersenyum saja, sedang menerawang kebodohannya yang menyebalkan karena melepaskan Jeriko dulu.

Mungkin, jika hubungan mereka masih ada, tidak ada takdir yang menyebalkan ini.

Kalau boleh jujur dia pengen teriak dan mengumpat, keinginan mendapatkan Jeriko sangat tinggi tapi memang boleh ya dia berhubungan dengan pemuda itu? Secara norma saja pasti tidak akan elite.

Aih, Keyna benci kali. Kenapa juga sih si Mamanya itu bisa dapetin orang kaya, mana Papa Jeriko. Perasaan mainnya cuma ke pasar loakan mulu, kok bisa-bisanya dapetin orang kaya.

Heran sekali Keyna.

"Gue kalo dateng kesini bawaannya sedih dan keinget lo, dosa banget dulu mutusin tiba-tiba padahal lo lagi bucin-bucinnya." godanya.

Jeriko tertawa mendengar kalimat Keyna. "Untung gue sabar."

Keyna memutar tubuhnya, menumpukan punggungnya di pintu mobil dan dia menatap ke arah Jeriko.

"Lo gak marah, kecewa, atau dendam gitu sama gue?"

"Kecewa iya, marah juga iya, dendam pernah muncul juga," jawabnya. Jeriko menoleh, tangannya merambat nakal mengelus paha Keyna. "Tapi, sayangnya semua rasa itu gak ada apa-apanya. Rasa sayang gue dan bucin akut gue terlalu besar. Setia banget gak sih gue, Key?"

Keyna tertawa mencibir. Tapi tak urung mengangguk.

Jeriko memang tidak ada kabar pacaran dengan siapapun selama yang dia tau, kalau yang dia gak tau ya entahlah. Tapi, selama ini dia hanya tau Jeriko jomblo. Namun, walaupun begitu tidak sedikit yang dekat dengan pemuda itu. Jeriko adalah manusia humble, suka berbaur dengan banyak orang. Banyak yang salah paham dan Jeriko selalu menyangkal perihal kedekatan dengan siapapun.

My Crazy Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang