10 || Kesepakatan bersama

42 32 2
                                    

Come on, enjoy !

Come on, enjoy !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Marni cemberut ketika Julian dengan tegas menolak untuk membiarkannya menggantikan tempatnya di kafe.

Julian berbicara dengan tegas, namun dengan sedikit kelembutan. "Aku tidak ingin kamu bekerja, kamu mendengarku?"

Julian melanjutkan, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu. "Aku dengar Kyle mengatakan bahwa kamu tidak ingin aku kewalahan. Benarkah? Apakah kamu ingin membebaskan ku dari beberapa tanggung jawab ku, sehingga aku tidak terlalu lelah karena harus melakukan ketiga pekerjaanku sekaligus?"

Marni mengangguk tanda mengiyakan. Julian mendesah sebagai tanggapan, nadanya serius. "Marni, kamu sadar akan jati dirimu, bukan?"

Marni membalas tatapannya. Julian melanjutkan, suaranya dipenuhi kekhawatiran. "Kau putri duyung. Apa yang akan terjadi jika identitas aslimu terbongkar? Kau bisa ditangkap, dan mungkin aku juga akan bernasib sama karena menampung makhluk dari dunia lain."

Marni terdiam, merenungkan betapa seriusnya situasi ini. Membayangkan Julian ditangkap dan menghadapi hukuman hukum berat hanya karena dia sungguh tak terbayangkan.

Julian melanjutkan, nadanya lembut namun tegas. "Aku berterima kasih atas perhatianmu dalam meringankan bebanku, namun, kau harus ingat bahwa kau adalah putri duyung. Aku tidak bisa tidak khawatir tentangmu saat kau sendirian tanpa aku di sisimu, karena aku takut identitasmu yang sebenarnya akan terbongkar."

Marni terdiam beberapa saat, mencerna kata-katanya. Julian melanjutkan, suaranya lembut namun tegas. "Kau mengerti apa yang kukatakan, oke? Kau tidak perlu bekerja, tidak perlu—"

"Tidak, aku tidak setuju. Bagaimana aku bisa bersenang-senang jika kamu sendiri sudah lelah mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus?" Marni menyela dengan tegas. Suaranya tegas dan penuh tekad.

Julian terkejut dengan tanggapan Marni yang keras. Dia terdiam sejenak dan terkejut dengan tekadnya.

"Tolong, izinkan aku bekerja," pinta Marni, suaranya tegas. "Aku jamin, identitas ku tidak akan terbongkar.

Ia kemudian memegang tangan Julian dengan erat, meremasnya dengan lembut. "Julian, percayalah padaku. Tidak perlu khawatir. Hati kita saling terhubung, dan selama kita tetap terpisah, kita masih bisa merasakan satu sama lain."

Julian masih terdiam, matanya tertuju pada tangan mereka yang saling bertautan. Ia menatap tangan ramping dan indah wanita itu yang menggenggam tangannya.

Setelah terdiam cukup lama, Julian memegang tangan wanita itu erat-erat. Kemudian, tatapannya tertuju pada wanita itu, ekspresinya serius.

"Berjanjilah padaku," dia memulai, "kamu tidak akan mengungkapkan identitas aslimu kepada siapa pun. Dan jika mereka menanyaimu, kamu harus menjawab dengan hati-hati."

MARNI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang