Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻
☆
☆
☆☆
☆
☆
☆☆☆☆
Ke esokan paginya, Hari itu sinar matahari pagi menembus jendela kamar Bayu, membangunkannya dari tidur lelapnya. Ia merasa segar, tetapi pikirannya segera tertuju pada kejadian kemarin. Pertemuan singkat dengan Ina di kampus ayah Arsam terus menghantui pikirannya sepanjang malam.Bayu tak bisa mengabaikan tatapan mata Ina, yang tampak begitu tulus dan penuh pengertian. Namun, lebih dari itu, ada sesuatu yang lebih mendalam yang tertanam dalam benaknya. Sesuatu yang membuatnya merasa terpanggil untuk lebih dari sekadar pertemuan biasa.
Bayu kembali dikejutkan untuk kehadiran arsam yang super cepat pagi itu.
Arsam sudah berada di luar, menyiapkan motornya ketika Bayu keluar dari pintu rumah. “Sudah siap?” tanya Arsam sambil melirik sekilas ke arah Bayu.
Bayu mengangguk. Kau sudah sampai saja?" Timpalnya sedikit mengangka alis kanananya, ia masih setengah terpikirkan dengan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya belakangan ini. “Kemarin itu... Ina,” katanya pelan.
Arsam tersenyum tipis. “ku rasa, sudah saatnya kau mengatakan isi hati mu padanya bay"
Bayu hanya tersenyum kecil, tidak menyangkal. Namun, sebelum ia sempat berkata lebih jauh, Arsam memotongnya, “Tapi sekarang kita harus fokus. Tugas kita di Surabaya ini tidak bisa ditunda lagi. Ini adalah kesempatan untuk kita berdua.”
Bayu mengangguk, menyingkirkan pikirannya sejenak. Ia tahu apa yang dikatakan Arsam benar. Mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, pengabdian pada negara yang harus didahulukan. Dengan semangat baru, Bayu melangkah ke arah motornya dan bersiap untuk perjalanan menuju tugas barunya di Surabaya.
"Tunggu, lalu bagaimana dengan rena? Kau tak mengabari nya?" Jeda bayu kala baru saja arsam akan menaiki motornya.
"Ada sesuatu yang tak bisa saya jelaskan bay, sudahlah. Ayoo berangkat" timpal arsam dengan eluhan kecil di akhir kalimat.
Perjalanan mereka tidak lama, namun cukup untuk memberi waktu kepada Bayu dan Arsam untuk merenung. Tak ada percakapan apapun antara keduanya. Sepanjang jalan, pemandangan kota yang semakin ramai mulai terlihat. Bayu mencoba mengalihkan pikirannya dari perasaan pribadinya dan fokus pada apa yang ada di depan mereka.
Ketika mereka tiba di Surabaya, suasana militer terasa kental. Para perwira pertama dan beberapa bintara senior sudah menunggu di barak militer tempat mereka akan bertugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Expulsion
Fanfiction"Cantik, harapan saya kali ini adalah menjadi masa depan mu ren" bisik arsam pelan yang hanya terdengar oleh angin malam yang kian menusuk tubuhnya.