oversleep

242 30 2
                                    

Thanks buat vote ygy.

Enjoy~










































Nathan mengamati Bianca yang tertidur pulas diatas sofa.
Melihat televisi yang masih dalam keadaan  menyala dengan inisiatifnya pun Nathan mematikan televisi tersebut.
"Haruskah aku melibatkannya? Tapi aku sudah sejauh ini untuk melepaskannya" ucapnya.

Memang benar ini semua rencana Nathan.
Dari awal ia mendekati Bianca karena ada maksud tertentu. Tidak lain tidak bukan adalah untuk melancarkan aksi balas dendamnya terhadap papa Justin.
Karena papa Justin lah yang merupakan dalang yang menyebabkan kedua orangtua Nathan meregang nyawa.
Kedua orang tuanya merupakan korban tabrak lari dari papa Justin.
Pada masa kejayaannya, tiada satupun orang yang dapat menyentuhnya atau bahkan merendahkannya.
Bisa dilihat dari bagaimana sikap Justin yang merupakan cerminan papanya tersebut. Yaitu keras kepala dan tak mau kalah.

"Maafkan aku" Nathan mengelus puncak kepala Bianca lalu setelahnya ia pergi meninggalkannya.










..












Sementara itu dilain tempat.
Justin terlihat cemas. Ia mengigiti kuku tangan kanannya. Ia selalu melakukan itu pada dirinya sendiri karena tidak bisa melampiaskannya pada hal lain.

Tok.. tok..tok

Robby dan Danny memasuki kamar Justin dengan raut wajah mereka yang ketakutan.

"Kalian dapat info? Dimana Bianca?" Tanya Justin

Danny dan Robby kompak menggelengkan kepala.

"Tapi kemarin Bianca pulang bareng cowo, katanya sih itu kakak tingkatnya."ucap Robby

"Namanya Nathan" timpal Danny

"Kalian nanya dimana alamat rumah dia?" Tanya Justin

"Nah itu dia. Pas gue tanya tanya, ngga ada satupun temennya yang pernah main ataupun ngerjain tugas dirumahnya." Ucap Danny

"Ya lu bego atau bagaimana sih. Lu kan bisa datengi bagian kesiswaan, disana pasti tertera semua alamat lengkap bahkan nama orangtuanya dia" jelas Justin

"Eh tumben lu pinter Tin, yauda besok deh gue kesana lagi. Sekarang gue mau istirahat dulu, capek banget gue kayak wartawan seharian ini" ucap Danny

"Gue juga sama. Gue numpang tidur ya" Robby menghempaskan dirinya diatas ranjang Justin

Tampak Justin menghela napasnya. Sedikitnya ia merasa lega. Karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Bianca.
Namun disatu sisi ia juga masih merasa khawatir karena tempo hari ia menabrak orang hingga tewas dengan mobilnya.

Namun ia mengenyampingkan rasa khawatirnya itu, karena ia tahu papanya akan mengurus hal itu untuknya.












..
















Keesokan harinya.
Baru saja Bianca memasuki kelasnya, buru buru tangannya langsung ditarik oleh Rendy dan membawanya pergi dari sana.

Rendy membawa Bianca ke Lab Biologi.
Sambil melihat ke kanan dan ke kiri seakan memantau situasi yang ada, Rendy terus meminta Bianca untuk tetap diam dan tenang.

"Ren, sebenarnya ada apa sih? Kamu kenapa?"tanya Bianca

"Kamu uda putus kan dari Justin?" Tanya Rendy

Bianca menganggukan kepalanya
"Iya, kenapa sih?" Tanyanya

"Aku punya temen, temenku itu temenan sama temennya mantan kamu si Justin." Ucap Rendy

"Terus?"tanya Bianca

"Ya intinya, temen temennya Justin nyariin kamu. Kayaknya mereka berdua disuruh sama Justin" jelas Rendy

"Hh.. astaga. Aku kira semuanya bakal tenang tenang aja, soalnya kan dia yang buat masalah bukan aku" ucap Bianca

"Aku ngga tau masalahnya apa dan aku juga ngga mau tau masalahnya apa. Sekarang temen temennya Justin ada dikampus kita" ucap Rendy

"Kalian berdua ngapain disini?"tanya Nathan yang baru saja memasuki lab Biologi dengan jas lab nya.

"Nah kebetulan ada Kak Nathan. Kak, bawa Bianca pulang kerumah kakak deh. Eh.. jangan kerumah kakak, ya pokoknya bawa pergi dulu aja kemana gitu" ucap Rendy.

"Kenapa?" Tanya Nathan

"Aku akan menjelaskan semuanya dari awal.
Bianca ini kan uda putus dari Justin, nah si Justin ini ngga terima kalau mereka putus jadi Justin nyuruh temen temennya buat nyari keberadaan Bianca. Tapi kata anak anak kemarin, temen temennya Nathan nanyain alamat rumah kakak. So.. sebaiknya hari ini kalian bolos dulu deh, biar aku yang ngeladeni mereka berdua" jelas Rendy.

"Aku sudah menunggu moment itu. Jadi aku tidak perlu menghindari mereka. Tapi sebelumnya, nama kamu siapa?" Tanya Nathan

"Kembarannya Aliando kak. Rendy" ucap Rendy sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Thanks Rendy for your information. Untuk saat ini, aku titip Bianca ya. Aku harus nemuin mereka berdua sekarang" setelah mengatakan itu Nathan melepas jas lab nya dan pergi meninggalkan lab Biologi.

"Whoah.. aku ngga nyangka bisa ngobrol sama kak Nathan. Ini beneran ngga sih? Bi, coba cubit aku"ucap Rendy

Namun bukannya mencubit, Bianca justru melayangkan satu pukulan pada lengan Rendy

"Aww!!" Rendy menatap tajam Bianca

"Biar lebih kerasa" balas Bianca lalu tersenyum.











..















Dilain tempat terlihat Robby dan Danny baru saja keluar dari ruang dosen.
Danny memegang selembar informasi tentang Nathan.
"Tau gitu harusnya dari kemarin kita nanya bapak itu" ucap Robby

"Yakan gue kaga kepikiran"balas Danny sambil mengamati photo Nathan yang tertera di selembar kertas tersebut.

"Kok gue punya feeling ngga enak ya?" Ucap Danny

"Sama, gue juga. Ini anak tatapan matanya tajam benget." Ucap Robby

Disaat mereka berdua sedang membicarakan Nathan, disaat itu juga Nathan muncul dihadapan mereka. Tepat dihadapan mereka berdua.

"Goals nih?" Tanya Nathan

Untuk sesaat Robby dan Danny dibuat terpaku melihat aura dingin Nathan.
Bahkan Danny sampai membuka lebar mulutnya.

Tidak dipungkiri, Nathan memang se berkharisma dan se menawan itu.

Pantas saja, mereka berdua dibuat tak dapat berkutik dihadapannya.






























I'll be back soon

Lopyu
Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang