Lumpuh?

486 44 11
                                    

" Sya lo kenapa " ujar gibran panik seketika.

" Gak tau gib kaki gue gak bisa gerak" ujar rasya berusaha menggerakkan kedua kakinya.

" Yaudah syad lo tolong telfon papa sekarang" ujar gibran.

Rasya pingsan karna rasa sakit yang amat sakit .

" RASYA!!!" Teriak mereka berempat tidak lain adalah naura, gibran, irsyad dan adara.

Gibran membopong tubuh rasya ke kursi panjang lalu membaringkan nya.

" Dar lo rangkul naura aja bawa dia ke kursi " perintah gibran,adara menggaguk ia langsung merangkul naura dan mendudukkan naura di kursi.

Irsyad yang diperintahkan gibran menelfon fathir kini ia mengambil handphone di saku celana nya ia menekan aplikasi telfon lalu menekan kata
"Papa☀️".

Papa ☀️

Assalamualaikum pa rasya naura pa

Walaikusalam syad kenapa naura rasya

Tadi naura gak sengaja nyebur pa terus rasya nyebur buat nyelamatin naura tapi kaki rasya gak bisa gerak,papa bisa kesini pa ?

Iya syad papa sekarang kesana ya kalian tenang
Tapi rasya mana

Rasya pingsan pa

Astaghfirullah yaudah papa kesana sekarang

Tut

Telfon dimatikan secara sepihak oleh fathir.

20 minit kemudian Fathir dan salma telah tiba di taman lestari danau ia dan salma langsung menghampiri kelima anaknya.

" Astaghfirullah naura kamu gakpapa" ujar salma dengan raut wajah khawatir.

" Gakpapa bu tapi rasya masih belum sadar dari pingsannya" ujar naura dengan suara lemah " terus rasya mimisan"lanjutnya.

" Astaghfirullah rasya mas cepet bawa rasya ke rumah sakit" ujar salma khawatir.

" Gib bantu papa ya" ujar fathir kepada gibran, gibran menggaguk lalu membantu fathir mengangkat tubuh rasya.

Fathir dan Gibran membopong tubuh rasya ke dalam mobil diikuti dengan salma merangkul naura,adara dan irsyad mengikuti di belakang.

30 minit kemudian mereka telah tiba di rumah sakit medika, Fathir membopong tubuh rasya yang lemah,pucat dan membiru fathir memanggil beberapa petugas rumah sakit untuk membawa rasya ke ruang IGD untuk mendapatkan rawatan lebih lanjut.

Kini rasya telah dibaringkan di atas brankar rumah sakit dan dibawa ke ruang IGD.

" Maaf bapak ibu silakan keluar dulu yaa soalnya doktor mau mentindaklanjuti pasien" cegah salah satu suster di ruang IGD.

Fathir dan salma menggaguk mereka keluar dari ruangan IGD.

Gibran,adara,naura dan irsyad sudah pulang terlebih dahulu karna ingin menukar pakaian mereka yang basah.
Karna Fathir yang menyuruh mereka pulang terlebih dahulu, Fathir tak mau jika mereka sakit apalagi sekrang rasya sedang di rumah sakit.

2 jam kemudian tidak ada tanda tanda doktor keluar dari ruangan IGD.
Mereka berdoa untuk keselamatan rasya yang sedang di dalam ruangannya.
Naura, gibran, irsyad dan adara 1 jam lalu sudah berada di rumah sakit dengan membawa tas baju untuk rasya.

" Kok doktor gak keluar yaa" ujar adara dengan mata berkaca kaca.

" Sabar dar " ujar gibran.

" Ini salah aku pa bu kalo aku gak ke tepi danau pasti rasya gak gini " sesal naura kepada dirinya.

" Naura lo gausah nyalahin diri lo sendiri ini semua tuh takdir nau " ujar irsyad menenangkan Naura.

" Iya sayang benar kata Irsyad " ujar Salma.

" Kita berdoa yaa " ujar fathir.

Tidak lama kemudian sosok laki laki dan perempuan yang berpakaian serba hijau keluar dari ruangan IGD dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Fathir merasa lega ia langsung menghampiri doktor dan suster berharap akan ada khabar baik untuk rasya.

" Dok gimana keadaan anak saya" ujar fathir beranjak dari tempat duduknya diikuti dengan salma dan empat anaknya.

" Keadaan anak bapak tadinya kritis tapi alhamdulillah dia bisa melewati masa masa kritisnya sekarang dia sudah stabil dan sudah siuman pa,tapi rasya mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya pak" ujar doktor itu.

Deg

" Hah kok bisa doktor" kali ini bukan fathir menjawab tapi naura.

" Begini mbak rasya mengalami kelumpuhan karna kakinya yang terkena benda tajam apalagi sudah lama di air " ujarnya.

" Tapi dok apakah selamanya atau sementara?" Tanya salma kini membuka suara.

" Tidak usah risau bu kemungkinan rasya cuman mengalami kelumpuhan sementara" ujar doktor itu dengan senyuman " saya permisi mau keruangan saya kalo kalian pengen masuk silakan tapi mohon jangan membuat ia drop lagi dan satu lagi rasya nanti sore akan kami pindahkan ke ruang inap" lanjut nya lalu melenggang pergi meninggalkan Fathir,salma dan empat anak fathir.

Kini Fathir, salma dan empat anaknya berada di ruangan rasya,rasya yang sudah siuman masih terbaring lemah di atas brankar nya dengan alat medis.

" Rasya! " Seru naura lalu memeluk erat tubuh rasya,rasya diam ia mengelus lembut rambut naura.

" Na-u gu-e sesak" ujar rasya,naura melepaskan pelukannya dari rasya.

" Papa ibu aku dimana" tanya rasya.

" Dirumah sakit rasya" ujar fathir.

" Kok kaki aku gak bisa gerak aku udh gerakin tapi gak bisa " ujar rasya sambari menggerakkan kedua kakinya nihilnya tidak bisa.

Deg

Seketika semuanya terdiam sejenak mereka saling melempar pandangan antara satu sama lain.
Fathir, salma dan keempat saudaranya matanya sedikit meneteskan air mata mereka,naura tak bisa menahan tangisnya ia menangis histeris karna keadaan rasya sekarang,itu berlaku karnanya dalam pikiran Naura.

" Nau kok lo nangis sih gue ada yang salah ya" ujar rasya dengan polosnya " ini lagi kaki lo kenapa sih gak bisa gerak " lanjutnya.

" Papa rasya kenapa sih kok gak bisa gerakin kaki aku" tambah rasya.

" Kamu jangan kaget ya kalo papa bilang ini sama kamu "

" Enggak kok pa janji deh "

" Kamu harus kuat kita lewatin sama sama anak papa "

" Iya pa emangnya kenapa sih "

" Kamu sebenarnya..............."






















Bersambung.......

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang