Prolog

164 32 6
                                    


Note: Jadi Sebelum ini di lanjut..
Aku mau bilang kalau ini adalah Republish cerita ku yg dulu judulnya 'PERMAISURIKU' dan sekarang berjudul 'KAALILYA'  ...
Sebenernya isinya pun ngga jauh beda dari cerita awal, tapi mungkin yg bikin beda hanya nama-nama pemeran nya saja yg aku ganti + Alur cerita yg sedikit banyak nya aku rombak..
Udah gitu aja, kalau ada yg bingung bisa tanya di kolom komentar nanti bakal aku jawab satu persatu..


🌜


🌜



Happy Reading





Seorang gadis belia berusia tujuh tahun tengah mengumpulkan kayu bakar di hutan, usai semua kayu nya terkumpul, ia lalu mengikatnya menjadi satu.
Namun ditengah perjalanan saya menuju rumah, ia mendengar Geraman kesakitan.

"Suara apa itu.?" Matanya berpendar, mencari sumber suara saat telinganya kembali mendengar Geraman yg sama namun jauh lebih keras

Gadis itu meletakkan kayu bakarnya diatas tanah, meninggalkan nya begitu saja untuk mencari sumber suara karena penasaran.
Lalu ia melihat seekor singa putih yg terbaring lunglai di tanah, kepalanya bergerak-gerak sembari menggeram kesakitan.
Tampak kaki kirinya terluka karena sebuah perangkap yg sepertinya sengaja di pasang oleh para pemburu.

Gadis itu mendekati sang singa lalu duduk di sampingnya tanpa rasa takut sedikitpun.
Tatapan nya terpusat pada luka di kaki singa itu, menatapnya sedih sekaligus khawatir.

"Kau terluka, raja singa." Sayang nya, sang singa beringsut menjauh sembari menggeram marah. "Jangan takut, aku tidak akan melukai mu. Tenanglah, Raja singa."

Raja singa menggeram keras agar gadis itu menjauh dan berlari ketakutan, namun sayang nya gadis itu tidak merasa takut sedikitpun.
Ia bahkan berani mengusap lembut kepala raja singa yg di hiasi senyum lebar, seolah mendapatkan mainan baru.
Sang singa berkedip saat melihat wajah bahagia gadis tersebut, dan anehnya sentuhan itu membuatnya kecanduan.
Raja singa meliukkan kepalanya manja kearah gadis itu untuk mencari kenyamanan, moncong nya berada di lekukan leher si gadis kecil.
Ada sebuah tanda bersimbol mahkota kecil di leher kanan gadis itu, sang singa mengendus rakus aroma tubuh yg mengundang rasa laparnya, sesekali menjilati area itu hingga membuat sang empunya terkikik geli.

Menyadari sang singa telah luluh, senyum gadis itu kian melebar, tangan mungilnya melingkari kepala rasa singa, memeluknya gemas.

"Ternyata kau sangat manja, Raja singa."

Raja singa membuka mulutnya lebar-lebar, menunjukkan giginya yg bersih dan rapi, serta tarung panjang nan runcing di masing-masing sisinya.
Ia membuka mulut dan bersiap menyantap makanan lezat di hadapan nya, namun mulutnya tertutup rapat saat suara gadis itu kembali mengudara.

"Nenek salah, kau tidak jahat. Kau bahkan tidak memakan ku." Saat gadis itu mengurai pelukan nya, sang singa menggeram tidak suka. "Aku akan mengobati luka mu, tenanglah.." ujar gadis itu menenangkan, sembari membuka benda yg menjepit kaki sang singa dengan hati-hati

Raja singa menggeram kesakitan sebelum merasa lega. "Maaf jika aku melukaimu, aku akan mencari dedaunan untuk mengobati luka di kaki mu"

Singa itu berbaring dengan anggun, kepalanya berdiri tegak bak seorang raja, ekor nya bergerak kesana-kemari seolah menjadi tanda jika ia sedang bahagia.

Manik bulat keemasan miliknya memperhatikan gadis cantik yg tengah bergerak kesana-kemari, mencari obat untuk mengobati kaki nya dengan sorot bersahabat.
Dia sangat baik, pikirnya.

Usai menemukan semua yg dibutuhkan, gadis itu mulai menghaluskan nya dengan batu berukuran sedang yg ada di hutan itu.

"Apakah mau tahu, Raja singa.? Nenek ku adalah seorang tabib kerajaan, jadi aku sedikit mengerti tentang dunia pengobatan, oleh karena itu aku bisa mengobati lukamu." Gadis itu menatap raja singa dengan senyum, setelah dirasa cukup halus, ia pun tersenyum senang. "Lihat lihat... Raja singa.! Obat untuk kaki mu telah siap."

Sang singa mengangguk kaku, ia memperhatikan wajah ayu gadis yg sedang mengobati luka di kaki nya itu lekat-lekat.
Gadis itu pun mengikat kakinya yg sudah di obati dengan sapu tangan berwarna putih.

"Ini adalah saputangan pemberian nenekku, di sapu tangan ini terdapat ukiran namaku dan saputangan ini sekarang milikmu. Anggap sebagai hadiah kecil dariku, Raja singa." Ujar si gadis menatap singa itu dengan senyum manis. "Sekarang pergilah, kaki mu akan segera sembuh"

Singa itu menggeram penuh protes.

"HARNUM, DIMANA KAU ANAK NAKAL.?!!"

Sontak gadis itu berdiri dengan tubuh bergetar ketakutan saat mendengar suara keras yg sangat familiar.
Singa itu menyadari gelagat takut dari gadis itu pun segera bangkit dan bersikap waspada sembari menggeram marah.

"A-Aku melupakan kayu bakarnya, A-ayah pasti akan memarahiku lagi." Gadis itu menunduk, menatap sang singa khawatir. "Raja singa, ayah ku adalah seorang pemburu. Kau harus segera pergi dari sini, pergilah yg jauh. Aku akan menahan Ayahku." Ujar gadis itu sebelum berlari lalu menghilang seiring cepatnya kaki mungil itu dibawa pergi oleh pemiliknya

Sang singa menggeram pelan dengan tatapan tajam penuh kesedihan, ia sangat benci dengan perpisahan mereka itu.

"Pangeran.... Anda dimana.? Segeralah kembali, ibu Ratu mencari anda."

"Ya, Jendral."

Raja singa menggeram sendu namun matanya berkilat dingin, ia bergumam penuh keseriusan sebelum berlari cepat, meninggalkan hutan barat Alaska dengan membawa kenangan manis gadis itu bersamanya.

"Akan ku temukan kembali dirimu, Permaisuriku.!!"






"{KAALILYA}"






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAALILYA (YoonMin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang