2

488 63 1
                                    

Hari ini Arlendra sudah kembali pulang ke rumahnya. Raska adalah yang mengurusi semua berkas-berkas kepulangannya dan juga mengantarnya. Meskipun ini baru pertama kalinya dia menginjakkan kaki di rumahnya ini, tapi ada rasa rindu di hatinya. Saat memasuki ruang tamu, Arlendra disambut oleh keluarganya sendiri dan keluarga Raska yang sama-sama membawa confetti dan kue.

Arlendra langsung berlari memeluk kedua orang tuanya. Dia benar-benar senang bisa kembali ke rumah. Semua orang yang ada disini sengaja berkumpul untuk merayakan kesembuhan Arlendra terlepas dari kesibukan mereka.

Bagaimana tidak? Orang tua Raska dan Arlendra semuanya bekerja sebagai dokter. Mereka berempat sudah bersahabat sejak masih di perkuliahan hingga sekarang. Bahkan mereka sengaja membeli rumah di lokasi yang sama agar bisa terus dekat satu sama lain.

Meskipun berada di spesialis yang berbeda, namun hal itu tak menjadi halangan bagi orang tua Raska dan Arlendra untuk tetap menjalin hubungan yang baik.

Daddy-nya Arlendra, Joseph Wiryawan, adalah dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit milik salah satu universitas swasta yang ada di kota mereka. Sedangkan papinya, Pradana Wibowo, adalah dokter spesialis orthopedi di rumah sakit tempat Arlendra dirawat selama dia mengalami koma. Selain itu, papinya juga sering menjadi dosen subtitut di kampusnya dulu. Arlendra adalah anak bungsu di keluarganya. Dia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Nicholas Wiryawan yang kini adalah mahasiswa kedokteran semester 3 di universitas yang sama dengan kedua orang tuanya dulu.

Untuk orang tua Raska, keduanya bekerja di rumah sakit yang sama dengan daddy-nya Arlendra. Papanya yang bernama Hendrawan Sunjoko adalah dokter spesialis anak lalu mamanya, Isyana Gunadi, adalah dokter spesialis bedah syaraf. Berbeda dengan Arlendra, Raska adalah anak sulung dan memiliki adik laki-laki yang saat ini masih duduk di kelas 9 bernama Daniel Arandika Sunjoko.

Kedua keluarga ini sangat dekat, bahkan jarak pernikahan mereka hanya terpaut satu bulan saja. Namun memang mereka memiliki anak di waktu yang berbeda.

"Selamat atas kesembuhan kamu ya, Ar. Tante kangen banget pengen masak-masak lagi sama kamu." Ucap nyonya Isyana.

"Nanti ya tante, tunggu bentar lagi."

"Itu oleh-oleh buat kamu udah tante taruh di kamar, ya."

"Oleh-oleh?"

"Iya, kan kemarin tante habis dari Singapore ngerayain ultahnya Daniel jadi tante bawain hadiah dari sana."

"Makasih ya, tante. Nanti habis ini aku buka."

"Selamat kembali ke rumah ya, Kak."

"Iya, makasih Dan. Maaf ya aku nglewatin ultah kamu."

"Santai aja, yang penting sekarang lo udah sembuh dan udah bisa bareng-bareng sama kita lagi."

"Hm, aku juga kangen banget sama kalian semua."

"Lo mau istirahat dulu atau gimana?" Sela kakaknya.

"Nanti aja deh, Kak. Emang kak Nicho hari ini ngga ada kelas?"

"Gue udah ijin sehari, kok. Besok baru masuk lagi."

"Ooh."

"Maaf ya ngga bisa lama-lama di rumah."

"Ngga apa-apa, lagian aku udah sehat jadi kak Nicho ngga usah khawatir." Jawab Arlendra sambil memeluk kakaknya.

"Iya deh, percaya. Gue doain biar lo ngga sakit-sakit lagi."

"Makasih doanya, kak Nicho juga harus jaga diri. Biar bisa jagain aku terus hehe.. "

"Dasar."

Arlendra hanya bisa pasrah saat dahinya terkena sentilan dari kakaknya sendiri. Sedangkan orang tuanya justru tertawa melihat mereka berdua.

DANDELIONS (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang