Chapter 17 - Tanding Futsal

11 2 1
                                    

"Seperti sucinya embun pagi, nama mu selalu ku sebut dalam setiap sujud ku pada-Nya. Dan kuselipkan pula dalam setiap doa yang kupanjatkan di sela rasa rindu dan taqwa ku terhadap-Nya."

Icha tersenyum sipu membaca pesan balasan dari Bayu.

Entah dari mana pemuda itu menemukan kata-kata puitis tersebut. Atau mungkin Bayu merangkainya sendiri. Icha nggak tahu. Yang pasti dia seneng.
Hatinya semakin terpaut pada sosok pemuda yang belakangan ini mengisi hari-harinya.

"Hm, boleh aku tahu, apa yang kamu minta pada Allah? Apa itu tentang aku dan kita?"

Begitu bunyi pesan balasan dari Icha. Bayu tersenyum membacanya. Dia lantas mengetik, "Ada banyak yang aku pinta. Salah satunya, aku berdoa supaya kamu bisa bersama orang yang kamu cintai."

Mulianya hati Bayu, Icha terkagum-kagum.

"Hm, ngomong-ngomong besok ada acara nggak?"

Deg!

Bayu kaget pas baca pesan balasan dari Icha. Dari pertanyaan cewek itu, kayaknya lampu hijau mulai menyala nih. Bayu kegirangan.

Dia buru-buru ngetik pesan balasan. Saking buru-buru, banyak typo bertebaran.

"Nggak! Aku ada acara besok!"

"Oh, gitu. Yaudah, maaf kalo aku udah ganggu kamu."

Loh?

Bayu melongo baca pesan balasan dari Icha.

Kok Icha kayaknya marah gitu?
Kenapa ya?

Bayu heran dan bingung. Maka buru-buru dia baca pesan yang dia kirim ke Icha sebelumnya.

'Nggak! Aku ada acara besok!'

Astagfirullah!

Bayu kaget setengah mati pas lihat pesan yang dia kirim ke Icha. Pantas aja Icha ngambek! Rupanya dia salah ketik! Aduh gimana, nih?

Bayu cuma geleng-geleng. Dan saat dia mau chat Icha lagi, eh tiba-tiba ponselnya berbunyi. Miko tiba-tiba telepon.

Bayu geleng-geleng. Segera dia geser tanda hijau di layar ponselnya.

"Bay, lo di mana? Anak-anak lagi nungguin di lapangan futsal!"

Astaghfirullah!

Bayu nepak jidat. Dia lupa kalo sore ini mau tanding futsal sama anak-anak komplek sebelah. Dia mesti buru-buru ke sana.

"Iya, gue cabut!"

"Buruan!"

Bayu bergegas mengantongi ponselnya, lantas dia melesat menuju motornya di depan rumah.

Bu Ranti dan Pak Aldi yang lagi ngadem di teras keheranan lihat sang putra bawa motornya ngebut.

"Lah Bayu mau kemana? Kok nggak pamitan?" kata Pak Aldi.

Bu Ranti menghela nafas. "Paling juga mau main bola. Biarkan saja, Pa! Mama pusing mikirin tuh anak."

Pak Aldi keheranan, "Pusing kenapa? Emang Bayu ada masalah?"

Bu Ranti pasang muka lesu, "Mama pikir, Bayu bisa deket sama Icha. Eh, ternyata Icha udah punya pacar."

Pak Aldi terkekeh-kekeh dengernya. Kemudian diusap punggung tangan istrinya. Bu Ranti menatapnya sambil cemberut.

"Bayu 'kan masih sekolah, ngapain juga Mama mikirin kayak gitu? Biar aja mereka memilih jalannya masing-masing. Toh kalo memang jodoh nggak bakal kemana."

Bu Ranti cuma ngangguk mendengar ucapan bijak suaminya. Pak Aldi tersenyum tipis.

Pak Kades sudah banyak membantu mereka. Alangkah senangnya kalo memang mereka bisa berbesan kelak.

MELTING ME SOFTLY (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang