Chapter 30 - Spoiler Bab

32 3 0
                                    

🦊🦊🦊

"Karena wajah yang kau miliki ini...." Katanya dengan senyum keji, guci berdarah ditangannya beralih ke pipi Andin, meninggalkan goresan dangkal di wajah sang adik yang kini tampak pucat. "... Aku sangat membenci dirimu. Karena hanya dengan melihat wajahmu yang mirip dengan ayah kita, aku kembali mengingat betapa diriku sangat hina dan kau masih murni seperti biasanya! Bagaimana bisa aku diam saja melihat itu, adikku sayang?!"

Elsa mengira hidup Andin jauh lebih baik dari keadaannya sendiri setelah perceraian orang tua mereka.

Sedangkan dirinya harus hidup melarat bersama Sarah dan ayah tiri pertamanya dengan banyak hinaan juga pukulan.

Hidupnya dulu tak lebih baik dari seorang pelacur yang tak berharga. Hidup yang menurutnya seperti neraka, yang membuatnya ingin mati saja.

Lalu dirinya mendengar kabar itu, Andin yang hidup mewah di Mansion Hielson dan menjadi putri angkat Surya yang dilimpahi kasih sayang.

Mereka merupakan kakak dan adik, kenapa takdir lebih kejam memperlakukan hidupnya?

Kemudian dia melakukan itu, menggunakan tubuhnya sendiri, mendapatkan setiap bantuan dari laki-laki bajingan yang dikenalnya untuk mendekatkan Sarah pada Surya.

Dia membayar mahal setiap kebebasan dan kemewahan yang dia rasakan saat ini. Harga dirinya, tubuhnya dan juga jiwanya sudah sepenuhnya rusak dan tak bisa di perbaiki. Dia tidak perlu lagi merangkak ke setiap tempat tidur pria-pria kaya hanya untuk menghidupi dirinya sendiri.

Dan kemudian memikirkan kalau sang adik yang sejak lahir sudah mengambil perhatian semua orang darinya, hidup mewah tanpa kesusahan, Elsa mulai merasakan iri hati yang bersarang di dadanya semakin kuat saja hingga sekarang. Dan kebencian itu terus tumbuh, seiring dirinya memikirkan kehidupan yang Andin jalani lebih beruntung dari pada hidupnya.

Elsa benar-benar ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri, kehancuran Andin. Kehancuran yang sama persis, dengan kehancuran dari hidupnya yang lalu.

Jungma cepat-cepat berlari ke arah Elsa yang membungkuk dan Andin yang masih berbaring. Ia menjauhkan kedua wanita itu yang kini sama-sama memiliki wajah pucat.

Andin tergeletak pingsan dengan darah terkuras dari luka lengannya.

Sedang Elsa beranjak menegakkan tubuhnya bangun. Dengan mata yang mulai kabur, dia berjalan pelan untuk mengambil ponselnya di atas meja makan.

Ponsel Andin yang juga berada di atas meja makan menyala, menampilkan sebuah panggilan dengan nomor baru tanpa nama.

Jungma di landa perasaan cemas yang membuat tubuh tuanya terhuyung lemas tatkala dilihatnya tubuh Andin jatuh pingsan dan terluka. Wanita paruh baya itu bergegas memanggil seseorang untuk dimintai bantuan. Dengan wajah berurai air mata, Jungma melangkah ke tempat di mana telepon di letakkan, tangannya yang memegang gagang telepon sudah gemetaran keras sekali.

Jungma meminta bantuan pada salah satu sopir kepercayaan yang sangat dekat dengan Andin, "Tolong bantu... Nona Andin... Tolong Theo!"

Musimnya Cinta (Season's Of Love Series/SoL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang