"Saya pesan nasi liwet nya 1, telur dadar nya 1, sama ayam goreng 1 nya. Minum nya, es jeruk aja. Kalau istri saya, kamu mau makan apa nab?". Nabila sejenak tertegun saat paul mengakui nabila sebagai istri nya di depan pelayan lestoran itu.
"Nab, kamu mau makan apa?. Atau mau samain kaya aku heum?". Tanya paul kembali ketika nabila tak ada respon.
"Hah?". Hanya itu yang mampu di lontarkan oleh nabila.
"Kamu mau makan apa nabila?". Tanya paul sekali lagi dengan nada lembut nya.
"Saya ga makan, saya pesan teh hangat nya aja satu. Jangan pakai gula". Jawab nabila.
"Makanan yang saya pesan jadi nya 2 porsi aja ya mba". Ucap paul kembali.
"Untuk siapa?. Saya gamau makan". Nabila.
"Kita udah disini berdua. Jadi, makan harus berdua". Pelayan tersebut menjadi bingung harus mencatat sesuai pesanan nabila atau paul.
"Mba ga usah, makanan nya 1 porsi aja. Saya teh hangat aja". Ucap nabila.
"Mba udah punya suami?". Paul secara tiba tiba malah bertanya status pelayan itu.
"Hah saya pak?. Belum". Jawab pelayan tersebut dengan nada bingung nya.
"Walaupun kamu belum menikah. Kamu tau kan hukum dalam islam kalau istri ga nurut sama suami?". Ternyata paul bertanya seperti itu untuk menyindir nabila yang membantah paul karena tak mau makan siang.
"Hukum nya dosa pak". Pelayan tersebut hanya menjawab atas pertanyaan paul.
"Dengerkan?. Dia yang belum punya suami aja tau, masa kamu ga tau". Paul.
"Mba, hukum suami bohong sama istri nya gimana tuh mba menurut islam ". Nabila malah bertanya juga kepada pelayan tersebut hanya untuk berbalik menyindir paul.
Pelayan tersebut bukan seperti pelayan lestoran. Melainkan, pelayan menjawab pertanyaan suami istri itu yang sedang perang dingin.
"Dosa bu, apa lagi bohong sama istri". Paul malah cemberut karena ia merasa istri nya menyindir dirinya.
"Tuh, dia aja yang belum punya suami tau. Hukum suami yang bohong sama istri nya apa. Masa kamu sebagai suami ga tau si, hukum suami bohong sama istri ck". Nabila yang merasa menang membuat paul kesal kepada nya.
Pelayan tersebut menjadi akward. Entah, dirinya harus mencatat pesanan siapa. "Maaf, jadi mau pesan makanan yang 1 porsi atau 2 porsi?". Pelaya.
"1 porsi". Nabila.
'2 porsi mba, udah ya mba". Tanpa adanya bantahan lagi dari nabila. Pelayan tersebut pun pergi dari sana."Saya gamau makan". Nabila.
"Sudah terlanjur di pesan. Kamu mau, nasi itu menangis karena ga kamu makan?". Pertanyaan paul seakan akan nabila adalah anak kecil yang usia nya 8 tahun.Nabila hanya terdiam pasrah ketika makanan itu memang sudah di pesan. Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya makanan itu sampai di meja mereka.
"Makan nabila". Perintah paul ketika nabila tak menyentuh makanan itu sedikit pun.
"Di bungkus aja lah. Saya beneran ga nafsu makan". Nabila.
"Makan". Paksa paul.
"Saya ga suka di paksa!". Nabila.
"Saya ga suka di bantah nabila". Dua duanya teguh dengan pendirian mereka masing masing.Nabila yang lagi males berdebat. Akhir nya ia pun makan makanan itu. Dan paul tersenyum. Walaupun nabila sedang marah dengan nya. Namun, nabila selalu menurut apa yang ia katakan dan itu nilai plus bagi paul menatap wanita sholehah itu.
"Di rumah kita, belum ada apa apa. Mau sekalian belanja keperluan ga?". Tanya paul.
"Boleh deh, biar sekalian keluar". Jawab nabila yang kini mereka sudah berada di mobil setelah makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menata Cinta
TienerfictieJika aku bukan yang kamu inginkan. maka, biarkanlah aku untuk berusaha agar aku menjadi seseorang yang kamu dambakan.